Senin, 10 Maret 2014

LPJ KU SAAT DI BPL HMI CABANG KEDIRI

LPJ KU SAAT DI BPL HMI CABANG KEDIRI

10 Maret 2014 pukul 18:57
“ KEMBALI UNTUK BEREVALUASI DIRI DALAM RANGKA RESTORASI PERKADERAN DI HMI CABANG KEDIRI”

Assalamu’alaikum wr wb,

SALAM PERKADERAN HIJAU HITAM!!!!
SODARA-SODARI Peserta MUSYAWARAH BPL HMI CABANG KEDIRI KE 1 yang kami hormati,
BERSAMA BPL, AYO BERJUANG MENCIPTAKAN SEBUAH PERUBAHAN
BERSAMA BPL, AYO HAPUSKAN PENINDASAN INTELEKTUAL
BERSAMA BPL, AYO GAPAI MASA DEPAN ISLAM YANG GEMILANG
BERSAMA BPL HMI CABANG KEDIRI, AYO BEKERJA CERDAS MENCIPTAKAN RESTORASI PERKADERAN DI HMI CABANG KEDIRI

Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi karena dengan segala kehendak-Nya lah kita dapat bersua untuk dapat saling berintrospeksi diri dalam menjalankan amanah organisasi yang kita cintai ini.  Salam serta shalawat selalu kita sampaikan untuk Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari kehidupan dzulumat  menuju kehidupan yang penuh nur.

Peserta MUSDA BPL HMI KE-I, Restrukturisasi Bakoor LPL HMI Kediri menjadi BPL PC HMI kediri yang dilaksanakan pada awal bulan Desember 2008 M yang telah memilih 1 formatur dan 2 mide formateur untuk di tetapkan menjadi ketua umum, dan baru dapat disyahkan oleh PC HMI pada bulan JANUARI dirapat harian PC HMI KEDIRI periode 2008-2009 yang pada waktu itu dipimpin oleh sodara m. Badrus zaman sebagai ketua umum, itupun karena komitmen kuat Bidang PA PC HMI KEDIRI mengawal hasil Forum Restrukturisasi Bakoor LPL HMI KEIDRI yang mana Forum ini adalah juga menjadi Munas pertama BPL PB HMI. Sehingga praktis BPL PC HMI dapat melaksanakan pelantikan pada tanggal 08 JANUARI 2009.

Forum restrukturisasi BPL PC HMI KEDIRI itu memiliki peran yang signifikan dalam proses transisi lembaga perkaderan dari Lembaga Pengelola Latihan (LPL) menjadi Badan Pengelola Latihan (BPL).  Perubahan LPL menjadi BPL ini tidak semata-mata sekedar perubahan nama belaka, tetapi lebih jauh daripada itu terdapat pula perubahan peran dan tanggung jawab lembaga perkaderan sebagai pilar perkaderan HMI.  Oleh karena itu momen restrukturisasi ini merupakan wahana bagi kita semua untuk merancang dan merumuskan lebih jauh peran dan tanggung jawab BPL HMI sebagaimana yang diamanahkan dalam Kongres XXV HMI di Makassar yang muaranya adalah peningkatan kualitas perkaderan HMI.
Organisasi bagaikan makhluk organik, dia hidup – tumbuh – berkembang – kemudian punah. Karena prinsip makhluk yang paling esensial adalah mempertahankan eksistensinya, olehnya itu sejumlah instrumen dalam sistem hidup diperankan agar dapat mempertahankan eksistensinya agar tidak punah. Begitu halnya dengan MUSDA KE-I BPL PC HMI KEDIRI PERIODE 2010-2011 semoga menjadi lokus untuk melakukan obyektifikasi terhadap kepengurusan BPL PC HMI KEDIRI dan menemukan rekomendasi-rekomendasi yang dapat memperkokoh gerak organisasi agar tidak punah dalam proses dinamika di lingkungan sosialnya.

Dengan demikian, walaupun forum itu dikemas dengan nama ‘restrukturisasi’, tetapi outputdari forum itu diharapkan tidak hanya terjadinya regenerasi kepengurusan belaka. Amatlah mudah kiranya jika forum itu ditujukan untuk sekedar mengganti muka lama dengan muka baru. Gagasan-gagasan cerdas dan realistis menjadi amanah yang dipikul oleh BPL PC HMI KEDIRI, harapan untuk lebih serius memperbaiki perkaderan HMI diuji pada kepengurusan kali ini.  Kejujuran dan ketulusan hati untuk berinstrospeksi diri secara obyektif menjadi suatu kemestian bagi kami dan ini kami jadikan langkah awal untuk merangkai masa depan yang gemilang.

Sebagai bahan evaluasi, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati perkenankanlah kami menyampaikan laporan kerja kepengurusan BPL PC HMI KEDIRI periode 2009-2010 pada MUSYAWARAH DAERAH BPL PC HMI KEDIRI, dengan sistematika sebagai berikut :

  1. PENDAHULUAN
  2. KONDISI OBYEKTIF
  3. PROGRAM KERJA
  4. EVALUASI DAN PROYEKSI
  5. PENUTUP

Kawan-kawan peserta MUSDA BPL PC HMI KEDIRI yang kami hormati,
Secara umum mungkin uraian-uraian dalam laporan kerja ini tidak layak dikatakan sebagai laporan kerja yang formal, karena dalam laporan ini kami lebih menekankan pada penyampaian proses-proses dalam mengemban amanah sebagai pengurus BPL PC HMI KEDIRI. Hal ini kami lakukan karena kami memandang bahwa penyampaian proses-proses kerja akan lebih bermanfaat sebagai landasan kebijakan perkaderan ke depan dibanding sekedar memaparkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, ini juga pada dasarnya kami bermaksud menempatkan BPL PC HMI KEDIRI  sebagai badan yang bekerja secara fungsional di PC HMI KEDIRI khususnya pada lokus perkaderan.

Mengasah Perspektif
(Suatu Kondisi Obyektif)

SAHABAT-SAHABATI Peserta MUSBA  BPL PC HMI KEDIRI  KE-I  yang kami hormati,
Untuk mengurai kondisi yang terjadi selama kepengurusan berjalan, kami dari BPL PC HMI KEDIRI berusaha mengurai sudut pandang yang lain dalam melihat suatu pengetahuan, ilmu yang dipelajari bukanlah sesuatu yang linear, tetapi ia merupakan sesuatu yang dinamis dan selalu berkembang. Hal ini kami lakukan bukan tanpa resiko karena dapat dianggap sebagai pengacau sistem yang mapan. Hal ini kami lakukan dengan obyektifikasi (mungkin juga subyektif) indikasi sebagai berikut: Pertama, sistem perkaderan yang berjalan di HMI saat ini sangat konservatif, dengan beberapa indikator, antara lain, pertrainingan yang statis, terjadinya formalisasi perkaderan, dan ukuran yang dipakai adalah kuantitatif. Kedua, perkaderan bukan milik semua. Ketiga, perkaderan adalah training. Keempat, lemahnya inovasi. Kondisi tersebut telah mapan di HMI, yang akibatnya, secara organisatoris HMI pun agak gagap dalam mengikuti perkembangan eksternal, HMI terkesan menjadi organisasi tambun yang sulit bergerak. Hal lain yang terjadi kondisi internal HMI untuk semua level tingkatan cukup memecah konsentrasi sehingga perkaderan berada di simpang jalan.
Dalam kondisi seperti itulah BPL PC HMI KEDIRI periode pertama ini menjalankan tugasnya. Langkah yang dilakukan oleh BPL PC HMI KEDIRI pertama kali adalah memberikan sudut pandang lain dalam melihat perkaderan, misalnya dengan menstimulasi KOMISARIAT-KOMISARIAT DAN PENGURUS cabang untuk berkreasi dalam koridor pesan yang sama dengan cara membuat contoh modul dan petunjuk pelaksanaan LK I serta menstimulasi perubahan sistem dan metode perkaderan melalui forum-forum LK II atau SC/TOT dan proyeksi ini adalah pilihan perspektif dari warna kepengurusan Bakor LPL HMI sebelumnya yang coba kami lanjutkan karena sungguh sangat positif orientasinya dalam membingkai perkaderan. Dari stimulan itu ada dua feed back yang didapat, (1) ada KOMISARIAT yang merespon dengan melakukan eksperimen, dan (2) ada KOMISARIAT yang merespon dengan tetap menjalankan budayanya.
Feed back KOMISARIAT dalam merespon perubahan perkaderan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: tingkat konsentrasi cabang dalam hal perkaderan, sumberdaya pengelola di tingkat cabang, pengetahuan dalam hal perkaderan, dan ada juga yang memang tidak mau tahu. Hal tersebut diakibatkan lemahnya sistem kontrol yang ada dalam perkaderan HMI. Bukan rahasia lagi apabila pengurus di level pusat tidak mengetahui aktivitas perkaderan yang dilakukan oleh KOMISARIAT-KOMISARIAT.
Di sisi lain BPL PC HMI KEDIRI sebagai lembaga perkaderan tidak mampu memaksimalisasi pesannya kesemua KOMISARIAT DAN PENGURUS cabang karena memang mayoritas cabang belum memiliki stok pengelola yang cukup dan memadai, padahal dalam konstitusi sudah dipersyaratkan untuk menjadikan perkaderan efektif itu harus memiliki instruktur yang handal dan memahami akan training dan seluruh materi di HMI, sehingga pilihannya adalah berkordinasi dengan pihak P3A komisariat DAN PA cabang. Hal ini pulalah yang menjadi bagian dari konsentrasi penuh diawal kepengurusan kami yaitu membuat suatu sistem komunikasi dan koordinasi antara BPL DAN P3A Komisariat di semua komisariat
Tetapi ada pepatah yang mengatakan “the man behind the gun”. Secanggih apapun sistem yang menopang perkaderan, apabila unsur “man” tidak diperhatikan, maka tidak akan berguna. Betapa banyak training yang sudah dilakukan, diskusi yang sudah di gelar, tetapi “man”tetap saja tidak berubah. Kita mungkin bisa belajar, mencoba gagasan Abdul Rahmat mengenai “super teacher” (2009: 112-113). Abdulloh menawarkan bagaimana metodologi dapat dijadikan (lingkage) bagi perubahan sosial. Beberapa syarat tersebut : 1) Kesetaraan, 2) Persahabatan, 3) Kebersamaan, 4) Memanfaatkan SDM dari Lingkungan Sendiri. 5) Humanisasi, 6) Berangkat dari Realitas, 7) Tidak Terbatas Pada Ruang dan Waktu, 8) Aksi-Refleksi. Setelah kami refleksi, hampir rata-rata ketidak maksimalan training di HMI karena 8 syarat tersebut di atas tidak terpenuhi.
Masih banyak training yang menggunakan paradigma dalam istilah saya “ materisme” (sumber kebenaran bergantung pada pemateri), dan satu lagi istilah “kirologi” (ilmu kira-kira) dengan bahasa mungkin begini atau mungkin begitu. Bagaimana peserta dipaksakan untuk memahami dan menganalisisa terlebih lagi memecahkan masalah pada suatu materi tapi tanpa dibekali bassis teoritik yang baik.
Jumlah kader HMI CABANG KEDIRI terus bertambah, baik kuantitas maupun kualitas individunya. Namun jikalau tidak diimbangi dengan sistem perkaderan yang taratur dan efisien, maka dalam hitungan tahun akan amburadul kembali sistem perkaderan HMI cabang kediri.
Secara prosentase dalam perkaderan di hmi kediri baru memiliki jumlah anggota yang SC/TFT/TOT sekitar 2-4 %, sedangkan LK 2 sekitar 10-15%, LKK sekitar 5-7%, dan LK 3 0 %. HMI cabang kediri hari ini memiliki anggota biasa sekitar 450-an. Sebenarnya kita sudah sangat tertinggal, baik secara kualitas maupun kuantitas anggotanya jika dibandingkan dengan cabang-cabang lainya di indonesia.
Beberapa kondisi diawal kepengurusan BPL PC HMI KEDIRI berjalan, merupakan tantangan yang memaksa kami untuk harus dapat mensiasati kondisi secara realistis dan bersahabat dengan semua komponen di semua level di internal HMI. Dan hal-hal tersebut masih banyak yang kami belum temukan jawabannya.

Menggapai Asa Yang Bukan Mimpi
(Sajian Program Kerja)

IKHWAN WAL AKHWAT PESERTA MUSBA BPL PC HMI KEDIRI KE-I YANG DIRAHMATI ALLOH
Dari hasil Rapat Kerja BPL PC HMI KEDIRI yang dilaksanakan setelah pelantikan, disusunlah visi dan misi BPL PC HMI KEDIRI periode pertama ini, yaitu Mengembalikan Ruh Perjuangan HMI Dengan Pengarus Utamaan Perkaderan, sebagai visinya, dan Standarisasi Kulitas Pelatihan, Standarisasi Kualitas Instruktur, mengembalikan spirit diskursus keislaman serta memodernisasi warna perkaderan sebagai misinya.  Dalam Rapat Kerja BPL PC HMI KEDIRI tersebut dibuatlah program kerja sebagai berikut :
  1. Pendataan Potensi Perkaderan
  2. Pengkajian sistem perkaderan (metode & kurikulum) dan kelembagaan BPL PC HMI Kediri
  3. Sosialisasi & mengawasi Penerapan Pedoman Perkaderan
  4. Pilot Project Komisariat (Penerapan Pedoman Perkaderan)
  5. Membentuk Komunitas pemateri dan kajian
  6. Standarisasi Pengelolaan Training
  7. Pengelolaan Website BPL PC HMI Kediri
  8. Membuat Kurikulum Perkaderan yang berdasarkan Local Wisdom lingkup Komisariat dan Cabang Kediri
  9. Penjalinan Hubungan dengan lembaga lain
  10. Sosialisasi Kerja BPL PC HMI Kediri

PROGRAM YANG TELAH TERLAKSANA
  1. SENIOR COURSE
  2. TOT NDP
  3. UP GREEDING PERKADERAN
  4. SEMILOKA PERKADERAN
  5. DISKUSI PERKADERAN
  6. MEMBUAT STANDARISASI PENGELOLA PERKADERAN

Selain program kerja tersebut, ada rencana untuk konsolidasi BPL secara keseluruhan yang dikemas dalam pelaksanaan program kerja tersebut.

  1. Pendataan Potensi Perkaderan
HMI CABANG KEDIRI sebenarnya menyimpan potensi yang sangat luar biasa besarnya, dilihat dari perkembangan kampus yang ada dan jumlah mahasisiwanya,
Sedangkan potensi riil yang ada di HMI cabang kediri yaitu:
  1. Komisariat tarbiyah STAIN KEDIRI, dengan jumlah anggota kurang lebih sekitar 150
  2. Komisariat jalaluddin al-rumy STAIN kediri dengan jumlah anggota sekitar 75
  3. Komisariat hasyim asy’ari IAI TRIBAKTI KEDIRI dengan jumlah anggota sekitar 45
  4. Komisariat A. DAHLAN STITM KEDIRI dengan jumlah kader sekitar 30
  5. Komisariat Salahuddin al-ayubi UNISKA KEDIRI dengan jumlah kader sekitar 20
  6. KOMISARIAT persiapan AVICENNA IIK kediri dengan jumlah anggota sekitar 20
  7. Komisariat persiapan UNP KEDIRI dengan jumlah anggota sekitar 20
  8. Komisariat persiapan STAIM NGLAWAK KERTOSONO dengan jumlah anggota sekitar 10
  9. Dan yang tersebar dikampus-kampus lainya seperti POLTEK KEDIRI, STIKES, UPD KEDIRI, STIMIK KEDIRI, UNIK KEDIRI,

  1. Pengkajian sistem perkaderan (metode & kurikulum) dan kelembagaan BPL PC HMI KEDIRI
    1. METODE TRAINING
      1. In bond, yang termasuk metode ini adalah PEMBERIAN MATERI, SIMULASI DISKUSI DAN TEKNIK PERSIDANGAN, PENTAS SENI,
      2. Out bond, yang termasuk metode ini adalah jelajah, analisa sosial, mentoring, simulasi olah vokal dan managemen aksi, game
      3. KURIKULUM TARINING
Dalam kurikulum perkaderan HMI cabang kediri dan komisariat
  1. Materi enterpreneurship
  2. Materi AMT
  3. Materi diskusi dan teknik persidangan
  4. Materi olah vokal dan managemen aksi
  5. Pengantar ilmu sejarah
  6. Pengantar ilmu hukum
  7. Pengantar filsafat ilmu
  8. Kohati dan gerakan perempuan di indonesia
  9. Public relation

2. Sosialisasi & mengawasi Penerapan Pedoman Perkaderan
Program ini sudah berjalan di setiap komisariat walaupun belum bisa secara maksimal dalam bentuk : upgreeding perkaderan dan epgreeding kepanitiaan MAPERCA DAN LK I DAN TRAINING INFORMAL LAINYA

3. Pilot Project KOMISARIAT (Penerapan Pedoman Perkaderan)

    4. Membentuk Komunitas pemateri dan kajian

      5. Standarisasi Pengelolaan Training
        Dalam rangka untuk memberikan standarisasi pengelola training maka kami mencoba membuat data base dari kader dan jenjang perkaderan juga didukung dengan pengadaan upgreeding perkaderan oleh BPL



        BERCERMIN UNTUK BERDANDAN
        (Suatu Evaluasi dan Proyeksi)

        REKAN-REKANITA peserta MUSBA  BPL PC HMI KEDIRI  KE-I  yang kami hormati,
        BANK dunia (1998) dalam laporanya tentang pengalaman dalam melakukan education quality improvement program di Kamboja, mengidentifikasi empat kelompok karakteristik sekolah efektif di banyak negara, yaitu :
        1. Supporting input
        2. Enabling condition (kondisi yang memungkinkan)
        3. School climate
        4. Teaching-learning proses
        Sampai saat ini kami akui, kami baru dapat mendorong sistem training kita pada “school climate, teaching learning process” dan tercapainya “enabling condition” serta melanjutkan gerakan yang sudah dirintis. Sedangkan dua point lain memang harus kami akui, kami mengalami kesulitan antara lain ;
        1. perbedaan kultur perkaderan
        2. belum diterapkanya sistem/konsep training yang matang dan konstitusional sehingga mampu di pertanggung jawabkan secara ilmiyah dan out putnya benar-banar bisa diperhitungkan.
        3. Belum terbinanya calon instruktur baru untuk pemateri di LK 1 khususnya materi NDP, baik secara metodologis maupun pengayaan materinya
        4. Belum terwujudnya buku panduan lk 1 untuk peserta, pengelola LK 1, training-training lainya. Juga buku panduan bagi instrukturnya.
        5. BPL HMI cabang kediri ternyata selama ini belum mampu menjadi mesin penggerak secara organisasi di tubuh HMI di lingkup cabang kediri dari tinggkat komisariat hingga cabang dalam rangka menciptakan sistem organisasi yang ideal sebagaimana ada di AD/ART dan pedoman perkaderan.
        6. dan tentunya finansial. BPL HMI cabang kediri belum mampu mandiri dalam pengelolaan sumber dana.
        Dari pemaparan yang telah kami lakukan, ada beberapa catatan penting untuk dijadikan evaluasi agar langkah ke depan semakin baik.  Pada forum yang mulia ini secara subyektif kami mencoba untuk melakukan otokritik terhadap kinerja yang kami lakukan dan mohon kepada kawan-kawan semua untuk dapat memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan ke depan. Dari gambaran umum tersebut ada beberapa langkah yang kami sadari untuk direkomendasikan pada kepengurusan mendatang.
        Dari evaluasi umum tersebut ada beberapa langkah yang kami sadari akan kami maksimalkan pada waktu yang akan datang, yaitu:
        KONSEP PERKADERAN HMI CABANG KEDIRI KE DEPAN
        1. Ideologisasi Kader
        2. Eksplorasi Potensi Kader
        3. Peningkatan mutu pada profesionalitas kader
        4. Mencetak leadership yang handal dan pelopor
        5. Menumbuhkan jiwa enterpreneurship dan kemandirian pada kader
        6. Membangun sistem perkaderan yang dinamis, kondusif, efektif dan terukur
        7. Membangun jejaring perkaderan dari tingkat lokal hingga nasional
        8. Membangun jejaring networking dari tingkat lokal hingga internasional
        9. Pengembangan IT terhadap para kader
        10.  Menumbuhkan kepekaan sosial terhadap masyarakat kecil


        MELANGKAH MENUJU PERBAIKAN
        (Sebuah Penutup yang Bukan Akhir Perjuangan)

        Sodara-sodara SEPERJUANGAN peserta MUSBA BPL PC HMI KEDIRI  yang kami hormati,
        Demikianlah laporan ini kami sampaikan, dengan harapan apresiasi positifnya terhadap rumah baru kita ini.  Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas segala kesalahan yang telah kami lakukan selama menjalankan amanah yang masih KADALUARSA ini.  Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses-proses perkaderan HMI. Terakhir semoga “yakin usaha sampai” masih menjadi motivasi bersama kita bergerak maraih Cita. Atas perhatian kawan-kawan semua kami ucapkan terima kasih.

        Billahittaufiq walhidayah
        Wassalamu’alaikum wr wb.

        Tidak ada komentar:

        Posting Komentar