Jumat, 05 September 2014

METODE TRAINING

METODE TRAINING PEDOMAN PERKADERAN 1975
1.       KURIKULUM TRAINING
ASPEK-ASPEK YANG HARUS DIPERHATIKAN
-          penyusunan jadwal materi training
-          cara dan bentuk penyampaian materi training
-          pengaturan pelaksanaan materi keterampilan dan diskusi
-          adanya penyegaran kembali dalam pengembangan gagasan-gagasan kreatif  dikalangan peserta training
-          usaha menimbulkan kegairahan (motivasi) dan dinamika dalam training agar segenap peserta terpanggil untuk ikut berpartisipasi dengan seluruh anggota training
-          terciptanya kondisi yang setaraf (equally) antar sesama unsur-unsur atau individu-individu dalam forum training
-          adanya keseimbangan dan keharmonisan antar metode-metode training yang dipergunakan atau diterapkan dalam setiap jenis atau jenjang training
2.       METODE DAN SISTEM TRAINING
-          sistem ceramah Pump System
-          sistem diskusi (aloka system)
-          sistem penugasan (resitation system)

METODE TRAINING PEDOMAN PERKADERAN 1988

1.       LATIHAN KADER I
-          Penyampaian bersifat penanaman dan penjelasan
-          tehnik : ceramah, tanya jawab/dialog, penugasan (resume)
-          proses belajar mengajar ; penceramah memberikan ceramah dan peserta bertanya tentang hal-hal tertentu

2.       LATIHAN KADER II
-          penyampaian bersifat analisis dan pengembangan
-          tehnik; ceramah, dialog, penugasan (pembuatan makalah tanggapan)
-          proses belajar mengajar : penceramah ceramah, peserta membahas

3.       LATIHAN KADER III
-          penyajian bersifat analisis problematik dan alternatif
-          teknik : ceramah, tanyajawab/dialog, penugasan membuat makalah banding (peserta membuat membuat alternatif pemecahan masalah secara konsepsional)
-          konsep belajar mengajar ; penceramah bersifat mengangkat masalah /memancing, peserta membahas.




METODE TRAINING PEDOMAN PERKADERAN 2000
3. Metode Training
                Dengan memahami tentang gambaran kurikulum dan aspek‑aspek yang perlu dipertimbangkan di atas, maka metode yang tepat yakni penggabungan antara :
a.         Sistem diskusi, yakni suatu metode pernahaman materi training secara diskutif (pertukaran pikiran yang bebas) dan kumunikatif.
b.         Sistem ceramah (dialog), yakni suatu metode pemahaman materi melalui tanya jawab.
c.         Sistem penugasan, yaitu metode pemahaman materi dengan mempergunakan keterampilan peserta dengan sasaran:
v  Mempergunakan kemampuan‑kemampuantertentu,
v  Penulisan‑penulisan,
v  Kerja lapangan,
v  Bentuk‑bentuk trial dan error (‑ Dinamika kelompok
v  Studikasus
v  Simulasi dan lain sebagainya.
                                             
Dalam setiap jenjang dan bentuk training, ketiga sistem itu tergabung menjadi satu. Penggunaanya disesuaikan dengan tingkat kernatangan peserta, jenjang atau forum training yang ada. Dalam penerapan metode training prosentasenya berbeda‑berbeda secarakuantitatif, untuk itu prosentase tiap‑tiap training dapat digambarkan sebagai berikut:

a.           Semakin matang peserta training, jenjang dan bentuk training, maka sistem diskusi lebih besar prosentasenya.
b.          Makin kecil kernatangan peserta, jenjang dan bentuk training, maka diskusi memiliki prosentase yang lebih kecil sebaliknya sistim ceramah dan teknik diolog semakin lebih besar prosentasenya.
c.           Sistim penugasan dipergunakan pada setiap training hanya saja bentuk penugasan tersebut harus diselaraskan dengan tingkat kernatangan pesertanya, jenjang dan bentuk training, dilaksanakan dengan cara sebagai berikut
Ø  Training yang diikuti oleh peserta yang tingkat kematangan berpikirnya relatif lebih tinggi dan jenjang training yang lebih tinggi maka penugasan lebioh ditekankan secara diskriftif (pembuatan paper ilmiah, paper‑paper laporan dsb.)
Ø  Trainging yang diikuti peserta yang tingkat kernatangan berpokirnya relatif lebih rendah maka ketermpilan fisik (gerak, mimik, aktifitas praktis), sistim ini merupakan pendekatan metode "trial and error".

Pemilihan dan penentuan metode training disesuaikan dengan jenjang dan materi‑materi training yang akan disajikan. Pendekatan yang digunakan secara filosofis, psikologis, sosiologis, historis dan sebagainya. Gambaran tentang metode yang digunakan dalam training sesuai menurut jenjangnya, adalah sebagai berikut :
a.  Latihan Kader‑I
Ø  Penyampaian bersifat penyadaran, penanaman dan penjelasan.
Ø  Teknik : ceramah, tanya jawab/dialog, penugasan (resume)
Ø  Proses belajar mengajar (PBM/pembelajaran): penceramah menyampaikan materi dan peserta bertanya tentang hal‑hal tertentu.
b.       Latihan Kader‑II
Ø  Penyampaian bersifat analisis, pengembangan dan bersifat praksis.
Ø  Teknik: ceramah, dialog penugasan (membuat makalahtanggapan atau makalah analisissebuah kasus).
Ø  Session khusus dalam bentuk tutorial.
c. Latihan Kader‑III
Ø Penyajian bersifat analisis problematik dan altematif.
Ø Teknik: ceramah, dialog, penugasan membuat makalah banding (peserta membuat alternatif pemecahan secara konsepsional).
Ø Konsep belajar mengajar (PBM/pembelajaran) : penceramah bersifat mengakat masalah, kemudian peserta membahas.
Ø Session khusus dalam bentuk tutorial
Ø Session khusus dalam bentuk praktek lapangan
4.  Evaluasi Training
1.       Tujuan :
Ø  Mengukur tingkat keberhasilan training
2.       Sasaran :
Ø  Kognitif
Ø  Afektif
Ø  Psikomotorik
3.       Alat Evaluasi
Ø  Test Objektif
Ø  Test Subjektif (esai)
Ø  Test Sikap
Ø  Test Keterampilan
4.       Prosedur Evaluasi :
Ø  Pre-Test
Ø  Mid-Test (evaluasi proses)
Ø  Post-Test
5.       Pembobotan
·          LK – I  :  Kognitif                  : 30 %
   Afektif                   : 50%
   Psikomotorik  : 20%
·          LK – I  :  Kogbnitif                : 40%
   Afektif                   : 30%
   Psikomotorik  : 30%
·          LK – III : Kognitif                 : 40%
   Afektif                   : 20%

   Psikomotorik  : 40%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar