HMI CABANG
KEDIRI;
SEBUAH CERMIN
EVALUASI DAN PROYEKSI PERKADERAN HMI KE DEPAN
HMI Cabang Kediri harus secepatnya berbenah diri dan tidak terlalu
larut dalam ketidak pastian rutinitas kader-kader HMI selama ini. Kita Sebagai
kader-kader HMI Cabang Kediri harus secepatnya menghembuskan angin segar dengan
penuh visioner, menerobos belenggu-belenggu kebekuan dan kejumudan paradigma
berfikir kader-kader HMI hari ini. Pragmatisme, hedonisme, dan cara berpikir
instan harus cepat-cepat disingkirkan dari kader-kader HMI Cabang Kediri.
Dalam catatan ini, Saya mencoba feedback tentang pengalaman pada
beberapa periode kepengurusan HMI Cabang Kediri, mulai dari kepengurusannya
sdr. A. Fauzi, dimana secara dinamika intelektualitas dan dinamika organisasi
di eksternal begitu kentara, masuknya sdr. A. Fauzi menjadi team perumus NDP
dimataram yang kemudian disyahkan pada kongres di Makassar adalah sebagai wujud
dinamika yang ada pada waktu itu. Kemudian pada masa periode sdr. M. Badrus
zaman, dinamika internal ditata ulang karena pada masa sebelumnya mengalami
beberapa kendala yang lumayan signifikan, perkaderan mulai di efektifkan dengan
dibentuknya BPL, juga didirikannya LAPMI dan majalah AN-NATIQ yang pada waktu
itu PIMRED- nya sdr. Ahlan EL-FAZ. Pada periode sdr Musta’id, dinamika internal
mengalami chaos, ada dualisme kepemimpinan antara kepemimpinan sdr Musta’id dan
sdr. Syaifudin zuhri, namun training-training baik formal maupun informal tetap
berjalan yang diback up oleh BPL HMI Cabang Kediri yang pada waktu itu masih
dipimpin oleh sdr. Ahlan EL-FAZ. Dan pada periode sdr. M. Magfuri, ada beberapa
catatan antara lain, terkait permasalahan sekertariat yang terus berlarut-larut
hingga belum ada solusinya, perombakan struktur kepengurusan yang tidak
dilanjutkan dikarenakan ada perpecahan di tingkatan PBHMI. Pada periode ini juga perkaderan berjalan
lancar, training-training bisa berjalan baik ditataran cabang maupun
komisariat.
Dalam kurun beberapa periode ini dalam pengamatan penulis, ada beberapa
catatan hitam yang telah menjadi suatu tata nilai/tradisi yang hampir
menenggelamkan proses kader-kader HMI dalam kancah Perkaderan HMI secara
nasional, antara lain:
1.
Lemahnya bassic sistem kaderisasi
yang ditanam oleh para kader-kader pendahulu.
2.
Lemahnya jaringan komunikasi antar
kader-kader HMI Cabang Kediri dan para alumninya baik ditingkatan lokal,
regional, hingga nasional.
3.
Belum adanya visi kaderisasi untuk
HMI cabang kediri yang bersifat jangka panjang.
4.
Lemahnya pembangunan bassic
intelektualisme dan profesionalisme pada kader-kader HMI Cabang Kediri selama
ini.
5.
Kader-kader HMI Cabang Kediri dan
alumninya sebagian besar berfikirnya pada wilayah lokal, sehingga menjadi
penghambat untuk melahirkan kader-kader HMI yang memiliki jiwa kepemimpinan
secara nasional.
6.
Lemahnya trust (kepercayaan) dari
publik pada Institusi HMI Cabang Kediri yang ditimbulkan dari kurangnya peran
serta para kader HMI dalam memberikan pengaruhnya pada pembuatan kebijakan
daerah yang dalam rangka untuk kesejahteraan masyarakat luas.
7.
Lemahnya sistem manajemen keuangan
HMI Cabang Kediri, belum memiliki foundrishing yang tetap dan usaha mandiri
untuk keberlangsungan nafas dan gerak organisasi.
8.
Masih ter-abaikan-nya beberapa
komisariat, sehingga mengalami stagnasi perkaderan pada komisariat yang lagi
mengalami masalah internal.
9.
Kurangnya perhatian pada
perkembangan politik dunia kampus, sehingga belum bisa mewarnai dunia kampus
secara makasimal.
Moment konfercab sudah seharusnya menjadi suatu moment evaluasi program
jangka pendek juga jangka panjang, HMI sebagai organisasi perkaderan maka
program disini adalah program kaderisasi yang telah dilakukan oleh satu
kepengurusan dalam suatu kepemimpinan dan program-program yang akan dilakukan
oleh suatu periode kepengurusan berikutnya. Dan yang harus dievaluasi juga
program jangka panjang HMI Cabang Kediri selama ini, suatu visi jauh kedepan
yang harus dilakukan oleh setiap kader HMI se-kediri dalam rangka untuk
mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridloi ALLOH SWT, dan pastinya harus
di pimpin oleh kepemimpinan yang punya visi jauh kedepan, 20 hingga 50 tahun
kedepan.
Oleh karena itu, dalam rangka KONFERCAB HMI CABANG KEDIRI KE XXIX, saya
mencoba menyumbangkan beberapa gagasan untuk HMI CABANG KEDIRI kedepan, yaitu:
1.
Membangun bassic sistem perkaderan
yang kokoh, menyiapkan SDM instruktur yang berkualitas dan memiliki integritas
tinggi, menciptakan manajemen perkaderan yang rapi dan sistematis pada setiap
jenjangnya.
2.
Membangun jejaring komunikasi yang
kokoh antara kader-kader HMI dengan alumni HMI, baik secara formal maupun
informal dalam batas sewajarnya. Sehingga tidak ada intervensi negatif
didalmnya.
3.
Membangun visi perkaderan jangka
pendek dan jangka panjang untuk kader-kader HMI Cabang Kediri 20-50 tahun
kedepan.
4.
Menciptakan budaya intelektualisme
dan profesionalitas dikalangan kader-kader HMI Cabang Kediri yang bernafaskan
islam
5.
Me-revolusi mindsite kader-kader
HMI yang hanya berfikir lokal menjadi berfikir nasional dan internasional,
sehingga akan mampu menjadi pemimpin yang bertaraf nasional dan internasional.
6.
Membangun trust organisasi yang
diawali dengan membangun character / mental para kader yang memiliki integritas
tinggi.
7.
Menata kembali sistem keuangan HMI
Cabang Kediri, sehingga organisasi ini mampu berjalan secara mandiri.
8.
Mengadakan konsolidasi internal
pada komisariat-komisariat yang mengalami stagnasi perkaderannya, yang
berakibat pada ketidak mampuanya untuk mengadakan regenerasi di komisariat.
9.
Menata ulang strategi untuk
mewarnai kampus-kampus dilingkup HMI Cabang Kediri dan sekitarnya, dan terus
mengadakan konsolidasi eksternal agar mampu memperbanyak peran untuk
kader-kader HMI dikampus.
Itulah beberapa gagasan saya walau banyak kekurangan
dalam catatan singkat ini, namun mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk perkaderan
HMI CABANG KEDIRI tercinta, dan dalam tulisan ini saya mau berucap” selamat
BERKONFERCAB KE XXIX, semoga mampu merumuskan visi jauh kedepan untuk HMI
Cabang Kediri dan mampu memilih pemimpin yang amanah, dan memiliki integritas
tinggi juga konsisten dalam perjuangan untuk mensyi’arkan agama islam”.
YAKIN USAHA SAMPAI,
JAKARTA, 03 APRIL 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar