SANDAL JEPIT II
(Sandala jepit terapit
Sempit
Melorong goa
Bawah bambu
Semak belukar mengikat sampah)
Kau kan melangkah
Sepanjang sandal jepit
Mengapit pada setiap masa
Hingga menjejak sepanjang sejarah
Atau....
Hilang dalam sempitnya lobang
Atau gelapnya kesombongan
Kemudian penuh jeritan sebagai penjilat
(hai....
Jangan kau tundukan wajah
Karna lambaian peri bidari
Sedang nyanyianmu sumbang
Diatas langkah sepanjang sandal tuamu
Hai kau yang akan disana
Dengan sejuta tirai
Akan membinasa
Atau bernyanyi sunyi
Tanpa jejakan kaki
Mati
Menjadi bayangan
Menghantaui dalam gelap
Atau zaman kan binasa
Atau tanyakan
Pada siapa....
Atau pada rumput yang telah bosan diinjak
Tuk sekedar bergoyang
Atau semuanya kan bergolak
Jiwa-jiwa penuh berontak
Padahal kau melangkah
Hanya diatas sandal jepit
Yang menjadi alas kematian
Atau pertumpahan
Kemudian menjadi kuburanmu
Diatas trotoar jalanan
Dibawah hinanya jembatan kotor
Dan sekedar hidup
Bersemak tanpa latar
Dan pudar
Dan apakah kau akan dimangsa
Karna keganasan muntahan lava
Berpijar menjadi debu
Yang terbang dijalanan kelabu
Sengatan pasti kan kau rasa
Apakah itu kan jadi bahasan
Karna jiwamu memberontak
Melawan apa yang dulu kau pijak
Hai....
Aku selipkan
Ini pemberontakan dalam gejolak jiwamu
Jangan kau ikatkan sampah
Atau kau jadi sampah
Sedang anganmu tergantung
Diketinggian langit yang jauh
Bertanyalah!
Segala daya terus melangkah
Walau kau kan jadi sampah
Karena pemberontakan adalah darah
Darah panas yang mendidih
Atau sekedar kau minum
Menjadi suguhan pagi
Bercampur kopi
Menjadi si jalang yang mati.
JS.06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar