Senin, 02 Maret 2015

BIDARI MALAMKU I-IV

Bidari malamku I
Kasih, tubuhku mulae ringkih
Kalah oleh ruang dan waktu yg terus brgerak
Kulitku rapuh oleh bakteri jd alergi
paru-paruku pernah berlubang dan hitam
Jantungku berdetak lemak
Dan darahku tak se merah dulu
Hingga terasa gontai langkah ini
Namun otak tlah tertancap kata menang dlm stiap kompetisi
Kata sampai tujuan pada setiap perjalanan
Kata berhasil pada stiap pekerjaan
Dg berbenteng keyakinan djiwaku
Aku bawa mimpiku
Aku genggam harapanku
Utk aku pertanggung jawabkan pada Sang Penciptaku
Hey kekasih, bidari malamku
Dengan mu aku akan brstrategi
Berpuisi seperti dmasa remaja
Menggenggam bintang bercanda dg rembulan
Hingga matahari pagi menghangatkan jiwaku, badanku
Dan aku akan bercerita bahwa;
Dmasa ini aku pernah ada
Kemudian menua, jadi serakan puing peradaban
Jadi cerita dalam kisah percintaan dg si dia, si ini, si itu
Dan cerita itu akan kembali terulang pd zaman yg berbeda
Dan inilah percintaanku
Yang tumbuh, menjulang tinggi
Hingga hanya ada satu cintaku yg tersisa dalam jiwa ragaku
Bukan cinta kepadamu hey bedari malamku
Namun cintaku pada sang Penciptaku
Pada saat kukembali kepangkuan KuasaNYA.
JS.15

bidari malamku II
(Awal yg tak pernah ber akhir)
Bidari malamku, rasa tlah mengalir
Dan trus mengalir, walau kadang ia meresap, menguap, menggumpal
Bahkan mendobrak, menerjang dan melumat habis yg ia lewati
Kerna dlm rasa ini ada kekuatan, cinta dan kebencian jg kemarahan
Hingga semua trsalurkan pada hasrat kepuasan manusia
Dan itulah rasaku yg smakin liar.
Bidari malamku, pada percintaan ini aku salurkan rasa ini dg keindahan dan kehalusan syairku
Atau sekedar memeluk kehangatan jiwa ragamu
Dan kita hiasi dg romantisme kelap kelip lampu
Atau gemericik tetesan air
Dan getaran tubuhmu juga jiwamu
Hey bidari malamku, diseberang pulau harapan itu aku tuju
Jejak langkah tak lg mampu kuhitung
Sedangkan kapal harus kita cipta tuk kemudian kita arungi lautan
Hingga dermaga tujuan kita capai
Namun ombak dan badai tlh jd sekutu angin dan rembulan
Tuk menumbangkan kapal yg kita kemudikan
Dan ujung itu blm nampak hei bidariku
...
JS.15

bidari malamku III
(Bercengkerama dengan kegelisahan dan ketakutan )
Kau mungkin takut dengan kegelisahanmu
Saat kesendirian datang tak terelakan
Dan kau hampa dalam percintaan ini
Semakin asing dalam ramainya dunia yang tak kau pahami
Bidari malamku, cintaku yang terkasih
Jika gelap telah datang
Dan kau bergumul diantara kebiasaan keseharian
Ruang yang sempit
Dan benda-benda mati yang tak mungkin kau ajak bernyanyi
Senda gurau meringankan beban jiwa yang sangat berat dikota ini
Hey bidari malamku
Hujan dimalam ini tak lagi menceritakan tentang kita
Kerna musim hujan kan berganti
Dan cerita cerita pada tiap tetesnya berupa jeritan yang menyayat
Dan dingin malam merapuhkan jasad mereka
Dan kita melebur, jadi sepasang kisah yang sama
Dalam percintaan yang sederhana
Kerna malam tak lagi dalam sepi
Walau hanya canda-canda tentang tahu tempe
Dan tentang kemarahan kita pada ketidak berdayaan
Dan penguasa yang semakin tak peduli pada kita
Hey bidari malamku
Pejamkanlah matamu
Dan maafkanlah nasib ini
Dan maafkanlah orang yang mencintaimu ini
Atau hany sekedar menyayangi dengan cara biasa..
JS.15

Bidari malamku IV
(matahari tenggelam diujung pulau itu)
Lekaslah bangkit hey bidari malamku
Saat angin gunung berhembus
Masuk dalam kamar kamar kehidupanmu
Bangkitlah, memerah senja diujung barat tlh brubah gelap
Pasanglah lampu, dmana pandangan akan tertuju dmalam ini
Kekasih, aku rindu pulau itu
Dmana singgasana kecil akan jadi cerita menawan
Kerna dhiasi taman elok, dan pasir pantai yg memerah kala senja
Sedang ombak kecil begitu manja
Menyeret kakimu dan membasahi dg percikan yg jernih
Hey bidari malamku
Jika awan putih mulai jd hiasan langit
Dan bintang mulae redup
Maka kembalilah dalam singgasana kecil itu
Lantunkanlah syi'ir itu utk memuji sang kekasih
Hingga kala malam mulae larut
Bidari malamku, eratkanlah peganganmu
Kita susuri celah demi celah semesta ini
Kerna ada keindahan dtiap titiknya
Sesekali kita bercanda mesra
Bercerita tentang masa lalu yg tak pernah selesei dkisahkan
Hidup padam, mati tetap menunggu..
JS.15

JEDA
saat kita dipersimpangan kasih
Saat rasa dan fikiran kita tak mampu kita satukan
Maka berhentilah, dan biarlah kegelisahan menjadi pengantar cerita 
Hingga esok kita tidak lah sangsi
Kerna sekedar cinta mencintai
Atau mengasihi dan menyayangi tanpa batas
Kerna ketulusan dan kesetiaan itu hingga akhir usia kita
Akankan ini akan jadi pengikat percintaan ini
Atau hanya kepuasan rasa sesaat,
Saat memacu andrenalin kerna rasa cemburu
Kerna rasa cinta tlah menguasai alam pikir logika kita,
Kekasih terkasihku, dalam perjalanan ini tlah berbaur,
Hingga musim terus berganti,
Hujan tak lagi membasi bumi,
Kerna musim kan berganti,
Namun, cukuplah ketulusan dan kesetiaan mewarna, menjadi komitmen membangun cita dan cinta
Hingga senja usia kita
Dan menjadi kisah dalam ribuan cerita tentang cita-cita dan cinta,
Dlm kesederhanaan percintaan ini
JS.15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar