Minggu, 21 April 2013

KETIDAK LAYAKAN PARA KANDIDAT KETUA UMUM PBHMI PADA KONGRES KE XXVIII UNTUK MEMIMPIN HMI KE DEPAN


KETIDAK LAYAKAN PARA KANDIDAT KETUA UMUM PBHMI PADA KONGRES KE XXVIII UNTUK MEMIMPIN HMI KE DEPAN

setelah sebelumnya saya menulis terkait dengan melemahnya kepemimpinan kolektif di HMI, kali ini saya mencoba menelisik lebih dalam pada person-person kandidatnya, sebagai organisasi mahasiswa Islam yang konon terbesar dan terlama di bumi nusantara ini. dan harus lah dipimpin oleh kader HMI yang tingkat kesholehan ritual dan sosial yang seimbang, dan tertinggi dari seluruh kader HMI yang ada hari ini.

SAYA MENGGARISKAN DALAM CATATAN SEBELUMNYA terkait dengan pemimpin HMI kedepan yaitu pemimpin yang amanah, cerdas dan peduli pada perkaderan, peduli pada nasib rakyat yang dimiskinkan oleh penguasa zalim. dalam catatan kali ini saya merenung sebagai seorang instruktur di HMI selama ini, pertama adalah permasalahan sudut pandang terkait dengan keislamanan kader, selaras dengan tujuan perkaderan itu sendiri yaitu muslim intelektual profesional mandiri, seorang muslim sejati selain ada istilah dalam persyaratan sebagai seorang calon ketum, dia harus mampu menghafal al-qur'an, bila perlu 30 juz plus makna dan tafsirnya, mampu memahami, menghayati dinamika fiqh ibadah dan fiqih muamalah dan sebagai pelopor dalam melaksanakan ijtihad didalamnya, tahu mana hadits shohih hingga yang dho'if, memahami persoalan sosiologis umat islam hari ini dan kedepannya.

kedua, intelektual. kandidat ketum rata-rata dalam proses penyelesaian S2, namun tidak mencerminkan tingkat intelektualitas mereka dalam ranah praksisnya, sekelas mengurus kongres saja tidak ada yang becus, kenapa saya katakan ini, pada realitasnya mereka tidak mampu menyelesaikan permasalahan kongres yang berlarut-larut DAN semakin liar, sehingga rawan dijadikan bola panas oleh orang-orang yang menginginkan kehancuran HMI. dalam LPJ mereka-pun tidak ada evaluasi yang konprehenship apalagi rekomendasi yang mereka tawarkan, sangat tidak berkualitas, sungguh sangat memprihatinkan sekali, kuliyah semakin tinggi semakin menjadikan mereka malas berfikir intelek dan ilmiyah. dan sebagian besar lari dari tanggung jawabnya, kenapa yg LPJ cuma dua orang, itupun dilakukan cuma 3-5 menit saja, dan cuma memancing emosi dari pserta kongres. oleh karena itu saya katakan tidak ada yang layak jadi ketum PBHMI, karena dalam LPJ mereka tidak ada yang melaporkan program kerja yang telah digariskan dalam PKN, yang telah diamanatkan oleh kongres sebelumnya.

ketiga, profesional. berlarut-larutnya kongres adalah bukti dari ketidak profesionalan mereka yang note bene rata-rata sebagai SC dan OC panasko, APAKAH ORANG2 YANG BEGITU HARUS KITA JADIKAN IMAM! harus kita katakan TIDAK pada mereka! dan terjadinya kerusakan adalah kurang sigapnya panitia, apalagi terjadi penculikan presidium sidang Hingga beberapa hari. sungguh tidak bisa dijadikan contoh.

ke empat, mandiri. yang terlihat bukan kemandirian seorang kandidat, tetapi hanya para pengolah dan peminta-minta, para penjilat, dan para preman, yang tekan sana tekan sini untuk mendapatkan segepok rupiah untuk membeli suara cabang.

sungguh naif, jiwa ini berontak melihat realitas kader HMI yang semakin keluar pada rel / nilai-nilai yang harus diperjuangkan. sodaraku, sadarlah, renungkanlah, dan lakukan perbaikan HMI dari diri kita sendiri, kemudian berjama'ahlah untuk mengusir kaum-kaum thoghut ditubuh HMI ini. kohati sudah terjadi dualisme,  apakah PBHMI juga akan begitu atau lebih parah lagi, mari kita berjama'ah untuk melawan musuh dalam selimut kita sendiri.

AHLAN EL-FAZ
(INSTRUKTUR BPL PBHMI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar