Minggu, 16 Oktober 2016

Seni berperang Sun Tzu

Seni berperang Sun Tzu


Sun Tzu (400 – 320 SM) diyakini sebagai penulis Art of War (Seni Perang) sebuah karya militer klasik tertua dalam literatur Cina. Art of War diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 716 – 735 M, dan seribu tahun kemudian muncul di Eropa, bertepatan saat bangsa-bangsa di benua itu memulai suatu serbuan untuk mendominasi dunia, khususnya di Asia dan Afrika.

Buku yang ditulis sekitar 2500 tahun yang lalu ini demikian terkenalnya, sehingga sekarang masih relevan dibaca dan dijadikan pegangan, diaplikasikan di kehidupan perang dan segala sesuatu yang mengandung 'persaingan/kompetisi'. Tidak hanya di dunia militer, bahkan di dunia politik dan bisnis sekalipun ilmu perang dari Sun Tzu ini masih dipakai hingga saat ini. Kata orang Jepang, “politik itu bisnis, dan bisnis adalah perang."

Berikut ini adalah sebagian isi dari Art of War yang monumental tersebut sebagai pencerahan untuk para politikus dan juga anda yang sekarang sedang “berperang” di bisnis, kantor, organisasi atau di tengah masyarakat. Dan tentunya, Art of War dibaca orang bukan karena di dalamnya terdapat pandangan-pandangan yang mutlak kebenarannya, namun lebih dari itu, karena mereka ingin mengambil "hikmah" setelah membacanya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQM_JnyetuTWxQNfmNdfigDW_tEnUHq6ZwiAerwjOM1SuWNB8KFnzYxS85kEW3Tu2zxjnHWJVS9uU_bq62BsZ3m9LCUEhCgRetVy9d7LDlj-yi5mZsfD9j39Y8auyW-xfR94WIpRbfP5g/s320/PocketSunTzu.gif
SENI BERPERANG oleh : Sun Tzu

13 bab Strategi militer klasik
1.  Kalkulasi
2.  Perencanaan
3.  Strategi
4.  Kekuatan pertahanan
5.  Formasi
6.  Kekuatan dan kelemahan
7.  Manuver
8.  Sembilan varuiasi
9.  Mobilitas
10. Tanah lapang
11. Sembilan situasi klasik
12. Menyerang dengan api
13. Intelijen

I. Kalkulasi

“Perang adalah urusan vital bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau kehancuran. Oleh karena itu, mempelajari perang secara seksama adalah suatu keharusan;”
Lima hal yang harus dipertimbangkan dalam mempelajari peperangan :
1. Alasan moral : keyakinan rakyat dan kepentingan negara untuk tujuan bersama.
2. Alam : cuaca, iklim, waktu.
3. Situasi : jarak, sifat alami, kondisi fisik.
4. Kepemimpimnan : kebijaksanaan, kepercayaan diri, keberanian, belas kasihan.
5. Disiplin : imbalan, ancaman, hukuman, logistik.

“Seni perang sangat penting bagi negara.
I
ni menyangkut masalah hidup dan mati,

satu jalan (tao) manuju keselamatan atau kehancuran.”


Tujuh aspek dan fakta kalkulasi :
Untuk memulai perang setidaknya panglima harus memperhatikan beberapa fakta dilapangan seperti dibawah ini.

1. Siapa yang dapat mempersatukan rakyat dan angkatan bersenjata
2. Siapa yang memilki komandan yang lebih baik
3. Siapa yang mampu memanfaatkan iklim dan keadaan suatu daerah?
4. Siapa yang dapat memberi perintah dan disiplin yang lebih baik?
5. Pasukan mana yang lebih tangguh?
6. Anggota pasukan mana yang lebih terlatih?
7. Siapa yang memiliki sistem imbalan dan ancaman hukuman yang lebih adil?
Jika kita lebih mampu memenuhi semua faktor diatas melebihi musuh, maka kemungkinan menang kita diatas musuh, sangat wajar untuk memulai peperangan. Namun jika faktor diatas kertas saja tidak mampu meyakinkan panglima untuk menang bagaimana dia dapat meyakinkan rakyat dan prajuritnya bahwa mereka semua akan berperang dan menang!
Jika tidak yakin menang untuk apa memulai perang!

“Mengetahui kapan seseorang dapat dan tidak dapat bertempur adalah kemenangan.”

“Militer yang menang, sudah menang lebih dulu, baru bertempur.

Militer yang kalah, bertempur dulu,
 baru mencari kemenangan.”

Tipu muslihat :
Perang dipenuhi oleh tipu muslihat dalam bentuk strategi, siapapun yang tidak mampu berstrategi dan tidak cakap dalam menggunakan tipu muslihat, tidak akan menang dalam perang apapun.

1. Yang mampu harus berpura-pura tidak mampu
2. Tampillah seolah-olah tak ada apa-apa padahal sedang mengaktifkan kekuatan.
3. Bila ingin menyerbu sasaran terdekat, seolah-olah sedang ingin menyerbu yang lebih jauh.
4. Bila ingin menyerbu daerah yang lebih jauh , seakan-akan ingin menyerbu daerah yang terdekat.



“Rahasia dari tipu daya adalah mengetahui
bagaimana memanipulasi pandangan musuh.
Membuat yang jauh kelihatan dekat,
dan yang dekat kelihatan jauh.”


Eksploitasi :
1. Pancing musuh dengan umpan yang kecil, lalu hancurkanlah setelah menyebarkan perselisihan diantara angkatan bersenjata.
2. Waspada musuh senantiasa siap siaga dan tanpa kelemahan.
3. Langkah mundur jika musuh kuat
4. Berpura-pura lemah sehingga musuh dikuasai rasa puas diri.
5. Sebar perselisihan jika kekuatan musuh bersatu padu.
6. Serang saat musuh tidak siap siaga.

Pertimbangan :
1. Kekuatan dan kelemahan pasukan diri dan musuh
2. Perencanaan yang cermat.

II. Perencanaan

Waktu adalah uang :
- Perbekalan
- Pengeluaran harian

Hindari pertempuran yang berlarut :
- Moral jadi turun
- Biaya yang boros
- Tidak aman dan rentan kalah

Bertempurlah agar cepat menang
Manfaatkalah sumber-sumber kekuatan musuh :
Misal : bekal rampasan musuh
- Pancing amarah musuh
- Bangkitkan motivasi untuk membunuh
- Rangsang untuk merampas harta kekuatan musuh

Taktik jitu menentukan nasib sebuah bangsa :
- Perang cepat negara aman
- Perang berlarut larut, persediaan negara habis, ekonomi ambruk, motivasi tentara jatuh.

III. Strategi


Perbandingan jika pasukan kita berhadapan dengan musuh :
Jika pasukan kita 10 : 1 dari musuh= kepung dan serang
Jika pasukan kita 5 : 1 dari musuh= pecahkan dan bagilah musuh lalu serang
Jika pasukan kita 2 : 1 dari musuh= menyerang 2 arah
Jika pasukan kita 1 : 1 dari musuh= dahului perang
Musuh sedikit lebih besar bertahan.
Musuh lebih besar berkelit dari serangan.
Musuh jauh lebih besar, mundur.

Kepemimpinan:
1. Panglima bagaikan pilar negara
2. Jika ia cakap berperang, negara menjadi kuat
3. Jika ia bukan pejuang yang baik, negara menjadi lemah


“Sang jenderal adalah pelindung negara.

Ketika sang pelindung utuh, tentu negaranya kuat.

Kalau sang pelindung cacat, tentu negaranya lemah.”

Penguasa akan membahayakan angkatan bersenjata, jika :

Memerintahkan maju / mundur pada waktu yang tidak tepat,

Tak bisa memperlakukan kemiliteran tanpa tahu militer itu sendiri,
Mengambil alih komando tanpa paham strategi militer.


Lima cara untuk menang :
1. Tahu saat perang dan tidak berperang
2. Tahu memanfaatkan kekuatan pasukan
3. Rebut simpati dan dukungan rakyat
4. Tunggu untuk antisipasi yang belum siap
5. Perwira cakap menjadi komandan yang tanpa campur tangan pemerintah.

Mengenal lawan dan diri sendiri :
1. Tahu kekuatan sendiri dan musush utuk mampu masuk dalam peperangan tanpa ancaman bahaya
2. Tahu kekuatan sendiri dan tak tahu kekuatan musuh memberikan kesempatan menang hanya separonya.
3. Tak tahu kekuatan sendiri dan musuh akan kalah.

“Kenalilah musuhmu, kenalilah diri sendiri.
Maka kau bisa berjuang dalam 100 pertempuran
tanpa resiko kalah.
Kenali Bumi, kenali Langit, dan kemenanganmu akan menjadi lengkap.”


IV. Kekuatan pertahanan

Alasan menyusun strategi :
1. Kita harus berjuang keras agar tidak kalah
2. Musuh yang harus terlebih dahulu membuat kesalahan besar baru kita mengalahkannya.
3. Kita tak bisa bilang kita tak akan kalah tapi kita tak bisa memastikan musuh akan membuat kesalahan sehingga kita meraih kemenangan, orang bisa tahu cara untuk menang tapi tidak bisa memastikan akan memperoleh kemenangan.
4. Yang merasa tidak yakin menang akan bertahan
5. Yang merasa akan menang maka menyeranglah
6. Meraka yang cakap dalam bertahan seolah-olah tak tampak oleh musuh
7. Mereka yang cakap dalam hal bertahan akan menang bila tiba saatnya untuk menyerang.

Menang tanpa air mata :
1. Ahli taktik akan tetap bertahan dalam keadaan aman.
2. Tak pernah lewatkan kesempatan hancurkan musuh.
3. Yang ingin menang harus terlebih dahulu menciptakan kemenangan.

Pahlawan yang benar-benar sejati tidak pernah membanggakan kecakapan atau keberanian mereka.
Mereka menang karena memiliki rasa percaya diri serta kemampuan untuk tetap pada posisi yang aman

Mengatur posisi :
1. Ahli tatik mempunyai sasaran-sasaran jelas dan disiplin yang ketat dalam pasukan.
2. Ahli taktik cakap :
a. Ukur jarak
b. Memperkirakan ongkos
c. Memepelajari kekuatan
d. Memperhitungkan kesempatan
e. Merencakan kemenangan.
V. Formasi

Penyergapan tiba-tiba, konfrontasi langsung :
1. Atur pasukan (organisasi) besar dan kecil
2. Komando (Komunikasi) pasukan besar dan kecil
3. Pasukan besar.

Hakikat kejutan :
1. Perang adalah konfrontasi langsung
2. Pasukan yang melakukan kejutan akan menang
Serangan tiba-tiba dan kofrontasi langsung ada dalam peperangan, kombinasi kedunya membuat suatu variasi perang.

VI. Kekuatan dan kelemahan


Inisiatif :
1. Pasukan pertama mengambil posisi yang fleksibel
2. Pasukan akhir ikut perang walau dalam keadaan kelelahan
3. Perwira melakukan gertakan mental
4. Umpan untuk mencapai tujuan yang dimaksud
5. Gertakan ke musuh
6. Ganggu musuh

Mengacaukan musuh :
1. Buat kegaduhan (kacaukan perhatian)
2. Serang satu arah

Ibarat air :
1. Tinggi ke rendah, menghindari musuh yang kuat tapi serang yang lemah
2. Ikut bentuk yang dilalui . Rencana berubah sesuai perubahan kubu musuh.
3. Tidak dominan pada suatu perubahan, ubah strategi sesuai perubahan pihak musuh.

VII. Manuver

Dari keterbatasan ke keuntungan ;
1. Strategi yang baik adalah lebih dahulu mencapai garis depan untuk menempati posisi yang menguntungkan lalu hancurkan musuh.
2. Atur jalan pintas
3. Hitung seksama keterbatasan menjadi keuntungan.
4. Sekalipun dalam keadaan yang prima tetap dalam keadaan yang waspada.

Keuntungan dan kerugian dalam manuver dan mobilitas:
1. Amankan perbekalan
2. Pasukan yang lincah maju terus tanpa istirahat
3. Organisir pasukan
4. Negara netral tidak boleh masuk dalam persekutuan
5. Jangan berperang yang belum pernah kita tahu kondisinya
6. Manfaatkan orang asli wilayah sebagai pemandu arah

Angin, hutan, api, dan gunung :
1. Serang saat waktu yang tepat
2. Jadikan Manuver pasukan yang efektif
Angin – cepat bagai tiupan angin
Hutan – tenag sesunyi hutan
Api – ganas bagai amukan api
Gunung – tahankan diri bagai gunung
Kegelapan – sembunyi tak tembus
Kilat – serangan tiba-tiba

VIII. Sembilan variasi

1. Jangan sekali-kali mencari perlindungan disuatu wilayah yang tidak aman
2. Jangan mengabaikan basa-basi diplomasi dalam meminta simpati suatu negara.
3. Jangan menunda suatu perjalanan pada saat suatu gerakan justru sulit dilakukan.
4. Dalam situasi penuh bahaya , merencanakan untuk meloloskan diri secepat mungkin.
5. Saat situasi sulit, bertempurlah sampai titik darah penghabisan
6. Ada rute perjalanan yang harus dihindari dan dipintasi agar dapat mengubah keadaan yang serba terbatas untuk memberikan peluang yang besar.
7. Biarkan musuh meloloskan diri sebagian walau punya kemampuan mengejar, pikirkan serangan berikutnya.
8. Untuk menghancurkan angkatan bersenjata, jangan terperdaya dengan kemudahan merebut kota.
9. jika perintah penguasa negara tidak mendukung kemajuan perang yang sedang berlangsung maka abaikan saja.

Kelemahan umum seorang komandan :


Bagi seorang jenderal ada lima bahaya –
Mereka Yang Bertekad mati, biasanya memang tewas.
Mereka yang Takut Mati, biasanya tertangkap.
Cepat marah, biasanya mudah dihasut.
Merasa terhormat, biasanya menolak segala hal yang merendahkan
Mengasihi orang banyak, ia bisa dibuat jengkel.
Kelimanya adalah bencana dalam militer.”

IX. Mobilitas
Penyebaran :
1. Ketika bergerak maju, jangan melalui punggung gunung / bukit tapi lewat lembah
2. Naik dataran yang lebih tinggi untuk tahu posisi yang paling menguntungkan menyerang dan bertahan.
3. Jika musuh di dataran yang lebih tinggi, jangan sekali-kali melayani/mendahului serangan.
4. Segera seberangi sungai, jadi musuh tidak ambil kesempatan – jangan serang musuh saat musuh di sungai – seranglah musuh saat baru menapakkan kaki di daratan ketika separo kekuatan ada di sungai.
5. Dataran lebih tinggi lebih baik daripada sungai.
6. Jangan menyerang musuh dihulu sungai.
7. Bial bertempur ditempat berawa, tetaplah bertahan dekat dengan tepi rawa yang berumput.
8. Lebih bagus lagi bila dibelakang pasukanmu terdapat pepohonan , ini strategi untuk bertempur didaerah rawa.
9. Pertempuran di tanah datar, maka letakkanlah ditanah yang datar.

Strategi perang :

"Jika pasukan musuh tampil tenang dan mantap,
berarti yakin akan posisi strategis dan kekuatan yang dimilikinya.
"

"Jika pasukan musuh menantang,
biasanya berarti mereka sangat cemas gerak maju lawan.
"

"Jika musuh memilih berada di posisi datar yang tidak menguntungkan,
biasanya berarti mereka sedang melakukan jebakan.
"

X. Tanah lapang/Medan

Tipe tanah lapang/medan pertempuran:
1. Mudah dilalui
2. Sulit dilalui
3. Netral : sama-sama sulit menyerang
4. Sempit
5. Berbahaya
6. Jangkaun jauh.

Bahaya yang dilakukan oleh pemimpin militer :

“Ada enam kesalahan yang bisa menyebabkan kekalahan;
yaitu pengkhianatan, ketidakpatuhan, kesia-siaan,
ketergesa-gesaan, kekacauan, dan kekurangmampuan.”

Panglima yang cakap merupakan aset yang paling berharga .
- Panglima wajib memerintahkan perang jika yakin pasukannya akan menang.
- Jika yakin akan kalah, jangan ikuti perintah penguasa untuk perang.



“Seorang jenderal mewakili nilai-nilai kebaikan

dari kebijaksanaan, ketulusan, kemurahan hati,

keberanian, dan kedisiplinan.”

XI. Sembilan situasi klasik

Ada sembilan situasi yang perlu diketahui. Situasi disebut;
1. Biasa-biasa – apabila musuh berada di wilayah sendiri.
2. Sederhana – apabila berada wilayah musuh namun belum terlalu jauh.
3. Kritis – apabila kedua pihak sama-sama ingin memperebutkan satu posisi tertentu.
4. Terbuka – apabila berada di wilayah yang dikuasai oleh kedua belah pihak.
5. Memegang komando – apabila telah merebut posisi strategis, komando semua daerah.
6. Serius – apabila berada jaug di dalam wilayah musuh
7. Berbahaya – apabila berada di wilayah yang tidak aman dan sukar
8. Sulit – apabila berada di wilayah yang merupakan jalur masuk dan keluar
9. Putus asa – terpojok

Keprajuritan yang cakap :
1. Paham hubungan internasional dalam hal diplomasi
2. Paham keadaan alam, gunung, rawa dan lainnya.
3. Paham dapat pemandu dari penduduk sekitar.

Ular dari gunung Chang :
1. Diserang kepala ekor melawan
2. Diserang ekor kepala melawan
3. Diserang tengahnya kepala dan ekor melawan.

XII. Menyerang dengan api
Lima serangan ganas :
1. Bakar pasukan musuh
2. Rebut atau hancurkan perbekalan mereka
3. Sarana transportasi diganggu
4. Gudang senjata dihancurkan
5. Jalur perbekalan di rusak.
Serang saat musim panas dan kering atau malam hari ketika angin berhembus kencang.
Bergerak dari kesempatan yang menguntungkan :
1. Menyerang jika yakin menang.
2. Penguasa tidak menyatakan perang karena rasa marah
3. Komandan menyatakan perang bukan karena rasa dengki
4. Berperang jika punya tujuan yang pasti

XIII. Intelijen
Jenis mata-mata :
1. Penduduk setempat lawan
2. Perwira militer dalam dewan istana
3. Mata-mata yang beralih haluan tetapi dapat dibeli
4. Mata-mata pembawa kematian – tawanan yang diinterogai
5. Mata-mata pembawa kepastian – membawa informasi dengan selamat
Upah yang besar bagi mata-mata rahasia
Info dari mata-mata dianalisa


“Mata-mata merupakan elemen penting dalam perang,
karena di pundak mereka bergantung kemampuan
pasukan untuk bergerak.”
Bidang intelijen merupakan kegiatan yang paling penting dalam peperangan sebab tidaklah akan tersusun suatu rencana perang yang efektif tanpa informasi dari musuh.
Keberanian terletak pada diri sendiri, sedangkan kelemahan musuh dibuat diri mereka sendiri.
Mereka yang terlatih dalam perang dapat membuat diri mereka tak terkalahkan, namun kelemahan musuh hanya diakibatkan oleh musuh sendiri
Mengetahui musuh anda, mengetahui diri anda, kemenangan anda adalah keniscayaan. Mengetahui bumi, mengetahui syurga, kemenangan anda akan menjadi lengkap.

http://pptapaksuci.org/keorganisasian/248-seni-berperang-art-of-war-sun-tzu.html?start=2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar