Rabu, 09 November 2016

Ismail Bukan Provokator

*Penjelasan Bpk. Basri Salama (Anggota DPD RI dari Maluku Utara) tentang : Ismail Ibrahim Bukan Provokator*

Sy sebenarnya tdk mau menulis status tentang Anakda Ismail Ibrahim di FB, tapi begitu membaca beberapa media
dan komentar orang2 terhadap dirinya yg terlanjur berlebihan maka sy merasa perlu meluruskan.

*"Ismail Bukan Provokator"*

Ismail Ibrahim adalah seorang aktivis muda, Mahasiswa di salah satu Universitas di Jakarta Selatan. Umurnya 23 tahun, mahasiswa Sospol ini adalah juga anggota HMI komisariat sospol HMI Cabang Jakarta Selatan. Dia lahir di Tidore, tepatnya di kelurahan Bobo. Saat kuliah di Jkt, Ismail Muda ini tinggal bersama sebagian teman2nya di sekertariat Fomatika Jakarta yaitu Organisasi tempat bernaungnya adik2 mahasiswa asal Tidore.

Ismail atau sehari-hari kami panggil Mael, tidak lagi tinggal di sekertariat Fomatika dikarenakan kontrakan sekretnya tdk bisa dilanjutkan lagi. Kami sepakat ajak dia tinggal bersama kami sejak 2015, di Pejaten Barat Jakarta.

Anakda Ismail dikenal oleh para teman2nya sebagai anak yang super rajin. Rajin Sholat, rajin kuliah, tekun membaca, dan rajin bekerja apa saja yang bisa ia kerjakan. Masak, bersih2 rumah, mencuci pakaian dll.

Ismail muda mulai terlihat sibuk di dunia aktivis yaitu ketika lulus sebagai peserta LK 1 HMI dan diangkat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Sosiologi. Kesibukannya di dunia aktivis tdk membuat Ismail lupa buat tugas kuliah atau bolos kuliah. Sehari2 dia selalu jalan kaki pergi plg dari rumah ke kampus, kadang dia naik sepeda kalau sepeda temannya di titip di rumah.

Ismail tidak sekalipun mengeluh tentang kondisi dirinya meskipun dia merasa kesulitan. Teman2nya dan sy selalu membaca gesturnya saja, kalau memang dia lagi kesulitan
kami terus memberi suport padanya. Jika diberi uang, sdh pasti dia akan pergi dan sekembalinya selalu dia membawa buku baru. Kwitang Senen adalah tempat dia membeli buku.

Anak Tidore ini, terbakar amarahnya saat membaca atau nonton berita tentang penistaan Alquran yg di lakukan oleh Ahok. Dia tdk tinggal diam ketika sebagian teman2 muslim yg lain ikut mengutuk tindakan Ahok. Ismail kemudian bergabung dgn para aktivis HMI yang ikut dalam aksi damai
bela Alquran pada tgl 4-11-2016.

Saat aksi damai hari itu diberi batas waktu sampai jam 6 sore, tapi lewat jam 6 masa belum juga bubar, orasi terus berlanjut. Mereka tdk puas krna Presiden tdk menemui wakil masa aksi damai, tetapi ditemui oleh wakil Presiden.

Entah siapa yg memulai kericuhan yang menyebabkan masa merengsek ke petugas, tembakan gas air mata berseliweran di udara. dan sebagian masa berlarian.
Ismail dan beberapa temannya berada di bagian depan, blm ikut lari. Dia kemudian mengambil bambu yg jatuh di jalan, dan menggertakkan bambu itu di hadapan aparat yg lengkap dgn tameng.
Krna melihat ke belakang teman2nya sdh berlarian, Ismail kemudian ikut lari dan meninggalkan tempat kejadian.

Saat mengangkat bambu yang dia gertakan ke aparat itulah Ismail di foto, yang kemudian dimuat di salah satu media sebagai Provokator. Bahkan Aa Qym dalam cuitan di Twiter
dengan kalimat bertanya "mungkinkah ini Provokatornya?"
Cuitan Aa Gym ini,  kemudian menjadi viral di media sosial.

Semua cerita di tempat kejadian saya dapat dari ankda Ismail. Sy percaya dan haqul yakin atas ceritanya. Krna dia tidak pernah berbohong kepada siapapun.
Saat di periksa di Polda Metro Jaya, tidak satupun saksi yg melihat Ismail memukul aparat.
Bahkan tdk ada satupun polisi yg menyatakan bahwa Ismail memukul mereka. Jika ismail memukul dan pukulannya mengenai aparat maka sdh pasti foto terhadap pemukulan itu juga akan di publis.

Sy meyakini benar, bahwa Ismail hanyalah korban dari skenario pembubaran masa. Atau bisa saja Ismail dan
adik2 HMI hanya dijadikan sebagai kambing hitam.

Tuduhan terhadap Ismail sebagai Provokator adalah
tuduhan sadis yg memang sengaja dibuat.
Anak muda ini sendiri tdk tahu apa itu provokator,
Tuduhan ini kemudian membuat mereka yg mengagung2kan Ahok menghina dan menjelek2kannya.

Ismail di jemput oleh aparat Resmob Polda Metro di rumah saya jam 8.30 mlm hari senin mlm, kurang lebih 50 anggota polisi. Ismail sedang tertidur dilantai 2 rumah kami. Dia tdk sedikitpun melawan. Saat di jemput saya memang
tidak berada di rumah, sy diberitahu oleh istri bahwa Ismail dijemput polisi Polda Metro. Sy kemudian menyusul ke Polda Metro, ingin bertemu dgn Anakda Ismail, namun mlm itu kami tdk diijinkan, tak lama kemudian saya balik
ke rumah, saat sampai di rumah, sy dikabarin kalau ada beberapa juga adik2 HMI yg dijemput.
Esoknya saya balik ke Polda dan diijinkan bertemu dgn
Ismail dan adik2 HMI yg lain. Dan semua mereka adalah anak2 Indonesia Timur, Maluku Utara, Papua Barat dan Maluku... *mereka adalah para pemberani.* Alhamdulillah mereka semua baik2 saja dan skrng di dampingi Puluhan pengacara yg dibentuk oleh HMI

Ismail adalah pejuang, yg di dalam tubuhnya mengalir
darah Nuku.....dia akan dikenang sebagai pejuang
pembela Alquran, pembela Islam, dan Pembela Agama.
Ismail muda dan kawan2nya tak akan pernah gentar membela agamanya meskipun 1000 moncong senjata di depan matanya. Bela Alquran, bela Agama adalah kewajiban bagi seorang muslim. Ismail memiliki kesadaran bahwa dia lahir sebagai muslim, dia tdk mau mengganggu kitab suci agama lain. Dia akan marah dan memberontak jika kitab sucinya dinistakan oleh orang yg tidak seagama
dgnnya.

Demikian
==Bass==

*#Save HMI Save Ismail*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar