UNTUKMU, KAKANDA ANAS URBANINGRUM
pagi yang mendung diibukota
mendera jiwaku tuk sekedar haru menghiba
pada sosokmu yang tenang dan kalem
walau aku tau, jiwa pemberontakanmu tak pernah usang
perlawananmu tak kan kau sangsikan disuatu hari nanti
wajahmu yang pernah menjadi harapan negeri
akan kau wujudkan diesok hari
mendera jiwaku tuk sekedar haru menghiba
pada sosokmu yang tenang dan kalem
walau aku tau, jiwa pemberontakanmu tak pernah usang
perlawananmu tak kan kau sangsikan disuatu hari nanti
wajahmu yang pernah menjadi harapan negeri
akan kau wujudkan diesok hari
sekarang kau terdiam, bisukan jalanmu
berjuanglah dalam kesunyian hai sosok pemuda yang pernah aku kenal
jalanan berliku menjadi tumpuan seberapa tangguh punggungmu
seberapa kokoh kuda-kudamu untuk menjadi tumpuan rakyat negeri ini
berjuanglah dalam kesunyian hai sosok pemuda yang pernah aku kenal
jalanan berliku menjadi tumpuan seberapa tangguh punggungmu
seberapa kokoh kuda-kudamu untuk menjadi tumpuan rakyat negeri ini
namun jika selangkah kau mundur
maka, galilah kuburanmu di dalam ketenangan
jauhkan dirimu dan jasadmu dari hiruk pikuk duniawi
jadilah kau sebagai pujangga negeri
untuk sekedar mengabdi sebelum kau kembali
maka, galilah kuburanmu di dalam ketenangan
jauhkan dirimu dan jasadmu dari hiruk pikuk duniawi
jadilah kau sebagai pujangga negeri
untuk sekedar mengabdi sebelum kau kembali
kuasa Tuhan begitu kentara dijagad ini
lihatlah, dimana ada suatu negeri berubah menjadi bising
rakyatnya marah, mulutnya tak satupun bisa dikunci
karena suatu kebenaran akan menjadi sosok suci
yang akan memimpin mereka untuk melawan
menyuarakan ketertindasan penguasa
dan kedzaliman para manusia rakus dinegeri ini
lihatlah, dimana ada suatu negeri berubah menjadi bising
rakyatnya marah, mulutnya tak satupun bisa dikunci
karena suatu kebenaran akan menjadi sosok suci
yang akan memimpin mereka untuk melawan
menyuarakan ketertindasan penguasa
dan kedzaliman para manusia rakus dinegeri ini
sampai disini air mataku menetes
mengenang sebuah perjalanan panjang anak manusia
kerna kau sodaraku
sodara sehimpunan yang tak pernah terpisah walau terkoyak
dan sepagi ini, aku takkan pernah sanksi
kerna kita diajarkan untuk terus yakin berusaha
ikhtiar hingga batas limit usia kita
hingga sampailah pada tujuan akhir dari kehidupan manusia
menuju pangkuan Robb Yang Maha Pencipta
mengenang sebuah perjalanan panjang anak manusia
kerna kau sodaraku
sodara sehimpunan yang tak pernah terpisah walau terkoyak
dan sepagi ini, aku takkan pernah sanksi
kerna kita diajarkan untuk terus yakin berusaha
ikhtiar hingga batas limit usia kita
hingga sampailah pada tujuan akhir dari kehidupan manusia
menuju pangkuan Robb Yang Maha Pencipta
CEMPAKA PUTIH, 10 JUNI 2015
AHLAN EL-FAZ
AHLAN EL-FAZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar