METODE TRAINING PEDOMAN PERKADERAN 1975
1.
KURIKULUM TRAINING
ASPEK-ASPEK YANG HARUS
DIPERHATIKAN
-
penyusunan jadwal materi training
-
cara dan bentuk penyampaian materi
training
-
pengaturan pelaksanaan materi
keterampilan dan diskusi
-
adanya penyegaran kembali dalam
pengembangan gagasan-gagasan kreatif
dikalangan peserta training
-
usaha menimbulkan kegairahan
(motivasi) dan dinamika dalam training agar segenap peserta terpanggil untuk
ikut berpartisipasi dengan seluruh anggota training
-
terciptanya kondisi yang setaraf
(equally) antar sesama unsur-unsur atau individu-individu dalam forum training
-
adanya keseimbangan dan
keharmonisan antar metode-metode training yang dipergunakan atau diterapkan
dalam setiap jenis atau jenjang training
2.
METODE DAN SISTEM TRAINING
-
sistem ceramah Pump System
-
sistem diskusi (aloka system)
-
sistem penugasan (resitation
system)
METODE TRAINING PEDOMAN PERKADERAN 1988
1.
LATIHAN KADER I
-
Penyampaian bersifat penanaman dan
penjelasan
-
tehnik : ceramah, tanya
jawab/dialog, penugasan (resume)
-
proses belajar mengajar ;
penceramah memberikan ceramah dan peserta bertanya tentang hal-hal tertentu
2.
LATIHAN KADER II
-
penyampaian bersifat analisis dan
pengembangan
-
tehnik; ceramah, dialog, penugasan
(pembuatan makalah tanggapan)
-
proses belajar mengajar :
penceramah ceramah, peserta membahas
3.
LATIHAN KADER III
-
penyajian bersifat analisis
problematik dan alternatif
-
teknik : ceramah,
tanyajawab/dialog, penugasan membuat makalah banding (peserta membuat membuat
alternatif pemecahan masalah secara konsepsional)
-
konsep belajar mengajar ;
penceramah bersifat mengangkat masalah /memancing, peserta membahas.
METODE TRAINING PEDOMAN PERKADERAN 2000
3. Metode Training
Dengan memahami tentang gambaran kurikulum dan aspek‑aspek
yang perlu dipertimbangkan di atas, maka metode yang tepat yakni penggabungan
antara :
a.
Sistem diskusi, yakni suatu
metode pernahaman materi training secara diskutif (pertukaran pikiran yang
bebas) dan kumunikatif.
b.
Sistem ceramah (dialog),
yakni suatu metode pemahaman materi melalui tanya jawab.
c.
Sistem penugasan, yaitu
metode pemahaman materi dengan mempergunakan keterampilan peserta dengan
sasaran:
v Mempergunakan
kemampuan‑kemampuantertentu,
v Penulisan‑penulisan,
v Kerja
lapangan,
v Bentuk‑bentuk trial dan error (‑ Dinamika kelompok
v Studikasus
v Simulasi
dan lain sebagainya.
Dalam setiap jenjang dan bentuk training, ketiga
sistem itu tergabung menjadi satu. Penggunaanya disesuaikan dengan tingkat
kernatangan peserta, jenjang atau forum training yang ada. Dalam penerapan
metode training prosentasenya berbeda‑berbeda secarakuantitatif, untuk itu
prosentase tiap‑tiap training dapat digambarkan sebagai berikut:
a.
Semakin matang peserta training, jenjang dan
bentuk training, maka sistem diskusi lebih besar prosentasenya.
b.
Makin kecil kernatangan peserta, jenjang dan
bentuk training, maka diskusi memiliki prosentase yang lebih kecil sebaliknya
sistim ceramah dan teknik diolog semakin lebih besar prosentasenya.
c.
Sistim penugasan dipergunakan pada setiap
training hanya saja bentuk penugasan tersebut harus diselaraskan dengan tingkat
kernatangan pesertanya, jenjang dan bentuk training, dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut
Ø Training
yang diikuti oleh peserta yang tingkat kematangan berpikirnya relatif lebih
tinggi dan jenjang training yang lebih tinggi maka penugasan lebioh ditekankan
secara diskriftif (pembuatan paper ilmiah, paper‑paper laporan dsb.)
Ø Trainging
yang diikuti peserta yang tingkat kernatangan berpokirnya relatif lebih rendah
maka ketermpilan fisik (gerak, mimik, aktifitas praktis), sistim ini merupakan
pendekatan metode "trial and error".
Pemilihan dan penentuan metode training
disesuaikan dengan jenjang dan materi‑materi training yang akan disajikan.
Pendekatan yang digunakan secara filosofis, psikologis, sosiologis, historis
dan sebagainya. Gambaran tentang metode yang digunakan dalam training sesuai
menurut jenjangnya, adalah sebagai berikut :
a. Latihan
Kader‑I
Ø Penyampaian
bersifat penyadaran, penanaman dan penjelasan.
Ø Teknik : ceramah, tanya jawab/dialog, penugasan (resume)
Ø Proses belajar mengajar (PBM/pembelajaran): penceramah
menyampaikan materi dan peserta bertanya tentang hal‑hal tertentu.
b. Latihan
Kader‑II
Ø
Penyampaian bersifat
analisis, pengembangan dan bersifat praksis.
Ø
Teknik: ceramah, dialog
penugasan (membuat makalahtanggapan atau makalah analisissebuah kasus).
Ø Session
khusus dalam bentuk tutorial.
c.
Latihan Kader‑III
Ø Penyajian bersifat analisis problematik dan altematif.
Ø Teknik: ceramah, dialog, penugasan membuat makalah
banding (peserta membuat alternatif pemecahan secara konsepsional).
Ø Konsep belajar mengajar (PBM/pembelajaran) : penceramah
bersifat mengakat masalah, kemudian peserta membahas.
Ø Session
khusus dalam bentuk tutorial
Ø Session khusus dalam bentuk praktek lapangan
4. Evaluasi Training
1. Tujuan
:
Ø Mengukur
tingkat keberhasilan training
2. Sasaran
:
Ø Kognitif
Ø Afektif
Ø Psikomotorik
3. Alat
Evaluasi
Ø Test
Objektif
Ø Test
Subjektif (esai)
Ø Test
Sikap
Ø Test
Keterampilan
4. Prosedur
Evaluasi :
Ø Pre-Test
Ø Mid-Test
(evaluasi proses)
Ø Post-Test
5. Pembobotan
·
LK – I
: Kognitif : 30 %
Afektif : 50%
Psikomotorik : 20%
·
LK – I
: Kogbnitif
: 40%
Afektif : 30%
Psikomotorik : 30%
·
LK – III : Kognitif : 40%
Afektif : 20%
Psikomotorik : 40%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar