Selasa, 26 Februari 2013

VISI HMI 2025


VISI HMI 2025
Tanggal 5 Februari 2012 merupakan salah satu hari yang bersejarah bagi Himpunan Mahasiswa Islam, dimana 65 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 5 Februari 2012 lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam 2 tahun setelah Indonesia Merdeka oleh Lafran Pane yang merupakan tonggak sejarah. Kelahiran HMI pada waktu itu didasarkan atas 2 ide dasar yang pertama adalah mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat bangsa Indonesia, kedua adalah mensyi’arkan islam. Perjalanan HMI tentunya tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa Indonesia. HMI juga dikenal sebagai kader umat dan kader bangsa hal ini dikarenakan besarnya konstribusi yang telah diberikan HMI terhadap bangsa ini. Kader yang dilahirkan oleh HMI adalah sosok yang unggul, bergelora baik secara fisik maupun psikis, intelektual, visioner dan berani bersikap dengan Independesinya, baik independensi etis maupun independensi organisatoris.
Sekilas yang saya uraikan di atas merupakan sekelumit dari pentingnya peran HMI dalam setiap babakan sejarah di Indonesia. Tapi cukup disayang peran HMI pada saat ini cenderung terpinggirkan dan sering dilupakan. Tapi bagi kita selaku kader HMI harus terus dan tetap memberikan peran walaupun diberi ruang atau tidak yang terpenting apa yang bisa kita perbuat untuk HMI, bangsa dan negara ini. Jangan tanya apa yang diberikan HMI dan negaramu untukmu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan untuk HMI dan negara mu.
Peringatan Hari Kelahiran HMI berlalu setiap tahunnya secara ritual upacara yang tanpa makna. Ada beberapa catatan penting yang patut menjadi introspeksi bagi Kader HMI dalam memaknai hari Kelahiran HMI, antara  lain:
Pertama, Perkaderan. Perkaderan adalah hal yang sangat penting bagi HMI sebagai tempat pembentukan kader, karena HMI adalah organisasi perkaderan dengan demikian perhatian yang penuh terhadap Perkaderan adalah hal mutlak yang harus dilakukan sehingga bisa melahirkan pribadi yang muslim, intelektual dan profesional. Semangat keislaman dan intelektual ibarat dua sisi yang seharusnya tidak dapat dipisahkan dari setiap individu kader HMI yang sekarang ini sedikit luntur dikalangan kader akibat kurangnya perhatian serius dari Institusi Pengambil kebijakan di tingkat komisariat, korkom, cabang, badko dan PB HMI memberikan ruang gerak kepada kader dan pengembangan diri kader melalui suport aktivitas-aktivitas kegiatan perkaderan (follow-up, up-grading, bakti sosial, kelompok belajar, kelompok penelitian, tarining dan lain-lain). Disisi lain pengaruh-pengaruh asing sangat cepat masuk seiring kemajuan teknologi dan informasi serta dinamika politik uang dan kekuasaan yang sudah menjalar jika tidak difilter dengan nilai-nilai Islam sebagaimana yang tertuang dalam landasan gerak dan perjuangan HMI yang sering disebut dengan NDP HMI maka HMI kita akan rusak. Sehingga lahirlah kader-kader yang oportunis yang jauh dari cita dan harapan dari ide kelahiran HMI itu sendiri. Rusaknya HMI maka akan merusak masa depan bangsa sebab HMI  adalah generasi penerus bangsa yang tersebar diseluruh pelosok negeri ini dari pusat sampai ke kabupaten, dari Aceh sampai Papua.
Kedua, HMI harus mempertegaskan dirinya sebagai agent pembangunan dan bukan sebagai satpam kekuasaan. HMI harus melakukan aktivitas dan kegiatan yang menunjang pembangunan baik itu bersifat sosial maupun lain sebagainya, masukan sumbang saran kepada pemerintah, legislatif dan aparat penegak hukum.. Baik diminta maupun tidak diminta dengan sadar dan penuh tanggung jawab kita harus memberikan manfaat kepada masyarakat. Persoalan kemiskinan, perlindungan terhadap TKI, pelanggaran HAM, upah yang layak terhadap para buruh dan lain-lain yang seharusnya merupakan bagian dari tugas HMI seolah-olah nyaris tak terdengar. Dimana HMI?
Ketiga, HMI harus menjalankan fungsi controlnya. Dengan fungsi control yang dimiliki oleh HMI diharapkan dapat memberikan pengawasan kepada pejabat publik agar tetap menjalankan aktivitasnya sesuai dengan ketentuannya serta berpihak kepada rakyat. Jika ada program ataupun kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik yang merugikan kepentingan rakyat maka HMI harus berada di garda terdepan untuk meneriakkan suara dengan lantang membela rakyat. Seharusnya HMI melakukan advokasi anggaran dan kebijakan agar kritik-kritik yang dilakukan oleh HMI bersifat konstruktif membangun dan solutif,
Keempat, Kader HMI harus bersatu. Terpecah belah kekuatan HMI akan melemahkan gerakan HMI itu sendiri. HMI akan kehabisan energi menyelesaikan konflik internal yang datang dari pengurus itu sendiri bahkan dari campur tangan pihak luar yang ingin melemahkan kekuatan gerakan HMI. Konflik sebenarnya akan bisa diminimalisir apabila sang pengemban amanah di HMI tidak lari dari Al-Quran dan Hadist yang merupaka landasan dari Ideologi HMI. Kita berharap HMI dengan berbagai macam baju, almamter, warna kulit dan suku yang berwarna-warni tapi tetap dalam satu tujuan dalam merumuskan agenda bersama. Satu tekad untuk terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi dan bertanggung jawab atas  terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.



Ada beberapa hal yang harus kita lakukan antara lain;
KONSISTEN DALAM PERJUANGAN; MENJALANKAN AD/ART HMI SECARA MURNI DAN KONSEKUEN
Setiap kongres hal yang selalu dan rutin sebagai sebuah bentu regenarasi dan evaluasi serta pergantian kepengurusan yang ada di HMI. Selain itu juga membahaskan tentang program kerja dan rekomendasi. Hal-hal yang sudah dibahas di kongres, dmana kongres merupakan sebagai kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan untuk menentukan arah perjuangan organisasi. Sudah semestinya apa yang tertuang dalam kongres wajib djalankan oleh setiap unsusr yang ada di HMI baik secara pribadi maupun secara institusi organisasi. Rekomendasi-reomendasi yang dihasilan dari kongres harus sejalan dengan program kerja yang tertuang dari hasil kongres dan sejiwa dengan visi dari sang andidat untuk maju sebagai ketua umum PB HMI. AD/ART yang sdah ditetapkan dengan biaya yang cukup besar diabaikan begitu saja. Maka sangat wajar apabila perjuangan HMI tidak terarah dan jauh dari apa yang di cita-citakan.

PENGUATAN STRUKTUR ORGANISASI
Penguatan struktur sangatlah penting untuk konsolidasi menajalankan amanah organisasi. Maka oleh karena itu mereka yang duduk dalam strktur HMI adalah mereka capable di bidangnya. Terutama di bidang PA sebagai jantng HMI, PAO sebagai pengawas jalannya roda organisasi, HI adalah mereka yang mampu menguasai minimal 3 bahasa inggris, mandarin dan Arab agar HMI kembali berkibar di kancah dunia internasional dan memainkan peranannya sebagai organisasi besar dan tertua di Indonesia untk membawa misi islam di dunia dan Indonesia sejalan dengan cita-cita UUD 1945.
 ORGANISASI BERBASIS IPTEK
Seiring kemajuan zaman maka sudah sewajarnya HMI sebagai organisasi besar yang memiliki sumber daya manusia yang cukup banyak harus berbasis teknologi dalam berbagai aspek . terutama pendataan anggota, pengiriman surat, konsultasi dan sebaginya. Data base HMI secara on line sangat lah penting dan tidak bisa ditunda. Untuk bisa mengontrol kemajuan dan perkembangan kader. Jadi tidak ada lagi akan terjadi jumlah manipulasi keanggotaan HMI. Dan ini sangat penting ntuk pengembangan organisasi.

REDESAIN PERKADERAN HMI
Redesain perkaderan HMI adalah hal yang sangat mutlak harus dilakukan mengingat seiiring dg kemajuan zaman. Pintu masuk untuk melakukan redesaian perkaderan HMI adalah lewat lokakarya perkaderan yang dilaksanakan dengan sangat serius, terarah dan terencana.
1.      Penyempurnaan kurikulum training HMI untuk menjawab 25 tahun yang akan datang.
-          Keislaman
-          kebangsaan
-          Interpreneurship
-          Bahasa
2.      Metedologi penyampaian materi HMI.
Terjadinya perbedaan penyampaian materi antara cabang yang sat dengan cabang yang lainnya bahkan ada penyampaian materi yang tidak sesuai dengan konten materi yang diatur dalam pedoman perkaderan kita. Maka oleh karena itu perlu ada penyeragaman metode penyampaian yang harus dibuat agar training kita lebih terarah dengan tidak mengabaikan materi pilihan sesuai dengan kebutuhan cabang.
3.      Menjalan dan mengawal perkaderan.
Perlu adanya Kontrol yang kuat dalam rangka menjalankan dan mengawal perkaderan. Karena selama ini banyak training yang dibuat hanya asal jadi sekedar untuk melepaskan tanggungjawab program kerja. Sehingga kualitas dan out put dari training it juga tidak bagus. Dan lebih sedih lagi bahkan hampir semua cabang tidak pernah melakukan follow-up sebagaimana yang diatur dalam pedoman perkaderan. Jadi wajar apabila kualitas yang dilahirkan dari setiap jenjang itu juga sangat rendah.  Apbila proses tersebt tidak dijalankan dengan baik maka bisa dipastika kualitas yang akan dilahiran oleh HMI jauh dari apa yang diharapkan. Jadi harus ada kartu control yang dimiliki oleh setiap kader untuk melanjutkan jenjang training selanjutnya secara on line agar bisa dipantau perkembangannya sebagai prasyarat untuk mengikuti jenjang training yang lebih tinggi di HMI. Dalam mengawal dan menjalankan peraderan juga sangat penting adalah koordinasi dan support yang penuh dari PA kepada BPL. Kapan perlu 30% anggaran operasional institusi PB, Cabang digunakan untuk kepentingan peraderan dan BPL. Hal ini masuk akal dengan merujk kepada ondisi HMI yang berada pada tirik nadir yang perlu diselamatkan. HMI adalah organisasi ader. Peraderan adalah jantungnya HMI apabila jantungnya tida bergerak dan tidak berjalan maksimal maa kematian itu aan semakin deat.
4.      Dewan instruktur nasional
DEWAN INSTRUTUR NASIONAL bukanlah sebuah lembaga yang terstruktur dengan memiliki ketua dan pengrus yang lain, tapi dewan instruktr nasional adalah sebuah forum para komunikasi instruktur. Hal ini bertujuan untuk melahiran training yang berkualitas sebagaimana yang diatur dalam pedoman perkaderan HMI. Jadi setiap pelaksanaan jenjang training di HMI tidak adalagi pemateri yang tidak sesuai dengan eingin training HMI atau kata lain tidak semua orang bisa menyampaikan materi di HMI. Mereka yang bkan HMI tahu apa tentang HMI. Yang tahu tentang HMI adalah mereka kader HMI yang dilatih menjadi kader instruktur yang siap mengemban amanah peraderan. Kendala kesulitan mendatangkan pemateri yang disebaban krisis instrukur dari cabang yang bersangtan dan kekuragan financial kepanitiaan juga terjawab karena dengan adanya dewan instrukur maka BPL PB HMI lebih mudah mendata siapa yang bisa dan punya wakt untuk diberangkatkan oleh BPL e cabang yang bersangktan karena anggota BPL PB HMI sangat terbatas dan persoalan pembiayaan akan ditanggung penuh oleh PB HMI. 

OPTIMALISASI PERAN LEMBAGA PROFESI
Lembaga profesi adalah hal yang tidak boleh diabaikan dan harus di support penuh oleh institusi PB dan cabang dalam rangka membangun image building HMI serta menjawab student need dan student interst mahasiswa. Fungsi lembaga profesi ini adalah untu pendidian, penelitian dan pengabdian epada masyarakat.
Target dari kehadiran lembaga ini adalah kader HMI dan Masyarakat.
1.      LAPMI.
Dengan kehadiran LAPMI bisa menjadi tempat untuk dakwah dan sosialisasi program HMI dalam rangka membangun image building HMI serta mengasah daya intelektualnya kader HMI untuk menulis. HMI jga bisa memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat dan memberikan berita yang berimbang untk pemberitaan yang menyudtkan HMI. Siapa yang menguasai media maka dia akan mengusai dnia. Artinya betapa pentingnya peran media dalam membangun opini masyarakat. Maka tidak ada kata lain LAPMI fardhu hukumnya disemua cabang yang ada di Indonesia.
2.      LKBHMI
Dengan adanya LKBHMI maka diharapkan mampu lahir sebagai wadah bagi kader HMI yang mengenyam pendidian di Fakultas Hukum dan syariah untuk mengasah eilmuan ini. Agar mereka selesai aktif di LKBHMI bisa menjadi pengacar-pengacara yang handal yang membela rakyat miskin dan berani mengatakan yang hak adalah hak yang bathil adalah bathil. Selain itu juga sebagai wadah unt membangun citra HMI dikalangan masyarakat dan menjadi daya tarik primadona bagi mahasiswa hukum dan syariah. LKBHMI harus dibentk di semua cabang yang memiliki kader di perguruan tinggi Fakultas hkm atau fakultas syariah. Hari ini banyak pengacara yang tidak mau membela kepentingan rakyat kecil karena tida ada uang jasanya maka dalam posisi ini HMI khusunya LKBHMI harus tampil ntuk mengambil ruang itu hal ini sejalan dengan NDP yaitu keberpihakan terhadap aum mustad’afain.
3.      LSMI
Lembaga seni mahasiswa islam penting ntuk menampung minat kader HMI yang meiliki jiwa seni yang tinggi untuk bisa lebih berkreasi. Salah sat jalan dakwah bukan hanya lewat mesjid tapi juga pesan dawah lewat seni. Dengan kehadiran LSMI maka LSMI bisa membentuk tim teater, kumpulan puisi, group Nasyid dan sebagainya. Bisa juga mengadaan pergelaran seni dan teater dan event besar lainnya sehingga bisa menarik minat para mahasiswa pecinta seni untuk bergabung dengan HMI dan membawa pesan keislaman lewat lagu dan piusi.
4.      LKMI
Lembaga kesehatan wajib hukumnya dibentk bagi cabang yang memiliki kader dari sekolah tinggi kesehatan baik itu kedokteran, perawat mapun bidan. Hal ini bisa menyentuh langsung hati masyarakat. Arena mereka bisa melakukan penyuluhan kesehatan, berobat gratis, konsultasi kesehatan dan bisa dikirim kedaerah bencana untu membantu korban yang membutuhkan pertolongan medis. Hal ini selain berdampak kepada masyaraat juga bisa mengasah kelimuannya dan menerapkan keilmuannya langsung ke masyarakat. Disi lain tentu dan pasti membantu membangun citra HMI untuk bisa menarik minat mahasiwa-mahasiwa yang bukan HMI untk masuk HMI.
5.      LTMI
Lembaga tekhnologi harus dibentk oleh cabang yang memiliki kader HMI di fakultas tekhnik. LTMI juga penting krena kemajan teknologi bisa mendorong percepatan dan medernisasi organisasi. Tekhnologi hal yang tidak bisa dipisahan dengan seiring kemajuan zaman.
6.      LDMI
HMI merupakan singkatan dari Himpnan Mahasiswa Islam, tapi Islam nya masih menjadi pertanyaan yang harus dijawab serius oleh ader HMI dengan melihat kondisi ekinian HMI. Mesjid kampus adalah basis yang paling penting, HMI sebagai organisasi mahaswa tentunya kampus adalah basis utama kader HMI. Dewasa ini mahaswa pada umumnya sudah terpolarisasi pemiirannya dengan stigma negative tentang HMI. Kalau mau politik masuk HMI, kalau mau belajar islam masuk KAMMI. HMI adalah organisasi yang syarat dengan politik dan demonstrasi yang anarkis. Maka ini membuat mahasiswa enggan ntk masuk HMI terutama kampus-ampus besar umum. Hampir semua mesjid kampus yang kita temi hampir tidak ada sama seali kita bisa bertemu ader HMI yang lagi berdiskusi.semuanya dikasai oleh KAMMI. Konsep tersebut sebenarnya adalah onsep HMI yang dipaai mereka. Karena pengajian mesjid itu disis oleh ativis LDMI sebelum KAMMI lahir. Maka oleh arena itu belum ada kata terlambat bagi kita. Membentuk LDMI disemua cabang sangatlah penting sehingga mendistribusikan aktivis LDMI nya untuk mengisi pengaian atau membuat pengajian di mesjid-mesjid ampus. Jadi stigma HMI selama ini yang senang politik dan demonstrasi bisa terjawab dengan adanya pengajian-pengajian LDMI di kampus –kampus. Ternyata HMI bukan hanya berbicara politik, demonstrasi tapi juga ada pengajian. Jadi sangat komple dan ini bisa menjadi nilai tambah untuk mahaswa untu HMI yang sebenarnya dan akhirnya mereka bergabung dan berjuang berdakwah bersama HMI. Selain itu LDMI yang tentunya disuport oleh bidang pemberdayaan umat juga bisa melakkan dakwah ditengah masyarakat luas safari jumat ke mesjid-mesjid, peringatan PHBI d mesjid-mesjid, hal ini tentu aan mengembaikan epercayaan umat islam terhdap HMI dan menyatu dengan mat. Disaat HMI menyatu dengan umat maka HMI baru pantas menjadi ader umat dan kader bangsa, atau anak kandung umat islam. HMI sangat potensial untuk bisa menyatu dengan umat karena mereka tidak terpola kepada mahzab manapun, HMI bisa mencair dikalangan umat manapun. NU, Muhammadyah, Syiah dan sebagainya.
7.      LPMI
Lembaga pertanian mahasiswa islam bisa dibentuk di fakultas pertanian yang ada ader HMI nya. Kehadiran lembaga pertanian ini bisa memberikan wadah bagi mahasiswa pertanian untuk mengaplikasikan keilmuannya ditengah-tengah masyarakat dengan terjun kelpangan melakukan penyuuhan-penyulha pertanian.
8.      LAPENMI
Lembaga pendidikan mahasiswa islam juga penting dibentuk bagi cabang yang memiliki fakultas keguruan dan tarbiyah. Hal ini melatih mereka untuk menjadi tenaga pendidik yang terampil dan juga memberikan pendidikan kepada anak-anak yang tidak mampu untu melajutkan sekolah atau bimbingan belajar bagi anak-anak yang tidak biaya untuk kursus dan less tambahan dan yang tak kalah penting adalah memberikan pendidikan bahasa inggris dan arab kepada kader-kader HMI agar kader-kader HMI memiliki penguaasaan bahasa yang bagus. Karena bahasa sangat penting. Disemua perguruan tinggi ternama di Indonesia atau lowongan pekerjaan semuanya mensyarakatkan penguasaan bahasa terutama bahasa Inggris mau tidak mau. Tentunya agar kader HMI menjadi kader yang siap diterjn ditengah masyarakat mereka meiliki keahlian dan persyaratan yang cukup untuk masuk perguruan tinggi manapun yang ia suka baik dalam negeri maupun luar negeri dan bekerja di perusahaan manapun yang akan dipilih.

Sebelum melakukan konsolidasi maka harus ada pemetaan willayah dan potensi yang memungkinkan lembaga profesi tersebt untuk dibentu di cabang bersangutan. Untuk menggerakkan ini maka kita perlu melakukan konsolidasi nasional antara PB HMI, Lembaga profesi, badan khusus, Cabang se-Indonesia. Membahas pembentukan lembaga, pengemangan lembaga dan pemberdayaan lembaga serta sosialisasi program kerja nasional, Misalnya:
a)      Antara BPL PB HMI, PA PB HMI, BPL Cabang atau PA cabang bagi yang belum memiliki BPL.
b)      Antara Bidang Pemberdayaan Umat PB HMI dengan LDMI dengan LDMI cabang atau PU Cabang yang belum memiliki LDMI Cabang
c)      Bidang Hukum dan HAM PB HMI, LKBHMI dengan LKBHMI Cabang atau ketua cabang jika tidak ada LKBHMI Cabang.
d)     Bidang Kearyaan dan pengembangan profesi PB HMI dengan LTMI. LKMI, LSMI,  dengan HMI cabang
e)      Bendahara Umum PB HMI dengan bendahara umum cabang HMI se-Indonesia
Konsolidasi ini harus berjalan dalam semester pertama. Kosolidasi inilah sangat penting dan bagi yang menghalangi konsolidasi harus dihindarkan jika kita ingin memperbaiki himpunan yang telah sakit ini. Dalam satu semester kita berharap 80% jumlah cabang yang ada di Indonesia sudah memiliki semua lembaga profesi yang dibutukan dan tentu harus didkung penh oleh PB HMI, Badko, Cabang, Korkom dan komisariat.

KEMANDIRIAN ORGANISASI
Untuk menuju kemandirian organisasi ada dua cara yang harus dilakukan, antara lain;
a.       Dalam pasal 7 ART HMI bahwa setiap anggota biasa HMI wajib membayar uang pangkal anggota. Jadi jika setap kader HMI yang masuk HMI maka ia akan membayar ang pangkal HMI yang digunakan sebagai dana abadi HMI. Jika sistem data base HMI adalah kompter on line maka cita-cita kita akan menghasilkan dana abadi HMI sangatlah mungkin.
b.      HMI harus mencari modal usaha kepada alumni membuat sebuah yayasan yang bergerak dibidang social, pendidikan, keagamaan dan koperasi syariah yang dikelola secara professional dan tidak terikat dengan masa jabatan structural HMI. Struktural HMI boleh berganti tapi pengrus yayasan dan koperasi tidak berubah. Siapapun ketua umum HMI nya maka ia sebagai komisaris. Dan HMI memegang saham sebesar 60% di Lembaga yang dibentuk. Dan 40% dikelola oleh pengurus Lembaga Bisnis yang dibentuk untuk pembayaran karyawan dan pengembangan lembaga.
Jika uang pangkal anggota sebagaimana yang diwajibkan oleh AD/ART dan iuran alumni untuk modal usaha berjalan maksimal dan pengelolaan euangan secara professional maka sudah bisa dipastikan maka HMI akan menjadi organisasi yang mandiri.

Jika 6 langah ini dijalankan dengan maksimal dan konsisten maka kita berharap 25 Tahun yang akan datang HMI akan muncul sebagai kekuatan besar dan melahirkan kader-kader yang mengisi pembangunan dinegeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar