Minggu, 16 Oktober 2016

Sekilas Mengenal Kontra Intelijen

Sekilas Mengenal Kontra Intelijen

Berbicara kontra intelijen, pada hakikatnya berbicara strategi massif untuk menangkal semua bentuk rencana yang dilakukan oleh lawan yang memiliki tujuan lain (infiltrating). Ataupun strategi yang digunakan untuk mengarahkan kedalam tujuan tertentu (directing). Baik tujuan penyelematan (re-coordinating), maupun tujuan filtrasi (filtrating) dari gerakan kontra intelijen lain yang dilakukan oleh lawan.

Kontra intelijen adalah bagian integral dari kesuluruhan proses intelijen yang dirancang guna memastikan apa yang dikumpulkan adalah benar, melalui evaluasi yang berkelanjutan dari sumber dan informasi yang ada. Ini berbeda dari pengumpulan intelijen dimana kontra intelijen ada untuk menghadapi suatu ancaman, apakah itu dari badan intelijen musuh atau dari kelompok non negara, sehingga sampai sekala tertentu ia bersifat reaktif.

Hasil kontra intelijen pada umumnya tidak diproduksi (baca, dimanfaatkan) dalam jangka pendek dan walaupun ada beberapa pengecualian penyidikan kontra intelijen tidak dapat dibatasi oleh suatu periode waktu yang ditentukan.Karena itu keterampilan penyelidikan pidana seringkali tidak berfungsi dalam operasi kontra intelijen. Sebagai akibatnya, ada argumen yang kuat untuk mendukung penyatuan intelijen manusia yang ofensif dan kontra intelijen ke dalam satu organisasi tunggal, tidak ada argumen yang meyakinkan untuk mencampurkan antara kontra intelijen dan penegakkan hukum. Apalagi bila kita kaitkan dengan pendekatan multidisipliner dalam hal pengumpulan, yakni penggunaan SIGINT dan IMINT, yang menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan kontra intelijen saat ini.

Proses pengumpulan informasi (investigating) merupakan pangkal dari semua aktifitas intelijen, baik yang digunakan untuk proses kontra intelijen ataupun tidak. Dari sinilah proses pembelokan informasi yang merupakan bagian dari kontra intelijen berjalan. Dalam tulisan saya tentang risalah amniyah, dijelaskan menggunakan kalimat menjaga amniyah terhadap jalur-jalur informasi secara aman. Ataupun mengacaukan jalur informasi lawan.

Proses filtrating pula diperlukan untuk melihat apakah informasi yang disampaikan adalah valid/tidak. Jalur yang digunakan aman ataukah tidak. Dan adakah proses penyusupan (infiltrating) yang dilakukan lawan terhadap jalur informasi kita. Dalam dunia bisnis, proses filtrating dalam contoh sederhana digunakan untuk mengendalikan tingkatan manager dlm piramida managerial. Apakah laporan yang disampaikan di lapangan sesuai kenyataan ataukah tidak.

Directing diperlukan untuk mengendalikan proses kontra intelijen dalam tataran pengaplikasian analisa ke dalam langkah langkah taktis operasional. Tentunya tetap berpatokan terhadap tujuan tujuan utama proses kontra intelijen tersebut. Dan oleh karenanya, kemampuan directing ini setingkat diatas kemampuan intelijen pada umumnya. Karena directing inilah yang memiliki 'hasil akhir' dari proses intelijen yang dilakukan. Directing inilah yang mengumpulkan berbagai macam data ke dalam satu desk sehingga dapat ditarik sebuah resume pada saat akan menjalankan proses intelijensia. Dalam ruang lingkup tertentu, proses directing tersebut sering pula dijalankan secara remote. Oleh karenanya dikenal pula istilah remote operation. Sang 'Sutradara' sering tidak dikenal baik oleh pemainnya maupun lawannya.

Dalam aksi infiltrating, kontra intelijen diperlukan untuk 1.) mengkondisikan target operasi dalam rangka meraih tujuan akhir intelijen, 2.) mengumpulkan berbagai macam informasi yang diperlukan untuk membuat skenario intelijen, 3.) membatasi ruang lingkup dan gerak hanya kepada tujuan aksi, 4.) pengembangan proses investigasi, 5.) Aksi -aksi taktis, termasuk remote operation.
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian ia melepaskan diri dari ayat-ayat itu lalu ia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah ia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (Al-A’raf: 175-176)

Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.  (QSAl Maidah:60)


http://revolusidamai.multiply.com/journal/item/558/Sekilas_Mengenal_Kontra_Intelijen?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar