Rabu, 04 Desember 2013

GERIMIS

GERIMIS (lanjutan)

hingga dalam temaram kota
gerimis masih membasahi tubuhku

kasih, taukah dikau?
pada setiap tetes gerimis ini bagai kata
yang terus merangkai dalam sajak
bercerita tentang perempuan
yang dengan namanya terlukis dalam bait-bait puisi
bidari yang bertahta dijiwa

de Nisa, dan perempuan itu adalah kau
wajahmu membayang bersama senyum sederhanamu
tidak terlalu keras dan mengganggu telinga dalam mendengarkan

kekasih, gerimis malam ini akan bawaku dalam mimpi panjang hingga esok pagi
menjemput sinar pagi
melukis wajahmu dalam sajakku
bersama hangatnya segelah teh dan lagu kesukaanku
jadi harmoni dalam mencintaimu

JS.13

Sabtu, 16 November 2013

GERIMIS

GERIMIS
(JS.13)

hey perempuanku, pada setiap tletik rintik gerimis dijalanan ibukota
bergetar diriku,
sambil ku berteduh
wajahmu membayang dibalik awan

-+-

kekasih, bila musim telah berubah nanti
dan gerimis telah berhenti
dan langit telah biru
maka ulurkan selendangmu
dan kutangkap untuk mengikat jiwaku

hai perempuanku, dalam balutan jasad ini
aku kan bawamu dalam dunia yang asing
dimana canda tawa dan sedih kita rangkai
jadi anyaman masa dalam mimpi-mimpi kita

kekasih, jika jiwamu kan berontak, berontaklah!
kerna dinding zaman harus kita robek robek
kita terobos ilusi abad ini
kita bangun kedigjayaan untuk putra putri kita

kekasih, matahari kan menyengat jasad kita
semakin hitam dan menua
dan gerimis langit akan turun lagi
dimasa yang berbeda
senja pun kan menari-nari
bilakah romansa lalu akan kita ceritakan
pada dinding tua disekeliling rumah kita

bersambung....Suka

Jumat, 15 November 2013

de' Nisa' X

de' Nisa X
(The last poem)

de' Nisa', pagi ini langit masih diselimuti awan tipis oleh sang maha pencipta
saat kunikmati segelas teh panas dipagi hari dan musik penyemangat jiwaku
hingga kurasakan kehangatan tubuh dan jiwaku
bagai kesatuan energi yang akan gerakkan kehidupan
inilah pagiku di ibukota yang semakin menantangku
kerna masa depan dan cintaku telah terukir disini
sebagai lukisan sederhana dalam bingkai yang amat kecil
tiada sehasta, selangkahpun tiada
kerna bingkai itu telah menyatu dalam garis-garis dan wrna-warna lukisan kecil yang sederhana
dan inilah lukisan kita
lukisan kisah yang tak terpisah oleh titik atau sekedar sedetik masa

--:--

de' Nisa, pagi di ibukota telah menjadi sebuah lukisan nan sempurna
indah panorama yang telah bangkitkan jiwa
dan gerakkan jasad ini untuk menggenggam dunia
dan merangkai setiap kata dalam cinta
dan menyempurnakan waktu untuk menjemput takdir Tuhan dalam percintaan kita

de' Nisa', walau kadang rasa ini mengajakku untuk melacurkan waktu
untuk sekedar menceburkan diri pada lembah-lembah gelap
namun jiwa murniku berbicara
dan ketulusan cinta meneguhkan
kerna kemanusiaanku telah menundukkan besarnya cintaku padamu

de' Nisa', pada setiap kata telah mewakili rasa ini
perasaan sederhana namun unik
yang terus merangkai antara aku dan kau
walau jarak nan jauh
dan hanya dalam diam rasa ini tumbuh
menjulang tinggi dan kokoh
kerna berakarkan kemauan yang menancap kuat dalam keyakinanku
pada sang maha sempurna

kekasihku, namamu begitu kuat tertanam dalam jiwa dan pikiranku
namamu bagai simphony yang selalu menjadi pesona dalam hidup ini
dan selalu menjadi warna yang mencuri perhatian dalam tiap langkahku

de' Nisa', pandanglah dengan tajamnya matahatimu
rasakan dengan kuatnya nalurimu
disini ada cinta, ada tekad dan kemauan kuat
untuk menyempurnakan cinta dan dunia kita
tuk menuju haribaan Tuhan dalam kepasrahan
menyatu dalam cinta-Nya yang absolut.

JS.13

Minggu, 10 November 2013

MISI BPL PBHMI

MISI BPL PBHMI

ASSALAMU'ALAIKUM WR WB. 
Kawan-kawan instruktur dan kader-kader HMI dimanapun anda berada, demi untuk perubahan dan perbaikan perkaderan maka kami mencoba kan menggagas sebuah jalan perubahan kedepan dalam perkaderan HMI.
ada beberapa hal yang akan jadi misi besar untuk BPL PBHMI kedepan, antara lain;

1. gerakan mengkader 1000 instruktur
2. integrasi perkaderan HMI
3. Instruktur Cerdas Finansial
4. perkaderan HMI berbasis IT
5. mengokohkan jaringan instruktur nasional yang diwadahi dalam Dewan Instruktur Nasional
6. membangun kerjasama training-training profesional
7. perkaderan HMI go internasional.

itulah beberapa hal yang akan kita rangkai dalam beberapa tahun kedepan, dan semoga mampu menjadi harapan besar untuk perubahan dan kejayaan umat dan bangsa kedepan.
silahkan ditunggu kritik dan sarannya demi untuk perbaikan PERKADERAN HMI...
WASSALAMU'ALAIKUM WR WB.

AHLAN EL-FAZ
(FORMATEUR BPL PBHMI 2013-2015)

Sabtu, 21 September 2013

SKEMA GAGASAN IDEAL PROSES REGENERASI INSTRUKTUR DALAM TRAINING-TRAINING DI HMI

SKEMA GAGASAN IDEAL PROSES REGENARASI INSTRUKTUR DALAM TRAINING-TRAINING DI HMI



No
JENJANG TRAINING
OC
SC
MOT
PEMATERI
KETERANGAN
1
MAPERCA (4 kali dlm setahun)
Anggota HMI pasca LK I
Pengurus komisariat yang sudah LK II
BPL CABANG
Kader HMI yang sudah LK II dan SC juga memiliki kemampuan dibidangnya
Diusahakan pemateri kader-kader HMI yang memiliki peran dikampus, BEM, DEMA, SEMA, UKM dan memiliki prestasi akademik
2
LK I ( 2 kali dalim setahun )
Pengurus komisariat
Pengurus presidium komisariat yang sudah LK II dan TI
BPL CABANG
Pengurus cabang dan kader HMI yang memiliki kapasitas dibidangnya
Prosentase
Pengurus cabang: 75 %
Anggota HMI yang memiliki kapastas dibidangnya: 20%
Alumni: 5%
3
LK II ( 2 kali dalam setahun )
Pengurus cabang
Pengurus presidium HMI cabang yang sudah LK III Dan TI
BPL CABANG dibantu KORWIL/ Instruktur regional
Pengurus BADKO/PBHMI yang sudah LK III dan Anggota HMI yang memiliki kapasitas dibidangnya plus alumni
Prosentase
BADKO: 70%
ALUMNI: 20%
LAINNYA: 10%
4
LK III ( 4 kali dalam 2 tahun )
Pengurus badko
Pengurus presidium badko
BPL PBHMI
PB HMI, yang sudah ikut pusdiklatpim, ALUMNI, dan para profesionalis, tokoh nasional, 
Prosentase
PBHMI: 50%
ALUMNI : 25%
LAINYA : 25%

JIKA INI RAMADLAN TERAKHIR-KU


JIKA INI RAMADLAN TERAKHIR-KU

Jika Engkau adalah satu titik tujuan
Maka perjalanan hidupku adalah dalam rangka menemui-MU
Engkau adalah kekasih maha terkasihku
Biarlah kusuci bersihkan cintaku pada makhluk yang fana
Dan ku kan menyatu dalam hubb-MU

Cinta ini tak terbatas oleh usiaku yang terbatas
Waktu yang berbatas pagi dan sore, siang dan malam
Tak kan mampu membatasi kecintaanku sebagai makhluk untuk menemui sang penciptanya
Dalam detik, dalam setiap nafas, dan setiap detak jantungku ini hanya kusebut namaMU yang agung
Bismillah dalam setiap awal langkahku adalah cintaku kepadaMU
Sujud dan tasbihku setiap waktu untuk mensucikan cintaku padaMU

Aku hidup adalah dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas yang telah Engkau tanggungkan padaku
Amanah yang Engkau tuliskan dalam catatan kitabMU
Sekedar menyempurnakan harkat kemanusiaan dalam ketidaksempurnaanku
Kerna aku hanyalah ketidaksempurnaan yang berjalan menuju ke maha sempurnaanMU
Bila kiranya telah Engkau cukupkan tugas dan amanah yang engkau pikulkan diatas pundak lemahku ini
Maka kiranya Engkau cukupkan usiaku dibulan yang suci
Dirumah suci yang engkau sucikan dan disucikan oleh makhlukMU dibumi dan dilangit


Jika ini ramadlan terakhir-ku
Tuhan….
Cukupkanlah nikmatMU dalam sujud dan istighfar permohonan maafku
Segala dosa yang telah melumuri dalam jejak panjang semenjak baligh ku
Dan terimalah permohonan terakhir dalam doaku
Dalam sujud dan air mataku yang menitik dikala seperempat malam
Atau kala lantunan ayat-ayatMU menggetarkan jiwa keimananku
Aku rindu untuk bertemu dengan keagungan wajahMU dalam putih jasad dan ruh-ku
Dan terimalah aku sebagai makhluk yang engkau beri rahmat ridloMU dihari perhitungan, Tuhan…

Ahlan EL-FAZ
In Villa Panguripan, 11 Ramadlan 1434 H

Rabu, 04 September 2013

de' NISA' III

de' NISA' III

dalam kata-kata biasa rasa ini tumbuh
entah esok atau lusa rasa ini akan menjulang
kokoh bagai gunung wilis
dan anggun kembang edeluwis

de' Nisa', seperti pesona mata air nan jernih
dan tenangnya arus sungai yang membelah kota dalam keindahan yang sama
dikau adalah ratu kembang setaman
bidari praba ayu mangira dimasa kini

de' Nisa', diatas istana penjalin ingin kubangun taman wulung
dan warna warni pesona bunga dalam kedamaian cinta
wahyu keprabon ilahi titah untuk sang pujangga negeri

kerna hidup adalah mengukir pada setiap jengkal tanah
dengan setiap hempasan nafas kita
menjadi sejarah negeri untuk sesekali dikenang.

JS.13
IN VILLA PANENTREMAN

de' NISA' II

de' NISA' II

mempuisikanmu hai perempuanku
adalah bagai minum secawan anggur
membuatku mabuk dan semakin haus setiap meminumnya
aku tak berdaya pada setiap gerak pena dalam jejariku
kerna senyummu bagai ruh yang menggerakanku
mengolah rasa, menari bersama tajamnya pena hitamku

adindaku, maaf bila kerinduan ini mengalir sederhana
bergetar magnetik nan konstan tuk bertemu kekasih yang mula terlukis dijiwa
sederhana, jernih bergerak lembut namun pasti
ada rasa yang mulai menggoda
menggedor-gedor bagai suara bedug dihari yang fitri

adindaku, rindu ini adalah malaikat penuntunku
untuk sekedar menguak tabir rahasia
yang akupun tak  faham

de nisa', itukah kau
ribuan bait dalam sajak ku
semula dalam kerinduan dimasa muda mencinta
hingga layung senja yang menggoda
namun lukisan wajahmu tetap kokoh dalam singgasana jiwaku


JS.13
IN VILLA PANENTREMAN

Catatan kecil perkaderan di Indonesia timur (sebuah otokritik)

Catatan kecil perkaderan di Indonesia timur (sebuah otokritik)

Konsentrasi perkaderan ke depan haruslah di arahkan di Indonesia timur, kenapa harus Indonesia timur? Pertanyaan ini sekaligus harus kita jawab bersama, namun disini penulis mencoba membuat analisis sederhana dengan berbagai macam realitas yang saya ketahui dari training-training yang saya kelola, baik di Sulawesi, nusa tenggara, Maluku dan papua.
Seiring dengan berkembangnya HMI di Indonesia timur, dengan terbentuknya badko-badko dan cabang-cabang baru di Indonesia timur, seharusnya diiringi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya kader disana, namun hingga tahun 2013 ini ternyata masih sangat minim, sehingga regenerasi kader disana sangat lambat secara kualitas, hal ini terbukti dengan masih banyaknya senior (alumni) yang harus mau mengelola training, dari LK III, LK II bahkan hingga LK I. ini adalah sebuah kegagalan perkaderan. Normalnya adalah para instruktur itu bukan lagi alumni, namun kader HMI aktif (dilihat dari masa keanggotaannya).
Minimnya pengadaan Training Instruktur (SC) menjadikan pengurus cabang – badko tidak memiliki stok instruktur yang akan diterjunkan dalam setiap training-training dan follow up pasca training. Sehingga perkaderan berjalan dengan asal-asalan, asal apa kata senior yang kemudian mereka bahasakan dengan kultur/budaya perkaderan local/se-tempat. Kedepan seharusnya suadah bisa terpenuhi stok instruktur yang akan diterjunkan dalam setiap training-training disana, sehingga aka nada wajah baru, generasi baru HMI disana, dan dalam jangka panjang akan memngurangi ekses dari kepentingan senior terhadap kader-kader HMI baik secara langsung maupun tidak langsung.
Apalagi cabang HMI di Indonesia timur rata-rata tidak memiliki BPL cabang, sehingga perkaderan tidak ada standar yang jelas, hanya 1-5 cabang saja yang memiliki BPL, namun itupun belum efektif menjalankan tugasnya. Sudah saatnya ada regenerasi instruktur disana, 

Rabu, 01 Mei 2013

MENGOKOHKAN PERAN DAN FUNGSI BPL HMI DI ERA KONTEMPORER


MENGOKOHKAN PERAN DAN FUNGSI BPL HMI DI ERA KONTEMPORER

DInamika perkaderan HMI yang mengalami degradasi hingga dititik nol harus dibangkitkan lagi. Recoveri harus diwujudkan dalam perkaderan HMI, proses perkaderan HMI dari mulai berdiri, baik yang bersifat informal, sekedar kajian dan diskusi  para mahasiswa hingga tahun 60-an telah menjadi cikal bakal budaya intelektualitas di HMI, hingga pada kepemimpinan Ismail Hasan Metarium mulai memikirkan untuk bagaimana mengadakan pelatihan formal dan berjenjang dalam rangka mewujudkan insan muslim intelektual. Dari kajian perkaderan, seminar hingga lokakarya perkaderan maka baru tahun 70-an ketika HMI dipimpin Cak Nur mampu mewujudkan jenjang training perkaderan di HMI.
            Perkaderan HMI dari masa kemasa telah mengalami degradasi yang diikuti dengan kompleksitas permasalahan di internal HMI yang tidak di imbangi dengan proses rekruitmen yang baik, proses kaderisasi yang ideal dan out put yang kebanyakan diorientasikan pada dunia politik. Tentunya hal ini telah membuat penurunan kualitas kader-kader HMI dari tahun ke tahun. Sehingga pada awal tahun 2000-an dibentuklah kelembagaan yang secara mandiri diharapkan mampu mencetak instruktur-instruktur handal untuk mengelola training yang berkualitas dan mampu menjaga ritme perkaderan informal (cultural) di HMI, yaitu BADAN PENGELOLA LATIHAN (BPL) HMI. BPL berdiri ditahun 2002, menggantikan peran dari LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN yang dianggap kurang bisa menjaga standar quality controle Perkaderan HMI.
            Namun waktu bergulir dengan begitu cepat, banyak konsep gagal yang telah ditorehkan oleh badan ini secara kelembagaan baik dari tingkat PBHMI, Badko dan Cabang. Secara kelembagaan tidak bisa mengkonsolidasikan untuk membentuk BPL CABANG DAN KORWIL secara merata diseluruh jenjangnya. Begitu juga dengan gagalnya penerapan TRAINING INSTRUKTUR yang sampai empat jenjang, dari TRAINING INSTRUKTUR TINGKAT DASAR hingga TRAINING INSTRUKTUR TINGKAT PROFESIONAL tidak pernah diadakan hingga tuntas, antara aturan yang ada dan realitanya tidak konsisten. Sehingga yang menjadi pertanyaan hari ini adalah kemana peran dan fungsi BPL HMI dalam perkaderan HMI, Tiga periode telah berlalu, dari kepengurusan Chasbulloh Khatib, M. Istazkiya dan M. Yusro Khazim, namun belum mampu mengaplikasikan peran dan fungsinya sebagai lembaga yang menggawangi proses kaderisasi secara nasional.
            Bayang-bayang krisis instruktur melanda hampir seluruh kader HMI, alumni pun merasakan betul, bagaimana proses regenerasi instruktur di HMI tidak berjalan sesuai dengan mestinya. Instruktur HMI mengalami keterputusan generasi, sehingga training-training formal HMI terus bergantung pada peran alumni, sedangkan kader yang masih aktif dianggap kurang mumpuni. Dan selama beberapa kurun waktu ini, PBHMI melalu Bidang PA juga tdak pernah mengkaji secara mendalam dan bagaimana menangani permasalahan ini. Sehingga kekosongan instruktur yang masih aktif sangat minim, bahkan bisa dikatakan nihil dibeberapa badko dan cabang.
            Ketidakmampuan kader-kader HMI untuk mengkoreksi pedoman perkaderan HMI tahun 2000 telah menjadikan proses perkaderan ini stagnan. Kader-kader HMI tidak mampu memberikan otokritik pada system dan pedoman perkaderan HMI tahun 2000, sedangkan perkaderan secara cultural-pun dianggap telah melenceng dari tujuan awalnya, sehingga banyak kader yang setelah selesai dari kepengurusan HMI hanya berbondong-bondong pada dunia politik praksis, sedang ruang yang lainya tak tergarap/tidak dilirik untuk di isi.  
            Oleh karena itu, Untuk keluar dari keterpurukan ini, maka diperlukan sosok instruktur/pendidik yang berkualitas; kualitas muslim yang kaffah, memiliki intelektual tinggi, kemampuan profesionalitas yang handal, dan jiwa kemandirian yang kokoh. Sedangkan secara kelembagaan, BPL HMI harus seksi dan lincah dalam bergerak, agar mampu untuk menjalankan organisasi secara maksimal, berlari cepat dari keterpurukan perkaderan selama ini menuju masa kebangkitan kembali perkaderan HMI untuk menyongsong masa kejayaan HMI yang kedua, dan mampu menyongsong masa keemasan bangsa Indonesia ditahun 2030, juga menjadi pelopor diera kontemporer ini.
            Recovery Perkaderan HMI sudah selayaknya kita kaji kembali untuk mendapatkan sebuah konsep dan system perkaderan terbarukan,  untuk menjawab tantangan globalisasi dan menyongsong masa keemasan Indonesia 2030. Sehingga perkaderan HMI dalam mencetak kepemimpinan pun harus diorientasikan untuk mencetak pemimpin yang bernafaskan islam, memiliki intelektualitas yang konsisten dan bisa dipertanggung jawabkan, memiliki kemampuan profesionalitas yang handal dalam segala bidang, dan berjiwa mandiri. Sehingga mampu terwujud tujuan perkaderan itu sendiri yaitu : MUSLIM INTELEKTUAL PROFESIONAL  MANDIRI. 
            Mengevaluasi diri secara terlembaga adalah sikap yang paling elegan untuk mengawali perbaikan. Sistem perkaderan di HMI yang memproses anggotanya melewati berbagai jenjang kepemimpinan organisasi mulai dari komisariat, cabang, badko hinga pengurus besar sudah saatnya melakukan upaya penyegaran kembali (refreshment) mengingat stigma tertua dan terbesar yang melekat pada HMI dalam peta gerakan mahasiswa secara nasional. HMI saat ini harus bisa melihat fenomena-fenomena kepemimpinan yang berkembang, baik mulai konteks local, nasional maupun internasional. Sebagai organisasi kader HMI sudah seyogyanya melakukan rekonstruksi kepemimpinan kader dalam hal mempersiapkan kepemimpinan bangsa kedepan. Makanya melalui jenjang training formal mulai basic tarining, intermediate training dan advance training dimana ketiganya terintegrasi dalam satu proses kaderisasi kepemimpinan untuk melahirkan kader umat kader bangsa.