PAGI DI BULAN SEPTEMBER 2012
Sinar matari tak begitu menyengat dikulitku, begitu pula hawa
dingin dikota indah bersemi itu, kediri, kota yang sudah seperti kampung
halamanku yang kedua. telpon mu malam lalu buatku mempersediakan badan dan
jiwaku untuk bangun sebelum ayam tetangga berkokok. yah pagi yang cerah bersama
cerah dan senyum bibirmu saatkutemui kau
dipinggiran jalan seperti biasanya. kutancap sepeda motor keliling kota
bersamamu, kota tua yang hilang entah terpendam dimana.
bersama aliran kali berantas yang membelah kota ini, akupun
membelah kota kenangan ini. seperti membelah tumpeng kuning yang akan dijadikan
larung seperti biasanya. kunikmati asiknya sepoi angin pagi tak berkabut
bersamamu. udara pegunungan dipinggiran kota, bagai naik dilangit-langit kota,
dari pegunungan ini aku dengan mu bisa melihat indahnya bangunan tata kota
seluruh alam dikota tua ini.
Dan menjadi seperti baru kemarin kejadian itu terjadi, tak
pernah hilang dari ingatanku yang terlalu tajam untuk mengingat semua itu.
entahlah. menebar sejuta kasih yang terurai dalam setiap puisiku yang
membingkai bersama wajah dan senyumanmu yang kan abadi, walalu jasad ini akan
hancur dimakan cacing tanah nantinya, terurai oleh zaman untuk kembali pada
wujud ang paling sederhana dan menyatu dengan ibu pertiwiku. rasa cinta dan
kasih sayang tak sebading lurus dengan usia percintaan dua orang manusia. dan
aku tak pernah menganggap bahwa ini adalah ketidak berdayaanku sebagai manusia,
namun menjadi cerita cinta yang terlukis dalam kitab takdir tuhan pada aku dan
kamu.
Menitipkan seberkas cahaya dalam setiap cinta, meresap dalam
hatimu, begitu pula sebaliknya. cahaya yang kemudian membangun sebuah ruang
kokoh dalam hati kita. ruang yang terlalu kuat. mewarna dalam setiap langkah
dan kehidupan ini. mewarna pada kabut pagi dan senja memerah juga mewarna
bersama sinar bintang dimalam hari.
bersamamu kasih, telah kuurai cinta kasih dan sayangku yang
tulus, sebagaimana fitrah tuhan memberikan rasa cinta untuk mencintai. cinta
kasih yang terus menyumber, tak padam oleh musim yang mengering, cinta kita kan
tetap mengalir sepanjang kehidupan anak manusia.....BERSAMBUNG....
PAGI DI BULAN SEPTEMBER 2012 II
CINTAMU DAN SECANGKIR KOPI SUSU
bernyanyilah burung-burung liar, hinggap dipohon yang rindang
dimusim yang merindukan setetes air mata langit. bernyanyi bagai
mantera-mantera untuk mendatangkan setetes air hujan dan untuk mendatangkan
sepoi angin dipagi hari. sepoi angin dibulan kesembilan di tahun masehi, yang
kemudian akan meresap pada seluruh pori-pori
manusia. memberikan semacam kesejukan di pagi hari.
seperti cintamu yang telah memberikan kesejukan jiwaku dipagi
ini, dan secangkir kapi susu yang telah menghangatkan badanku, cintamu kini
telah meresap dalam diriku begitupun cintaku, meresap dan menjadi inspirasi
dari setiap gerak langkah dan pikiran kita. seperti secangkir kopi susu yang
kuminum dan telah bercampur dengan aliran darah dalam tubuhku. sehingga mampu
menjadi teman penghangat dipagi ini.
cinta kita yang tumbuh subur dan menancapkan akarnya kedalam
hati kita tak mungkin mati sekedar tersengat oleh panasnya sinar mentari. kerna
akar cinta ini telah mampu menghidupi pertumbuhan cinta kita......
BERSAMBUNG....
CATATAN PAGI DI BULAN SEPTEMBER III
TAUHID CINTA
pada dasarnya semua manusia punya cinta, sehingga pada
gilirannya manusia akan memiliki kecintaan pada sesuatu, cinta yang rendah
adalah ketika kecintaan manusia hanya terhadap bendawi/duniawi. hal-hal
bersifat fana dan akan kita tinggalkan kala kita meningal. cinta yang murni
adalah kecintaan manusia terhadap sang kholiq-nya.
cinta kepada YANG ESA, yang telah memberi kehidupan kita dimuka bumi ini.
sehingga tak layaklah kita lupa mencintainya walalu hanya dalam
jarak sekali nafas kita. mencintainya berarti penyerahan diri kita, rasa
penghambaan kita terhadap sang PENCIPTA kita, DIAlah kekasih yang absolut yang
akan kita rindukan untuk bertemu dengan WAJAHNYA, dengan penuh kenikmatan dan
magfirohNYA.
keselarasan cinta kita kemudian pada NABI MUHAMMAD SAW, seorang
yang akan memberikan pertolongan pada kita di hari penghitungan nantinya,
kemudian pada kedua orang tua kita khusunya ibunda kita, barulah cinta kita
kepada yang yg lainnya. kita harus mampu menguasai perasaan kita dengan
kejernihan akal rasio kita, logika agama harus mampu menjadi pemimpin pada
setiap langkah hidup kita.
dan pada giliranya kitapun pastinya akan mencintai seseorang
dambaan hati, insan yang akan mampu menjadi pendamping hidup kita baik didunia
maupun di akhirat kelak, tentunya seorang yang akan mendampingi kita untuk
mendapatkan kebahagiaan baik diduni maupun di akhirat. perempuan yang sholihah,
yang bertakwa dan selalu ber-amar ma'ruf nah munkar. menutup auratnya dan
menjaga kemaluannya.
itulah cintaku dalam renungku dipagi buta, semoga kecintaan pada
duniawi ini tak menyilaukan cintaku pada SANG KHOLIQ, WAJAH yang selalu aku
rindukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar