PUISI
UNTUK IBUNDA
pesta kemenangan bertalu
gemuruh takbir dan bedugpun berlalu
ada yang menyesakkan dijiwaku
membekukan hati
memecah keheningan
(aku rindu....)
dan melelehlah airmata hatiku dalam keheningan malam
dikota sang kyai dan anak-anak nakalnya
aku menghiba diri
menghimpun yang tersisa dalam kerinduanku pada sang ibunda
ini hari kemenangan tanpa engkau disisi
jauh dan kenapa hati terus menjauhkan dalam setiap keterasingan
(aku tunduk lesu).
tak terbingkai dalam bingkai halus nan suci permadani
bunda aku rindu kau hari ini....
saat kusendiri dalam keterasingan jiwa ini
ibunda...
aku terus bertarung di medan ilusi pribadi
misteri ilahi yang belum terpecahkan
tuk sekedar gapai harapan
impian anak kampung
dihantar cinta nan sepi
rindu yang jadi belenggu kala pagi menjelang
atau mimpiku di malam rantau
padang menantang nan gersang
lebaran pesta kemanangan
pagi sruput dinginnya kabut
saat pikirku sedikit ribut
jurang terdalam dihati mulai beriak
jeritkan dia, dia yang kurindu malam lalu
juwita pagi berbudi teratai putih
aku tak lagi gila
dalam kerinduan, kau datang dan ada
bersenyum ramah, godai rumput liar yang telah lama kering
tak mungkin kan terbakar
kerna padang ini rindu akan kobaran
yang akan menyulut belantara dada ini
bundaku aku rindu kau selamanya........
berawal dari kerinduanku saat kemenengan dihari lebaran nan putih
sesuatu yang teramat sulit aku pahami
Syawal 1430 Hijriyah.
By AHLAN EL-FAZ
pesta kemenangan bertalu
gemuruh takbir dan bedugpun berlalu
ada yang menyesakkan dijiwaku
membekukan hati
memecah keheningan
(aku rindu....)
dan melelehlah airmata hatiku dalam keheningan malam
dikota sang kyai dan anak-anak nakalnya
aku menghiba diri
menghimpun yang tersisa dalam kerinduanku pada sang ibunda
ini hari kemenangan tanpa engkau disisi
jauh dan kenapa hati terus menjauhkan dalam setiap keterasingan
(aku tunduk lesu).
tak terbingkai dalam bingkai halus nan suci permadani
bunda aku rindu kau hari ini....
saat kusendiri dalam keterasingan jiwa ini
ibunda...
aku terus bertarung di medan ilusi pribadi
misteri ilahi yang belum terpecahkan
tuk sekedar gapai harapan
impian anak kampung
dihantar cinta nan sepi
rindu yang jadi belenggu kala pagi menjelang
atau mimpiku di malam rantau
padang menantang nan gersang
lebaran pesta kemanangan
pagi sruput dinginnya kabut
saat pikirku sedikit ribut
jurang terdalam dihati mulai beriak
jeritkan dia, dia yang kurindu malam lalu
juwita pagi berbudi teratai putih
aku tak lagi gila
dalam kerinduan, kau datang dan ada
bersenyum ramah, godai rumput liar yang telah lama kering
tak mungkin kan terbakar
kerna padang ini rindu akan kobaran
yang akan menyulut belantara dada ini
bundaku aku rindu kau selamanya........
berawal dari kerinduanku saat kemenengan dihari lebaran nan putih
sesuatu yang teramat sulit aku pahami
Syawal 1430 Hijriyah.
By AHLAN EL-FAZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar