Minggu, 10 Januari 2016

Strategi Perkaderan HMI Dalam Rangka Mencetak Insan Paripurna di Era Global

Strategi Perkaderan HMI Dalam Rangka Mencetak Insan Paripurna di Era Global



HMI sebagai organisasi kader (pasal 8 AD) sangat bertumpu pada proses kaderisasi anggotanya, suatu proses yang harus ditempuh dengan kontinyu, berkesinambungan. Baik dari mulai proses rekruitmen, pembinaan, hingga pengabdian. Perjalanan proses perkaderan sudah cukup lama, perkaderan HMI sudah sudah melewati banyak fase, dari mulai kemerdekaan RI hingga era reformasi. Mulai dari perjuangan fisik, perjuangan ideologi, perjuangan politik. Dan kedepan, tantangan perjuangannya pada berbagai aspek multidisipliner, mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, hukum, seni, budaya, sains, teknologi ,dll.

HMI sebagai rumah perkaderan (second campus) harus mampu mencetak kader-kadernya agar memiliki multidisiplin secara konsep hingga terampil di lapangan. HMI sebagai rumah perkaderan harus mampu mencetak kader-kader yang peka zaman dan mampu berkompetisi dalam persingan global. Mampu mengadakan perubahan-perubahan sebagai mana yang tercantum dalam tujuan HMI, yaitu kualitas 5 insan cita.

Perkaderan HMI sebagai suatu rencana jangka panjang (grand strategy) dalam rangka mencetak generasi muda yang kreativ dan inovatif membutuhkan stategi  yang dinamis sehingga akan memiliki braind  perkaderan yang dibutuhkan para mahasiswa dikampus sekarang dan dimasa yang akan datang. Inspirasi ini lahir / diilhami oleh dinamika generasi muda dan begitu cepatnya perkembangan teknologi, media sosial, buku-buku dan pedoman perkaderan yang ada dengan grand strategi-nya, juga tujuan HMI, kredo-kredo yang ada didalamnya dan telah membudaya di HMI .

Tuntutan globalisasi bukan hanya sekedar kemampuan intelektual dan agama yang kuat saja, namun kader HMI dituntut untuk memiliki beberapa hal antar lain :
Pertama, memiliki keterampilan / profesionalismeKedua, kepemimpinan sistemik (leadership). Ketiga, kemandirian yang kokoh. Keempat, memilki kemampuan strategi dan taktis. Kelima, kemampuan dalam menggunakan dan mengontrol teknologi dan media sosial.

Beberapa hal tersebut diatas harus dimiliki kader HMI kedepan sebagai nabi-nabi sosial dimasyarakat, dalam rangka mengadakan / menciptakan perubahan-perubahan sosial dimasyarakatnya.
Dan pada gilirannya akan membangun suatu peradaban Islam dimuka bumi ini.

Dan tidak berlebihan
jika HMI akan mencetak insan-insan paripurna dimasa mendatang, karena perangkat pendukung perkaderan sudah ada. Perangkat pendukung itu antara lain : Pertama, konstitusi, yang didalamnya ada AD/ART dan pedoman perkaderan juga pedoman-pedoman yang lainya. Kedua, BPL (Badan Pengelola Latihan), suatu badan otonom yang dialamnya menghimpun para instruktur-instruktur dari berbagai macam kualifikasi keilmuaanya yang berfungsi sebagai intelektual organik dalam proses perkaderan HMI. Ketiga, budaya pekaderan yang sudah terbentuk di HMI itu sendiri. Keempat, infrastruktur yang menunjang perkaderan, fasilitas dan financial. Kelima, perkaderan HMI berbasis IT

Kompetisi terbuka sudah terjadi semenjak dekade pertama abad 21, sejalan dengan masuknya era revolusi teknologi informasi dan komunikasi. Don Tapscott dan Anthony D. Williams dalam karyanya WIKINOMICS (2008) menyebutkannya sebagai era ekonomi keempat; sebuah era yang bertitik tolak bahwa internet sebagai medium kolaborasi komunikasi-informasi massal bukan lagi sebatas medium mencari dan menyimak informasi, tapi juga perangkat dalam membuat keputusan. Era ekonomi keempat ini juga hasil perkawinan revolusi teknologi informasi dengan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.

Lebih lanjut, menurut Imam B. Prasodjo, setelah era teknologi informasi dan komunikasi maka kita akan menyongsong era berikutnya yaitu era trans cultural society.  Dimana transformasi antar budaya akan terjadi dengan cepat, karena semua informasi bisa didapat, jejaring sosial akan memudahkan setiap individu untuk menjadi subyek dari pembangunan peradaban baru.


Dalam era tersebut, para anak muda indonesia haruslah siap dalam segala hal. Berpengetahuan luas, mendiri secara ekonomi, memiliki jaringan bisnis internasional, dan punya perangkat teknologi canggih, sekaligus didukung oleh kebijakan negara yang memberi ruang lebih pada pemuda. Kreativitas dituntut untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru dalam merebut pengaruh dunia.

AHLAN EL-FAZ (ketum BPL PBHMI)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar