VISI HMI 2025
Tanggal 5
Februari 2012 merupakan salah satu hari yang bersejarah bagi Himpunan
Mahasiswa Islam, dimana 65 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 5 Februari
2012 lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam 2 tahun setelah Indonesia Merdeka oleh Lafran
Pane yang merupakan tonggak sejarah. Kelahiran HMI pada
waktu itu didasarkan atas 2 ide dasar yang pertama adalah mempertahankan NKRI
dan mempertinggi derajat bangsa Indonesia, kedua adalah mensyi’arkan islam.
Perjalanan HMI tentunya tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa Indonesia.
HMI juga dikenal sebagai kader umat dan kader bangsa hal ini dikarenakan
besarnya konstribusi yang telah diberikan HMI terhadap bangsa ini. Kader yang
dilahirkan oleh HMI adalah sosok yang unggul, bergelora baik secara fisik
maupun psikis, intelektual, visioner dan berani bersikap dengan Independesinya,
baik independensi etis maupun independensi organisatoris.
Sekilas yang
saya uraikan di atas merupakan sekelumit dari pentingnya peran HMI dalam setiap
babakan sejarah di Indonesia. Tapi cukup disayang peran HMI pada saat ini
cenderung terpinggirkan dan sering dilupakan. Tapi bagi kita selaku kader HMI harus
terus dan tetap memberikan peran walaupun diberi ruang atau tidak yang
terpenting apa yang bisa kita perbuat untuk HMI, bangsa dan negara ini. Jangan
tanya apa yang diberikan HMI dan negaramu untukmu tapi tanyakan apa yang telah
kamu berikan untuk HMI dan negara mu.
Peringatan Hari
Kelahiran HMI berlalu setiap tahunnya secara ritual upacara yang tanpa makna.
Ada beberapa catatan penting yang patut menjadi introspeksi bagi Kader HMI dalam
memaknai hari Kelahiran HMI, antara lain:
Pertama, Perkaderan.
Perkaderan adalah hal yang sangat penting bagi HMI sebagai tempat pembentukan
kader, karena HMI adalah organisasi perkaderan dengan demikian perhatian yang
penuh terhadap Perkaderan adalah hal mutlak yang harus dilakukan sehingga bisa melahirkan
pribadi yang muslim, intelektual dan profesional. Semangat keislaman dan
intelektual ibarat dua sisi yang seharusnya tidak dapat dipisahkan dari setiap
individu kader HMI yang sekarang ini sedikit luntur dikalangan kader akibat
kurangnya perhatian serius dari Institusi Pengambil kebijakan di tingkat
komisariat, korkom, cabang, badko dan PB HMI memberikan ruang gerak kepada
kader dan pengembangan diri kader melalui suport aktivitas-aktivitas kegiatan perkaderan
(follow-up, up-grading, bakti sosial, kelompok belajar, kelompok penelitian,
tarining dan lain-lain). Disisi lain pengaruh-pengaruh asing sangat cepat masuk
seiring kemajuan teknologi dan informasi serta dinamika politik uang dan
kekuasaan yang sudah menjalar jika tidak difilter dengan nilai-nilai Islam sebagaimana
yang tertuang dalam landasan gerak dan perjuangan HMI yang sering disebut
dengan NDP HMI maka HMI kita akan rusak. Sehingga lahirlah kader-kader yang
oportunis yang jauh dari cita dan harapan dari ide kelahiran HMI itu sendiri. Rusaknya
HMI maka akan merusak masa depan bangsa sebab HMI adalah generasi penerus bangsa yang tersebar
diseluruh pelosok negeri ini dari pusat sampai ke kabupaten, dari Aceh sampai
Papua.
Kedua, HMI harus
mempertegaskan dirinya sebagai agent pembangunan dan bukan sebagai satpam
kekuasaan. HMI harus melakukan aktivitas dan kegiatan yang menunjang
pembangunan baik itu bersifat sosial maupun lain sebagainya, masukan sumbang
saran kepada pemerintah, legislatif dan aparat penegak hukum.. Baik diminta
maupun tidak diminta dengan sadar dan penuh tanggung jawab kita harus
memberikan manfaat kepada masyarakat. Persoalan kemiskinan, perlindungan
terhadap TKI, pelanggaran HAM, upah yang layak terhadap para buruh dan
lain-lain yang seharusnya merupakan bagian dari tugas HMI seolah-olah nyaris
tak terdengar. Dimana HMI?
Ketiga, HMI harus
menjalankan fungsi controlnya. Dengan fungsi control yang dimiliki oleh HMI diharapkan
dapat memberikan pengawasan kepada pejabat publik agar tetap menjalankan
aktivitasnya sesuai dengan ketentuannya serta berpihak kepada rakyat. Jika ada
program ataupun kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik yang merugikan
kepentingan rakyat maka HMI harus berada di garda terdepan untuk meneriakkan
suara dengan lantang membela rakyat. Seharusnya HMI melakukan advokasi anggaran
dan kebijakan agar kritik-kritik yang dilakukan oleh HMI bersifat konstruktif
membangun dan solutif,
Keempat, Kader HMI harus
bersatu. Terpecah belah kekuatan HMI akan melemahkan gerakan HMI itu sendiri. HMI
akan kehabisan energi menyelesaikan konflik internal yang datang dari pengurus
itu sendiri bahkan dari campur tangan pihak luar yang ingin melemahkan kekuatan
gerakan HMI. Konflik sebenarnya akan bisa diminimalisir apabila sang pengemban
amanah di HMI tidak lari dari Al-Quran dan Hadist yang merupaka landasan dari
Ideologi HMI. Kita berharap HMI dengan berbagai macam baju, almamter, warna
kulit dan suku yang berwarna-warni tapi tetap dalam satu tujuan dalam
merumuskan agenda bersama. Satu tekad untuk terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Ada beberapa
hal yang harus kita lakukan antara lain;
KONSISTEN
DALAM PERJUANGAN; MENJALANKAN
AD/ART HMI SECARA MURNI DAN KONSEKUEN
Setiap
kongres hal yang selalu dan rutin sebagai sebuah bentu regenarasi dan evaluasi
serta pergantian kepengurusan yang ada di HMI. Selain itu juga membahaskan
tentang program kerja dan rekomendasi. Hal-hal yang sudah dibahas di kongres,
dmana kongres merupakan sebagai kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan
untuk menentukan arah perjuangan organisasi. Sudah semestinya apa yang tertuang
dalam kongres wajib djalankan oleh setiap unsusr yang ada di HMI baik secara
pribadi maupun secara institusi organisasi. Rekomendasi-reomendasi yang
dihasilan dari kongres harus sejalan dengan program kerja yang tertuang dari
hasil kongres dan sejiwa dengan visi dari sang andidat untuk maju sebagai ketua
umum PB HMI. AD/ART yang sdah ditetapkan dengan biaya yang cukup besar
diabaikan begitu saja. Maka sangat wajar apabila perjuangan HMI tidak terarah
dan jauh dari apa yang di cita-citakan.
PENGUATAN STRUKTUR ORGANISASI
Penguatan
struktur sangatlah penting untuk konsolidasi menajalankan amanah organisasi.
Maka oleh karena itu mereka yang duduk dalam strktur HMI adalah mereka capable
di bidangnya. Terutama di bidang PA sebagai jantng HMI, PAO sebagai pengawas
jalannya roda organisasi, HI adalah mereka yang mampu menguasai minimal 3
bahasa inggris, mandarin dan Arab agar HMI kembali berkibar di kancah dunia internasional dan memainkan
peranannya sebagai organisasi besar dan tertua di Indonesia untk membawa misi
islam di dunia dan
Indonesia sejalan dengan cita-cita UUD 1945.
ORGANISASI
BERBASIS IPTEK
Seiring
kemajuan zaman maka sudah sewajarnya HMI sebagai organisasi besar yang memiliki
sumber daya manusia yang cukup banyak harus berbasis teknologi dalam
berbagai aspek . terutama pendataan anggota, pengiriman surat, konsultasi dan
sebaginya. Data base HMI secara on line sangat lah penting dan tidak bisa
ditunda. Untuk bisa mengontrol kemajuan dan perkembangan kader. Jadi tidak ada
lagi akan terjadi jumlah manipulasi keanggotaan HMI. Dan ini sangat penting
ntuk pengembangan organisasi.
REDESAIN PERKADERAN HMI
Redesain
perkaderan HMI adalah hal yang sangat mutlak harus dilakukan mengingat seiiring
dg kemajuan zaman. Pintu masuk untuk
melakukan redesaian perkaderan HMI adalah lewat lokakarya perkaderan yang
dilaksanakan dengan sangat serius, terarah dan terencana.
1. Penyempurnaan
kurikulum training HMI untuk menjawab 25 tahun yang akan datang.
-
Keislaman
-
kebangsaan
-
Interpreneurship
-
Bahasa
2. Metedologi
penyampaian materi HMI.
Terjadinya
perbedaan penyampaian materi antara cabang yang sat dengan cabang yang lainnya
bahkan ada penyampaian materi yang tidak sesuai dengan konten materi yang
diatur dalam pedoman perkaderan kita. Maka oleh karena itu perlu ada
penyeragaman metode penyampaian yang harus dibuat agar training kita lebih
terarah dengan tidak mengabaikan materi pilihan sesuai dengan kebutuhan cabang.
3. Menjalan
dan mengawal perkaderan.
Perlu
adanya Kontrol
yang kuat dalam rangka menjalankan dan mengawal perkaderan. Karena selama ini banyak
training yang dibuat hanya asal jadi sekedar untuk melepaskan tanggungjawab
program kerja. Sehingga kualitas dan out put dari training it juga tidak bagus.
Dan lebih sedih lagi bahkan hampir semua cabang tidak pernah melakukan
follow-up sebagaimana yang diatur dalam pedoman perkaderan. Jadi wajar apabila
kualitas yang dilahirkan dari setiap jenjang itu juga sangat rendah. Apbila proses tersebt tidak dijalankan dengan
baik maka bisa dipastika kualitas yang akan dilahiran oleh HMI jauh dari apa
yang diharapkan. Jadi harus ada kartu control yang dimiliki oleh setiap kader
untuk melanjutkan jenjang training selanjutnya secara on line agar bisa
dipantau perkembangannya sebagai prasyarat untuk mengikuti jenjang training
yang lebih tinggi di HMI. Dalam mengawal dan menjalankan peraderan juga sangat
penting adalah koordinasi dan support yang penuh dari PA kepada BPL. Kapan
perlu 30% anggaran operasional institusi PB, Cabang digunakan untuk kepentingan
peraderan dan BPL. Hal ini masuk akal dengan merujk kepada ondisi HMI yang
berada pada tirik nadir yang perlu diselamatkan. HMI adalah organisasi ader.
Peraderan adalah jantungnya HMI apabila jantungnya tida bergerak dan tidak
berjalan maksimal maa kematian itu aan semakin deat.
4. Dewan
instruktur nasional
DEWAN
INSTRUTUR NASIONAL bukanlah sebuah lembaga yang terstruktur dengan memiliki
ketua dan pengrus yang lain, tapi dewan instruktr nasional adalah sebuah forum
para komunikasi instruktur. Hal ini bertujuan untuk melahiran training yang
berkualitas sebagaimana yang diatur dalam pedoman perkaderan HMI. Jadi setiap
pelaksanaan jenjang training di HMI tidak adalagi pemateri yang tidak sesuai
dengan eingin training HMI atau kata lain tidak semua orang bisa menyampaikan
materi di HMI. Mereka yang bkan HMI tahu apa tentang HMI. Yang tahu tentang HMI
adalah mereka kader HMI yang dilatih menjadi kader instruktur yang siap
mengemban amanah peraderan. Kendala kesulitan mendatangkan pemateri yang
disebaban krisis instrukur dari cabang yang bersangtan dan kekuragan financial kepanitiaan
juga terjawab karena dengan adanya dewan instrukur maka BPL PB HMI lebih mudah
mendata siapa yang bisa dan punya wakt untuk diberangkatkan oleh BPL e cabang
yang bersangktan karena anggota BPL PB HMI sangat terbatas dan persoalan
pembiayaan akan ditanggung penuh oleh PB HMI.
OPTIMALISASI PERAN LEMBAGA PROFESI
Lembaga
profesi adalah hal yang tidak boleh diabaikan dan harus di support penuh oleh
institusi PB dan cabang dalam rangka membangun image building HMI serta
menjawab student need dan student interst mahasiswa. Fungsi lembaga profesi ini
adalah untu pendidian, penelitian dan pengabdian epada masyarakat.
Target
dari kehadiran lembaga ini adalah kader HMI dan Masyarakat.
1. LAPMI.
Dengan
kehadiran LAPMI bisa menjadi tempat untuk dakwah dan sosialisasi program HMI
dalam rangka membangun image building HMI serta mengasah daya intelektualnya
kader HMI untuk menulis. HMI jga bisa memberikan informasi yang bermanfaat
kepada masyarakat dan memberikan berita yang berimbang untk pemberitaan yang
menyudtkan HMI. Siapa yang menguasai media maka dia akan mengusai dnia. Artinya
betapa pentingnya peran media dalam membangun opini masyarakat. Maka tidak ada
kata lain LAPMI fardhu hukumnya disemua cabang yang ada di Indonesia.
2. LKBHMI
Dengan
adanya LKBHMI maka diharapkan mampu lahir sebagai wadah bagi kader HMI yang
mengenyam pendidian di Fakultas Hukum dan syariah untuk mengasah eilmuan ini.
Agar mereka selesai aktif di LKBHMI bisa menjadi pengacar-pengacara yang handal
yang membela rakyat miskin dan berani mengatakan yang hak adalah hak yang
bathil adalah bathil. Selain itu juga sebagai wadah unt membangun citra HMI
dikalangan masyarakat dan menjadi daya tarik primadona bagi mahasiswa hukum dan
syariah. LKBHMI harus dibentk di semua cabang yang memiliki kader di perguruan
tinggi Fakultas hkm atau fakultas syariah. Hari ini banyak pengacara yang tidak
mau membela kepentingan rakyat kecil karena tida ada uang jasanya maka dalam
posisi ini HMI khusunya LKBHMI harus tampil ntuk mengambil ruang itu hal ini
sejalan dengan NDP yaitu keberpihakan terhadap aum mustad’afain.
3. LSMI
Lembaga
seni mahasiswa islam penting ntuk menampung minat kader HMI yang meiliki jiwa
seni yang tinggi untuk bisa lebih berkreasi. Salah sat jalan dakwah bukan hanya
lewat mesjid tapi juga pesan dawah lewat seni. Dengan kehadiran LSMI maka LSMI
bisa membentuk tim teater, kumpulan puisi, group Nasyid dan sebagainya. Bisa
juga mengadaan pergelaran seni dan teater dan event besar lainnya sehingga bisa
menarik minat para mahasiswa pecinta seni untuk bergabung dengan HMI dan
membawa pesan keislaman lewat lagu dan piusi.
4. LKMI
Lembaga
kesehatan wajib hukumnya dibentk bagi cabang yang memiliki kader dari sekolah
tinggi kesehatan baik itu kedokteran, perawat mapun bidan. Hal ini bisa
menyentuh langsung hati masyarakat. Arena mereka bisa melakukan penyuluhan
kesehatan, berobat gratis, konsultasi kesehatan dan bisa dikirim kedaerah
bencana untu membantu korban yang membutuhkan pertolongan medis. Hal ini selain
berdampak kepada masyaraat juga bisa mengasah kelimuannya dan menerapkan
keilmuannya langsung ke masyarakat. Disi lain tentu dan pasti membantu
membangun citra HMI untuk bisa menarik minat mahasiwa-mahasiwa yang bukan HMI
untk masuk HMI.
5. LTMI
Lembaga
tekhnologi harus dibentk oleh cabang yang memiliki kader HMI di fakultas
tekhnik. LTMI juga penting krena kemajan teknologi bisa mendorong percepatan
dan medernisasi organisasi. Tekhnologi hal yang tidak bisa dipisahan dengan
seiring kemajuan zaman.
6. LDMI
HMI
merupakan singkatan dari Himpnan Mahasiswa Islam, tapi Islam nya masih menjadi
pertanyaan yang harus dijawab serius oleh ader HMI dengan melihat kondisi
ekinian HMI. Mesjid kampus adalah basis yang paling penting, HMI sebagai
organisasi mahaswa tentunya kampus adalah basis utama kader HMI. Dewasa ini
mahaswa pada umumnya sudah terpolarisasi pemiirannya dengan stigma negative
tentang HMI. Kalau mau politik masuk HMI, kalau mau belajar islam masuk KAMMI.
HMI adalah organisasi yang syarat dengan politik dan demonstrasi yang anarkis.
Maka ini membuat mahasiswa enggan ntk masuk HMI terutama kampus-ampus besar
umum. Hampir semua mesjid kampus yang kita temi hampir tidak ada sama seali
kita bisa bertemu ader HMI yang lagi berdiskusi.semuanya dikasai oleh KAMMI.
Konsep tersebut sebenarnya adalah onsep HMI yang dipaai mereka. Karena
pengajian mesjid itu disis oleh ativis LDMI sebelum KAMMI lahir. Maka oleh
arena itu belum ada kata terlambat bagi kita. Membentuk LDMI disemua cabang
sangatlah penting sehingga mendistribusikan aktivis LDMI nya untuk mengisi
pengaian atau membuat pengajian di mesjid-mesjid ampus. Jadi stigma HMI selama
ini yang senang politik dan demonstrasi bisa terjawab dengan adanya
pengajian-pengajian LDMI di kampus –kampus. Ternyata HMI bukan hanya berbicara
politik, demonstrasi tapi juga ada pengajian. Jadi sangat komple dan ini bisa
menjadi nilai tambah untuk mahaswa untu HMI yang sebenarnya dan akhirnya mereka
bergabung dan berjuang berdakwah bersama HMI. Selain itu LDMI yang tentunya
disuport oleh bidang pemberdayaan umat juga bisa melakkan dakwah ditengah
masyarakat luas safari jumat ke mesjid-mesjid, peringatan PHBI d mesjid-mesjid,
hal ini tentu aan mengembaikan epercayaan umat islam terhdap HMI dan menyatu
dengan mat. Disaat HMI menyatu dengan umat maka HMI baru pantas menjadi ader
umat dan kader bangsa, atau anak kandung umat islam. HMI sangat potensial untuk
bisa menyatu dengan umat karena mereka tidak terpola kepada mahzab manapun, HMI
bisa mencair dikalangan umat manapun. NU, Muhammadyah, Syiah dan sebagainya.
7. LPMI
Lembaga
pertanian mahasiswa islam bisa dibentuk di fakultas pertanian yang ada ader HMI
nya. Kehadiran lembaga pertanian ini bisa memberikan wadah bagi mahasiswa
pertanian untuk mengaplikasikan keilmuannya ditengah-tengah masyarakat dengan
terjun kelpangan melakukan penyuuhan-penyulha pertanian.
8. LAPENMI
Lembaga
pendidikan mahasiswa islam juga penting dibentuk bagi cabang yang memiliki
fakultas keguruan dan tarbiyah. Hal ini melatih mereka untuk menjadi tenaga
pendidik yang terampil dan juga memberikan pendidikan kepada anak-anak yang tidak
mampu untu melajutkan sekolah atau bimbingan belajar bagi anak-anak yang tidak
biaya untuk kursus dan less tambahan dan yang tak kalah penting adalah
memberikan pendidikan bahasa inggris dan arab kepada kader-kader HMI agar
kader-kader HMI memiliki penguaasaan bahasa yang bagus. Karena bahasa sangat
penting. Disemua perguruan tinggi ternama di Indonesia atau lowongan pekerjaan
semuanya mensyarakatkan penguasaan bahasa terutama bahasa Inggris mau tidak
mau. Tentunya agar kader HMI menjadi kader yang siap diterjn ditengah
masyarakat mereka meiliki keahlian dan persyaratan yang cukup untuk masuk
perguruan tinggi manapun yang ia suka baik dalam negeri maupun luar negeri dan
bekerja di perusahaan manapun yang akan dipilih.
Sebelum
melakukan konsolidasi maka harus ada pemetaan willayah dan potensi yang
memungkinkan lembaga profesi tersebt untuk dibentu di cabang bersangutan. Untuk
menggerakkan ini maka kita perlu melakukan konsolidasi nasional antara PB HMI,
Lembaga profesi, badan khusus, Cabang se-Indonesia. Membahas pembentukan
lembaga, pengemangan lembaga dan pemberdayaan lembaga serta sosialisasi program
kerja nasional, Misalnya:
a) Antara
BPL PB HMI, PA PB HMI, BPL Cabang atau PA cabang bagi yang belum memiliki BPL.
b) Antara
Bidang Pemberdayaan Umat PB HMI dengan LDMI dengan LDMI cabang atau PU Cabang
yang belum memiliki LDMI Cabang
c) Bidang
Hukum dan HAM PB HMI, LKBHMI dengan LKBHMI Cabang atau ketua cabang jika tidak
ada LKBHMI Cabang.
d) Bidang
Kearyaan dan pengembangan profesi PB HMI dengan LTMI. LKMI, LSMI, dengan HMI cabang
e) Bendahara
Umum PB HMI dengan bendahara umum cabang HMI se-Indonesia
Konsolidasi
ini harus berjalan dalam semester pertama. Kosolidasi inilah sangat penting dan
bagi yang menghalangi konsolidasi harus dihindarkan jika kita ingin memperbaiki
himpunan yang telah sakit ini. Dalam satu semester kita berharap 80% jumlah
cabang yang ada di Indonesia sudah memiliki semua lembaga profesi yang
dibutukan dan tentu harus didkung penh oleh PB HMI, Badko, Cabang, Korkom dan
komisariat.
KEMANDIRIAN ORGANISASI
Untuk
menuju kemandirian organisasi ada dua cara yang harus dilakukan, antara lain;
a. Dalam
pasal 7 ART HMI bahwa setiap anggota biasa HMI wajib membayar uang pangkal
anggota. Jadi jika setap kader HMI yang masuk HMI maka ia akan membayar ang
pangkal HMI yang digunakan sebagai dana abadi HMI. Jika sistem data base HMI
adalah kompter on line maka cita-cita kita akan menghasilkan dana abadi HMI
sangatlah mungkin.
b. HMI
harus mencari modal usaha kepada alumni membuat sebuah yayasan yang bergerak dibidang
social, pendidikan, keagamaan
dan koperasi syariah yang dikelola secara professional dan tidak terikat dengan
masa jabatan structural HMI. Struktural HMI boleh berganti tapi pengrus yayasan
dan koperasi tidak berubah. Siapapun ketua umum HMI nya maka ia sebagai komisaris.
Dan HMI memegang saham sebesar 60% di Lembaga yang dibentuk. Dan 40% dikelola
oleh pengurus Lembaga Bisnis yang dibentuk untuk pembayaran karyawan dan
pengembangan lembaga.
Jika
uang pangkal anggota sebagaimana yang diwajibkan oleh AD/ART dan iuran alumni
untuk modal usaha berjalan maksimal dan pengelolaan euangan secara professional
maka sudah bisa dipastikan maka HMI akan menjadi organisasi yang mandiri.
Jika
6 langah ini dijalankan dengan maksimal dan konsisten maka kita berharap 25 Tahun yang akan datang HMI akan muncul sebagai kekuatan besar dan
melahirkan kader-kader
yang mengisi pembangunan dinegeri
ini.