PEDOMAN PERKADERAN HMI MODEL I S A
POLA PERKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
Bismillahirrahmanirrahim
ادعوا الا سبيل ربك بالحكمة والموعظة
الحسنة وجدلهم بالتي هي احسن ....
”ajak(seru)lah manusia kepada jalan Allah (fi sabilillah)
dengan hikmah dan mau’idhoh yang baik, dan berdialog(berdebat)lah dengan cara
yang baik pula. (QS. ..........
A. MUKADDIMAH
Sosok manusia (Insan,basyar, nas) adalah makhluk yang
diciptakan oleh Tuhan dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya baik jasmani
maupun ruhani. Nilai kesempurnaan ini teraktualisasikan dalam sifat-sifat yang
dimilikinya. Sifat-sifat inilah yang akan dimanifestasikan melalui perilakunya
(akhlaq) sehari-hari. Perilakunya tersebut hendaknya selalu diarahkan
kepada nilai-nilai ilahiyah sebagai bukti atas rasa syukur seorang hamba kepada
Tuhan. Kebersyukuran inilah
yang kemudian diafirmasi dalam bentuk dan definisi ibadah. Tidaklah
mengherankan kalau kemudian tugas utama yang dipikul oleh seorang manusia
adalah mengagungkan Tuhannya melalui ibadah (QS......... ) dan untuk menjadi khalifah (wakil) Allah di muka bumi (Q.
S. Al Baqarah: 30).
Tugas kekhalifahan dan
ibadah ini hendaknya disadari betul oleh setiap manusia sebagai suatu tugas
mulia yang akan mengantarkannya ke kesempurnaan sebenarnya. Kesempurnaan yang
dimaksud adalah kesempurnaan ilahiyah. Untuk mencapai kesempurnaan itu maka
diperlukan suatu proses panjang, terukur (terencana), sistematis,
integral-holistik dan disadari oleh seluruh jiwa raga sebagai bentuk
penghambaan diri (ibadah) kepada Allah SWT. Proses panjang tersebut
disebut perkaderan. Perkaderan juga mesti dilakukan dengan cara-cara yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam dan dalam rangka peningkatan derajat
kemanusiaan. Peningkatan derajat kemanusiaan tersebut dapat dilakukan dengan
peningkatan potensi jasmani dan rohaninya (akal budi) melalui tahapan-tahapan
yang sistematis dan integral.
Bahwasannya umat Islam
adalah umat yang tebaik yang bertanggung jawab dalam pembenahan tata kehidupan
kemasyarakatan. Tugas untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada yang
mungkar merupakan keniscayaan yang dilekatkan dalam setiap pribadi muslim.
Namun penting bagi seorang muslim untuk mendasarkan segala perilaku
kesehariannya dengan keimanan. Karena esensi dari keimanan bukan hanya
penguatan pada ucapan dan keyakinan di hati saja. Akan tetapi harus juga
tercermin dalam perilaku keseharian, baik dalam interaksi dengan masyarakat
maupun dalam interaksi dengan alam sekitar. Al-Quran dalam ayat-ayatnya begitu
tegas menyejajarkan orang beriman dengan orang yang beramal soleh. Hal itu
membuktikan bahwasannya aktualisasi keimanan seseorang itu ada pada
perilakunya.
Penting untuk disadari
bahwa setiap proses perkaderan itu mesti dilandasi dengan keimanan agar setiap
proses di dalamnya selalui diiringi dengan sikap sungguh-sungguh (jihad),
penuh dengan kesabaran dan keikhlasan dan dalam rangka mengajak manusia (dakwah)
kepada kebaikan dan kebenaran dengan cara pembinaan secara terus-menerus,
sistematis dan kholistik dalam rangka mewujudkan muslim sempurna (insan
kamil) yang sebagiannya tersurat dalam tujuan HMI dan begitu pula termuat
dalam maksud dan tujuan perkaderan HMI.
Keyword : ibadah,
kholifah di bumi, potensi akal budi,insan kamil, tujuan HMI, maksud dan tujuan
perkaderan.
B. LANDASAN
PERKADERAN
Bahwasanya
perkaderan (kaderisasi, pembinaan dalam term umum) mesti dilandasi oleh nilai.
Nilai-nilai tersebut hendaknya dipahami dan dihayati betul sebagai landasan dan
pegangan dalam bergerak dan berjuang agar dalam proses perkaderan tidak
kehilangan arah dan tujuan. Sebagaimana dijelaskan di dalam landasan perkaderan
HMI bahwa perkaderan tersebut harus dilandasi oleh nilai-nilai ketauhidan
(ilahiyah,teologis), landasan ideologis,
konstitusi HMI, aspek kesejarahan (historis) HMI dilahirkan dan landasan sosial
budaya di sekitarnya.
Aspek
teologis ini sangat penting sebagai basis nilai yang akan memotivasi kader
dalam beraktivitas keseharian. Motivasi ini tentunya akan melahirkan keimanan (iman)
yang kokoh dan ajeg yang tentunya didasari oleh core keilmuan (’ilmu)
yang kuat dengan cara mengembangkan potensi jiwa dan raganya semaksimal
mungkin. Keimanan dan keilmuannya
tersebut mesti ditransformasikan dalam perjuangan (jihad) dan mengajak
manusia kepada kebenaran dengan jalan yang baik dan benar (dakwah bil haq)
dan saling menasehati dalam kebaikan
(mauidhoh al hasanah). Perjuangan dan dakwah ini hendaknya dibarengi
dengan keteladanan yang baik (uswatun hasanah), kesabaran dan keihklasan
dalam menjalankan semua proses perkaderan tersebut. Akhirnya, semua proses
panjang perkaderan tersebut menjadi suatu nilai ibadah di hadapan Allah SWT.
Keyword : Iman,
Ilmu, Dakwah, Jihad, Sabar, dan Ikhlas
Usaha-usaha untuk mencapai maksud dan
tujuan perkaderan di HMI adalah dalam rangka mencapai tujuan HMI agar dilakukan
dengan sistematis, bertahap dan holistik. Tujuan HMI hendaknya dipahami tidak
hanya secara teks semata namun harus pula dipahami secara filosofis sebagai
suatu cita-cita perkaderan secara keseluruhan. Sebab, jika tujuan itu hanya
dipahami secara teks saja maka dikhawatirkan akan terjadi kesalahpahaman dalam
memahami dan mejalankan proses perkaderan. Usaha-usaha untuk mencapai maksud
dan tujuan perkaderan itu adalah bagian (sistematika) dari suatu proses untuk
mencapai tujuan HMI (pasal 4 AD).
Selanjutnya dalam rangka melakukan proses atau
usaha-usaha perkaderan, mesti melandaskan dan berpatokan pada kondisi sosial
budaya di sekitar HMI Cabang Sumedang yang memungkinkan setiap orang
berinteraksi dengan komunitasmasyarakat Sumedang. Untuk itu pula perlu diakukan
langkah-langkah dan usaha-usaha agar proses perkaderan itu tidak bertentangan
dengan nilai-nilai budaya lokal. Maksudnya, setiap aktivitas yang dilakukan
kader HMI Cabang Sumedang hendaknya memperhatikan budaya lokal, dan aturan-aturan
yang ada di Sumedang baik formal maupun non formal dan berusaha untuk dekat
dengan masyarakat Sumedang.
Keyword :
Tujuan HMI, sosial budaya Sumedang, aturan/norma
C. PENGERTIAN DASAR
1. Kader
Istilah ”kader” berasal dari bahasa
Inggris yaitu cadre yang diterjemahkan menjadi kader. Dalam Kamus
Oxford Advanced Learner disebutkan bahwa cadre[1]
adalah 1) a small group of people who are chosen and trained for a
particular purpose: a cadre of scientific expert. 2) a member of this kind of
group : they were to become the cadre of the new communist party. Terjemahan
: kader adalah suatu kelompok kecil yang terdiri dari orang-orang yang dipilih
dan dilatih untuk tujuan tertentu. Kader yang didefinisikan di Pedoman
Perkaderan 2000 masih cukup relevan sebagai sebuah definisi namun mesti ada
sedikit koreksi bahasa dan penerjemahan. Adapun
penjelasan kader sebagaimana dijelaskan di bawah (sesuai pedoman perkaderan
2000).
Pertama, seorang kader bergerak
dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan‑aturan permainan organisasi dan
tidak bermain sendiri sesuai dengan selera pribadi. Bagi HMI aturan‑aturan itu
sendiri dari segi nilai adalah Nilai Dasar Perjuangan (NDP) dalam pemahaman
memaknai perjuangan sebagai alat untuk mentransformasikan nilai‑nilai ke‑Islam‑an
yang membebaskan (Liberation force), dan memiliki kerberpihakan yang
jelas terhadap kaum tertindas (mustadhafin). Sedangkan dari segi
operasionalisasi organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman perkaderan dan pedoman
serta ketentuan organisasi lainnya.
Kedua, seorang kader mempunyai komitmen yang terus
menerus (permanen), tidak mengenal semangat musiman, tapi utuh dan istiqomah
(konsisten) dalam memperjuangkan dan melaksanakan kebenaran.
Ketiga, seorang kader memiliki bobot dan kualitas
sebagai tulang punggung atau kerangka yang mampu menyangga kesatuan komunitas
manusia yang lebih besar. Jadi fokus penekanan kaderisasi adalah pada aspek
kualitas.
Keempat, seorang kader memiliki
visi dan perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial lingkungannya dan
mampu melakukan "social engineering".
Kader HMI adalah anggota
HMI yang telah melalui proses perkaderan sehingga meiniliki ciri kader
sebagaimana dikemukakan di atas dan memiliki integritas kepribadian yang utuh :
Beriman, Berilmu dan Beramal Shaleh sehingga siap mengemban tugas dan amanah
kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Perkaderan
Perkaderan adalah usaha organisasi yang
dilaksanakan secara sadar dan sistematis selaras dengan pedoman perkaderan HMI,
sehingga memungkinkan seorang anggota HMI mengaktualisasikan potensi dirinya
menjadi seorang kader Muslim ‑Intelektual ‑ Profesional, yang memiliki kualitas
insan cita.Pekaderan adalah
3. Jenis/bentuk
Perkaderan
a. Formal : LK1, LK2, LK3
b. Non-Formal : training-training khusus misalnya training instruktur,
keperempuanan, TOT, dll
c. Informal;
perkaderan yang menekankan pembentukan, pengembangan dan pembinaan aspek
afektif; sikap, mentalitas, disiplin, etika, persahabatan/kekeluargaan, dll
D. TUJUAN
Perkaderan yang dibangun di HMI Cabang
Sumedang ini tidak hanya untuk memupuk intelektual semata namun mampu
menciptakan kader yang memiliki skills dan dibarengi oleh sikap mental
(attitudes) yang mampu menghadapi benturan peradaban dalam rangka membangun
peradaban umat dan bangsa yang bermartabat. Tujuan perkaderan secara khusus
adalah membina kader HMI Cabang Sumedang agar memiliki keshalihan pribadi,
kemampuan dan keterampilan teknis (skills), keshalihan sosial dan spiritual (attitudes).
Keyword :
Perkaderan, Intelektual, Skill, Attitudes
E. MEKANISME
1.
Untuk
mengimplementasikan sistem perkaderan di atas hendaknya diawali dengan analisis
pendahuluan yang meliputi analisis kebutuhan minat, bakat dan potensi calon
kader. Analisis tersebut bisa dilakukan dengan metode analisis SWOT.
2.
Semua sistem
perkaderan yang dimaksud di atas hendaknya selalu mencerminkan pembinaan
attitudes, peningkatan intelektual dan skills. Attitude mesti melingkupi,
mengawasi dan membimbing aspek intelektual dan skill dalam setiap bentuk
perkaderan yang ada baik formal, non-formal maupun informal.
1. KRITERIA CALON KADER HMI CABANG SUMEDANG
Sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman Perkaderan 2000,
bahwa calon kader HMI adalah ditentukan oleh kriteria‑kriteria tertentu dengan memperhatikan integritas
pribadi calon kader, potensi dasar akademik, potensi berprestasi, potensi dasar
kepemimpinan serta bersedia melakukan peningkatan kualitas individu secara
terus-menerus. Kriteria tersebut hendaknya di-break down ke tataran yang
lebih detil dan lebih komprehensif. Misalnya :
Ø Usia akademis calon kader
diutamakan yang lebih muda, dua angkatan termuda misalnya.
Ø Memiliki potensi dan
kualitas mau belajar (misalnya membaca)
Ø Memiliki minimum IPK 2.75
Ø Mampu membaca Al-Quran
2. POLA, STRATEGI MARKETING DAN REKRUITMEN PERGURUAN
TINGGI (UNTUK MAHASISWA)
Pola-pola pendekatan pemasaran HMI di kalangan mahasiswa
hendaknya mengedepankan kebutuhan mahasiswa (student need), interes
mahasiswa (student interest) dan kesejahteraan mahasiswa (student
welfare).
Citra positif mesti ditampilkan oleh setiap kader HMI
dengan mencitrakan bahwa kader HMI adalah kader yang memiliki sifat dan sikap
yang tercermin dalam kualitas integritas dan watak seorang muslim yang memiliki
kualitas intelektual dan skill. Kualitas-kualitas tersebut ditampilkan dalam
tatacara berbicra, bersikap dan berperilaku di kampus maupun di luar kampus
sehingga akan teropinikan kualitas kader HMI seperti disebutkan di atas.
1. Pola Marketing
Ke Siswa : Melakukan kerjasama dan
membangun hubungan baik dengan Lembaga Sekolah
Melakukan kerjasama dengan lembaga ekstra kulikuler sekolah
Ke Mahasiswa :
Menjadi konsultan dan advokasi mengenai perkuliahan
Membuat kegiatan-kegiatan yang disesuaikan dengan minat dan bakat
mahasiswa baru
2. Strategi
Marketing
Ke Siswa : Mengadakan berbagai macam
diskusi, perlombaaan dan pelatihan
Menggunakan media yang menarik dan disukai siswa
Melakukan Road Show ke Sekolah-sekolah dengan melakukan sosialisasi HMI,
Perguruan Tinggi, beasiswa dan dunia kerja.
Ke Mahasiswa :
Membuat diskusi, seminar, pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan
mahasiswa
Melakukan sosialisasi dan informasi berupa Liflet, spanduk, pamflet
tentang HMI, info Kosan, info tempat makan, Belanja Warnet dan lain-lain yang
berhubungan dengan dunia kemahsiswaan.
3. Mekanisme
Marketing
Ke Siswa
1.
Kegiatan-kegiatan
berupa pelatihan, perlombaan dan diskusi harus disuaikan dengan kebutuhan,
situasi dan kondisi sekolah dan siswanya seperti pelatihan try out , cerdas
cermat, diskusi buku memang sesuai dengan waktu dan kebutuhan sekolah dan
siswanya sehingga bukan menggangu melainkan membantu terhadap aktivitas sekolah
maupun siswanya.
2.
Kegiatan tersebut
diarahkan kepada peningkatan intelektual siswa
3.
Sosialisasi tentang
ke-HMI-an wajib dilakukan dalam setiap kegiatan berupa simbolisasi, atribut,
penamaan kegiatan maupun sosialisasi secara langsung.
Ke Mahasiswa
1.
Tahap pertama,
Kegiatan-kegiatan untuk mahsiswsa diawali dengan memfokuskan kegiatan pada
mahasiswa baru dengan terlebih dahulu membuat analisis kebutuhan mahasiswa baru
tersebut. Hal ini perlu untuk membentuk
kesan dan mengukur ketertarikan, potensi mahasiswa baru untuk kegiatan tahap
selanjutnya.
2.
Tahap kedua,
melakukan sosialisasi dan informasi secara kontinu melalui media-media seperti
famflet, reflet, spanduk atau dengan media lain tentang ke-HMI-an dan tentang
Kemahasiswaan.
3.
Tahap ketiga,
apapila tahap pertama dan kedua telah terpenuhi dan dianggap sudah berjalan
dengan baik, maka dilakukan rekruitmen anggota dengan melakukan maperca dengan
memfokuskan diri untuk memperkenalkan HMI lebih lauh dan selanjutnya
dilaksanakan latihan kader I.
4. STANDARD
OPERATING PROCEDURE (SOP) LK1 (BASIC TRAINING)
A.
Waktu
Waktu training Formal (LK1, juga LK2) dan nonformal
(senior course, TOT dll) dilakukan dalam interval waktu pukul 04.00-21.00. Dan
tidak ada acara di atas jam 21.00
B.
Tempat
Kriteria tempat training :
a. Konfrehensif
1.
Dekat
dengan Masjid
2.
Terdapat
ruangan khusus pelatihan
3.
Terdapat
fasilitas menginap
4.
Air
cukup
5. Toilet
b. Kondusif
1. Aman
2. Jauh dari tempat tinggal peserta
3. Jauh dari keramaian umun
4. Tenang dari kebisingan kendaraan
5. Mudah dijangkau kendaraan
C. Sarana, media, dll
1.
Laptop dan infokus
(jika memungkinkan)
2. Whiteboard,
3. Spidol + penghapus
4. Kertas, dll
5. Notebook+pulpen
6. Media simulasi atau outbound
D. Mekanisme
1.
a. Setiap awal materi
dimulai dengan membaca basmallah, dan diakhiri dengan hamdallah yang dilakuka
bersama-sama dan dipimpin oleh fasilitator (trainer).
b. Setiap acara diawali dengan menyanyikan lagu Hymne HMI
dan Indonesia Raya.
2. Setiap pagi diawali dengan shalat subuh
berjamaah, MMQ (lihat pedoman MMQ) dan diskusi kecil (kultum dll). Ini
dilakukan oleh seluruh kader dan calon peserta tanpa terkecuali.
3. Setiap peserta melaksanakan shalat magrib
berjamaah, MMQ dan dilajutkan shalat isya berjamaah.
4. Materi di malam hari (18.00-21.00) harus
diminimalisasi dan diusahakan diubah dengan kegiatan yang bersifat pembentukan,
pembinaan dan pengembangan Attitudes (lihat matriks pola perkaderan:
Intellectual, Skills dan Attitudes).
E. Konten Material
1.
Disesuaikan dengan
silabus yang ada dipedoman perkaderan baik pedoman perkaderan nasional maupun
lokal HMI Sumedang.
2.
Materi diarahkan
pada peningkatan ISA, yang bertujuan integralisasi nilai mewujudkan keshalihan
individu dan keshalihan sosial.
3.
Materi disesuaikan
dengan basis keilmuan peserta, misalnya sastra, fisip, STAI, Teknik dll.
4.
Diberikan materi
muatan lokal yang bertujuan mengasah dan meningkatkan kemampuan basis keilmuan
setiap komisariat masing-masing. Misalnya komisariat Sastra, maka diberikan
mulok kesastraan atau kebahasaan. Jika Teknik maka diberikan mulok yang terkait
keteknikan yang bertujuan mempertajam basis keilmuannya.
F. Mekanisme Kerja PA dan BPL (Training Formal) dan
Mekanisme Pelaksanaan LKI
a. Mekanisme Kerja PA dan BPL
Ø PA adalah pembuat kebijakan (policy) dan
administrator perkaderan secara keseluruhan (perkaderan formal, non-formal dan
informal)
Ø BPL adalah pengelola training formal
Ø BPL adalah implementor (practice) kebijakan
perkaderan formal (terutama LK1). BPL mebuat laporan training formal ke PA.
Ø Hubungan PA ke BPL bersifat koordinasi
Ø PA mentransfer kebijakan perkaderan ke semua bidang.
Ø PA membuat modul perkaderan
b. Mekanisme Pelaksanaan LK I
Ø Panitia LK I mengajukan proposal kepada PA dan tembusan
kepada BPL minimal 14 hari sebelum LK I
Ø Melakukan rapat koordinasi antara panitia, PA dan BPl
minimal 2 kali sebelum pelaksanaan LK I
Ø Panitia dan Komisariat merekomendasikan materi muatan
lokal kepada PA selanjutnya PA mengintruksikan materi mautan lokal kepada BPL.
Ø BPL mempunyai kebijakan untuk materi wajib dan materi
muatan lokal
Ø Segala kebijakan saat pelatihan merupakan wewenang
BPL
Ø Panitia, Panitia dan BPL melaksanakan evaluasi harian
pada saat pelaksanaan LKI berlangsung
Ø Pasca LK I dilaksanakan evaluasi anatar PA, BPL dan
Panitia untuk membicarakan mengenai keseluruhan kegiatan LK I tersebut.
Ø BPL pasca LK I merekomendasikan follow up kader baru
kepada PA dan komisariat
F. POLA PEMBINAAN (PASCA LK 1, menjelang LK2)
Pola pembinaan pasca LK 1 ini dilakukan semata-mata dalam rangka
peningkatan kualitas insan cita sebagaimana termaktub dalam tujuan, usaha-usaha
(pasal 4-5) dan tafsir tujuan HMI. Pola pembinaan ini adalah lanjutan dari follow
up LK1 yang digariskan oleh Pedoman Perkaderan 2000 dan merupakan acuan
sekaligus perbaikan dari pedoman yang ada. Pola pembinaan yang dimaksud adalah
:
Pertama, Pembinaan, Pengembangan dan
Peningkatan Kualitas Intelektual/Keilmuan (kognitif). Pembinaan ini bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman ilmu-ilmu pengetahuan dasar yang terdiri dari basic
knowledge keislaman, basic knowledge filsafat dan logika, basic
knowledge umum dan wawasan global. Masing-masing detilnya terdapat pada
Tabel Matriks Pola Perkaderan HMI Cabang Sumedang di bawah ini
Kedua, Pembinaan dan Peningkatan Skills (ketrampilan).
Pembinaan dan Peningkatan Skills bertujuan untuk meningkatkan kualitas
ketrampilan standar yang harus dimiliki oleh setiap kader HMI Cabang Sumedang
dalam rangka menyikapi persaingan global (how to survive). Skill ini
lebih menekankan aspek aplikatif dari intelektual yang telah dimiliki agar
kader mampu “survive” dan mampu mengembangkan diri di masa kini dan esok.
Skills ini mesti menjadi bekal kader dalam beraktivitas di masa kekinian dan
keesokan dalam mengarungi kehidupan yang lebih nyata dan kompleks. Tentunya
skills ini haruslah disesuaikan dengan minat, bakat dan kebutuhan setiap kader.
Namun, tentunya ada beberapa skills standar yang layak dimiliki kader HMI
Cabang Sumedang. Skills ini terbagi ke dalam beberapa bagian (lihat matriks
pola perkaderan HMI Cabang Sumedang).
Ketiga, Pembinaan
Kualitas Individu (afektif) yang bertujuan untuk menanamkan sikap, watak dan
integritas muslim. Pembinaan kualitas individu ini dilakukan dengan penanaman
etika/moral/akhlak al karimah, etos kerja, keteladanan (uswatun
hasanah) sikap, mentalitas, character building, sikap persahabatan
dan kekeluargaan, silaturahim, serta loyalitas dan sense of belonging
terhadap HMI dan pembinaan sikap-sikap lainnya yang tidak bertentangan dengan
ajaran Islam. Inilah yang disebut pembinaan attitudes.
Pola pembinaan ini dilakukan dan dibagi ke dalam kelas-keas¾seperti layaknya kelas-kelas dalam perkuliahan. Setiap
kelas difasilitasi oleh seorang mursyid yang bertanggung jawab meng-guide,
mengawasi, membimbing proses pembinaan intelektual, skills dan attitudes.
Berikut tabel operasionalisasinya:
KELAS A
Kelas
|
Deskripsi
|
Fasilitator
|
Kelas A1
(Kelas Wajib)
|
Aktivitas (belajar baca Al-quran, pembiasaan disiplin, etika/akhlaq
al karimah, tepat waktu, kelompok diskusi, kelompok belajar, bakti
sosial, kegiatan keprofesian, dll); lihat matriks pola perkaderan
|
Mursyid A1
|
Kelas A2
(Kelas Wajib)
|
Materi ke-HMI-an : keprotokoleran, pedoman-pedoman (kepengurusan,
administrasi dan kesekretariatan, kebendaharaan, perkaderan), atribut HMI,
hymne, dll
|
Mursyid A2
|
Kelas A3
(Kelas Wajib)
|
Up grading Materi LK1 + muatan lokal
|
Mursyid A3
|
Keterangan :
A1 : Aktivitas
A2 : Materi LK I
A3 : Up Grading
Ø Apabila kader telah lulus pada kelas A, akan direkomendasi untuk dapat mengikuti LK II
Ø Mursyid bisa terdiri dari PA, Pengurus Cabang, P3A, BPL,
dan atau anggota komisariat biasa.
Ø Ketentuan pemilihan mursyid diatur oleh PA dengan tetap
berpedoman pada konstitusi dan pedoman perkaderan. Kriterianya (usulan
kriteria):
a) Mampu baca tulis al quran
b) Mau belajar (membaca dan menulis)
c) Memiliki attitudes yang baik dan komitmen
terhadap perkaderan
Ø Mursyid secara berkala memberikan laporan kepada PA dan berkoordinasi dengan BPL (misalnya
terkait metode).
Ø Nilai-nilai I-S-A ditanamkan dalam segala bentuk perkaderan.
KELAS B
Kelas
|
Deskripsi
|
Fasilitator
|
Kelas B1
(Kelas Spesialisasi /pilihan)
|
KELAS INTELEKTUAL :
Kelas-kelas sesuai dengan minat dan kebutuhan
masing-masing.
Contoh : Filsafat Islam, ilmu politik, ekonomi mikro
dan makro, cultural studies, dll
|
Mursyid B1
|
Kelas B2
(Kelas Spesialisasi /pilihan)
|
KELAS PROFESI :
Kelas-kelas sesuai dengan minat dan kebutuhan
masing-masing.
Contoh : Kewirausahaan, IT,bahasa, public speaking,
penulisan populer dll
|
Mursyid B2
|
Kelas B3
(Kelas Spesialisasi /pilihan)
|
KELAS CAMPURAN :
Kelas-kelas sesuai dengan minat dan kebutuhan
masing-masing.
Contoh : gabungan kelas B1 dan B2, ada materi wajib
standar yang mesti diambil di kelas B1 dan B2
|
Mursyid B3
|
Ket : Ada materi-materi pilihan wajib, dan ada
materi-materi pilihan biasa (lihat silabus).
Mursyid terdiri dari PA,
Pengurus Cabang, P3A, BPL, dan atau anggota komisariat.
SOTK (STANDAR OPERASIONAL TEKNIS KERJA), ANTARA MURSYID,
PA, BPL dan P3A
|
Keterangan :
1. Kelas A adalah kelas Wajib untuk diikuti oleh seluruh
kader HMI
2.
Kelas B adalah
kelas yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan kader, namun setiap kader
hendaknya mengambil kelas spesialisasi ini.
3. Kelas A dibuka
setiap 2X per semester.
4. Setiap Mursyid adalah pengelola/fasilitator/guide
masing-masing kelas A, kecuali jika ada materi yang dianggap sulit, maka
mursyid yang lain bisa mengganti atau melakukan silang/share materi tersebut di
kelas dimaksud.
5.
Peserta di kelas A
bisa menjadi mursyid atas report /rekomendasi dari mursyid.
6.
Proses di kelas
berlangsung setiap saat dan setiap anggota HMI baru harus masuk kelas A, jika
tidak masuk ke kelas A (A1, A2 dan A3) maka tidak diperkenankan masuk ke salah
satu kelas B manapun. Sebab kelas A adalah kelas wajib/prasyarat untuk masuk ke
kelas B.
7.
Dalam setiap item
di kelas B, merupakan satu mata kuliah.
8.
Dalam kelas B ada
mata kuliah wajib yang harus di tempuh, yaitu Logika, Bahasa arab, Microsoft
office dan internet.
9.
untuk satu semester
hanya boleh mengambil 7 mata kuliah. Dan bila seandainya ada matakuliah yang
belum lulus, peserta boleh mengulang kembali di semester berikutnya. Kecuali
untuk mata kuliah wajib, peserta wajib mengulang seandainya belum lulus.
10.
Kelas-kelas agar
disesuaikan dengan jadwal akademis masing-masing universitas.
11.
Kelas B dibuka jika
ada yang sudah menyelesaikan kelas A1, A2, dan A3 (lengkap).
12.
untuk Attitudes
tidak dibahas dalam kelas secara khusus, melainkan ditanamkan dalam setiap
aktifitas kelas. Dan dibahas secara khusus bila dianggap perlu, misal ada insiden
tertentu.
G.
REKOMENDASI
KRITERIA CALON PESERTA LK2 (additional)
Seperti apa
kriterianya?
Screeningnya?
Atau biarkan
saja... ’seperti biasa’.
H.
SILABUS MATERI (LK
1 dan Pasca LK 1)
SILABUS MATERI LK 1
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG SUMEDANG
NO.
|
MATERI
|
SILABUS
|
METODE
|
REFERENSI
|
1.
|
Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP)
|
1.
Pengantar
NDP
1.1 Ideologi
1.2 Paradigma
2.
Sejarah
Perumusan NDP dan Kedudukannya dalam Organisasi HMI
2.1 Pengertian
NDP
2.2 Sejarah
Perumusan NDP
2.2.1
Perjalanan NDP
2.2.2
Latar Belakang
NDP
2.2.3
Para Perumus
NDP awal (Caknur, Sakieb M. & Endang Saefuddin A.)
2.2.4
Para Perumus
NDP Hasil Kongres 2006
2.3 NDP Sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam dalam
Konteks Organisasi HMI
2.4 Hubungan NDP dan Missi HMI
2.5 Metode Pemahaman NDP
2.5.1
Pemahaman
Materi Dasar Mengenai :
2.5.1.1
Sejarah Sosial
Umat Islam
2.5.1.2
Kalam/Teologi
Islam
2.5.1.3
Pemikiran
Modern dalam Islam
2.5.1.4
Islam dan
Modernisasi Islam di Indonesia
2.5.1.5
Islam dalam
Konteks Mahasiswa
2.6 Metode Penyampaian NDP
2.6.1
Pembacaan Teks
NDP
2.6.2
Pembacaan,
Pemahaman dan Pengkajian Ayat-ayat Al Quran Rujukan NDP
2.6.3
Pemahaman
dengan Rasional dan Filosofis melalui dialog (dekonstruksi terlebih dulu)
2.6.4
Metode Gabungan
di Atas
2.6.5
Mencari Formula
yang Tepat
3.
Gari-garis
Besar Materi NDP
3.1 Hakikat Kehidupan
3.1.1 Analisis Kebutuhan Manusia
3.1.2 Mencari Kebenaran sebagai Kebutuhan Dasar Manusia
3.1.3 Islam Sebagai Sumber Kebenaran
3.2 Hakikat Kebenaran
3.2.1
Konsep Tauhid لا
اله الا الله
3.2.2 Eksistensi dan
Sifat-sifat Allah
3.2.3 Rukun Iman Sebagai
Upaya Mencari Kebenaran
3.3 Hakikat Penciptaan Alam Semesta
3.3.1 Eksistensi Alam
3.3.2 Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam
3.4 Hakikat Penciptaan Manusia
3.4.1 Eksistensi Manusia dan Kedudukannya di Antara
Makhluk lainnya
3.4.2 Kesetaraan dan Kedudukan Manusia Sebagai Kholifah
Di Muka Bumi
3.4.3 Manusia sebagai Hamba Allah
3.4.4 Fitrah, Kebebasan dan Tanggung Jawab Manusia
3.5 Hakikat Masyarakat
3.5.1 Perlunya Menegakkan Keadilan dalamMasyarakat
3.5.2 Hubungan Keadilan dan Kemerdekaan Manusia
3.5.3 Hubungan Keadilan dan Kemakmuran
3.5.4 Kepemimpinan untuk Menegakkan Keadilan
3.6 Hakikat Ilmu
3.6.1
Ilmu sebagai
Jalan Menuju Kebenaran
3.6.2
Jenis-jenis
Ilmu
4.
Hubungan Antar
Iman, Ilmu, dan Amal
|
1. Partisipatoris
2. Diskusi/ Tanya Jawab
3. Simulasi
4. Ceramah
5. Studi Kasus
|
·
NDP Versi
Caknur dan Hasil Kongres 2006
·
Buku-buku Cak
Nur
·
Buku-buku Ali
Syariati
·
Buku Suhrawardi
·
Buku Mullah
Sadra
·
Ahmad Wahib
·
Buku-buku
Filsafat Islam
·
Buku-buku
Kuntowijoyo
·
Islam Mazhab
HMI
|
2.
|
Sejarah Perjuangan HMI
|
1.
Pengantar Ilmu
Sejarah
1.1 Pengertian Ilmu Sejarah
1.2 Manfaat dan Kegunaan Ilmu Sejarah
2.
Misi Kelahiran
Islam
2.1 Masyarakat Arab Pra Islam
2.2 Periode Kenabian Muhammad
2.2.1
Fase Mekkah
2.2.2
Fase Madinah
3.
Latar Belakang
Berdirinya HMI
3.1 Kondisi Islam di Dunia
3.2 Kondisi Islam di Indonesia
3.3 Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam
3.4 Saat Berdirinya HMI
4.
Gagasan dan
Visi Pendiri HMI
4.1 Sosok Lafran Pane
4.2 Gagasan Pembaruan Pemikiran Keislaman
4.3 Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial Budaya
4.4 Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai Dasar
Perjuangan HMI
5.
Dinamika
Sejarah Perjuangan HMI dalam Sejarah Perjuangan Bangsa
5.1 HMI dalam Fase Perjuangan Fisik
5.2 HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa
5.3 HMI dalam Fase Transisi Orde Lama dan Orde Baru
5.4 HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa
5.5 HMI dalam Fase Pasca Orde Baru (Reformasi)
5.6 HMI Kekinian
|
1. Partisipatori
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Ceramah & Tanya Jawab
5. Studi Kasus
|
·
Konstitusi dan
Pedoman-pedoman HMI
·
Yatim, Badri.
2004. Sejarah Kebudayaan Islam. Rajawali Press, Jakarta.
·
Buku-buku
Agus Salim S.
·
Skripsi Nasrul
Fuad (Jurusan Sejarah Unpad)
|
3.
|
Missi HMI
|
1.
Makna HMI
Sebagai Organisasi Mahasiswa
1.1 Pengertian Mahasiswa
1.2 Mahasiswa Sebagai Inti Perubahan
1.3 Dinamika Gerakan Mahasiswa
2.
Hakikak
Keberadaan HMI
2.1 Makna HMI sebagai Organisasi yang Berasaskan Islam
2.2 Makna Independensi HMI
3.
Tujuan HMI
3.1 Arti Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, Bernafaskan
Islam serta Bertanggung Jawab
3.2 Arti Makna Adil dan Makmur yang Diridhoi Allah SWT
4.
Fungsi dan
Peran HMI
4.1 Pengertian Fungsi HMI sebagai Organisasi Kader
4.2 Pengertian Peran HMI sebagai Organisasi Perjuangan
4.3 Totalitas Fungsi dan Peran HMI sebagai Perwujudan dari
Tujuan HMI
5.
Hubungan Antar
Status, Sifat, Asas, Tujuan, dan Peran HMI Secara Integral (lihat pasal 3 – 9
AD HMI)
5.1 Azas : Islam
5.2 Tujuan dan tafsir Tujuan
5.3 Usaha-usaha
5.4 Sifat (Independen) dan tafsir Independensi
5.5 Status : Organisasi Kemahasiswaan
5.6 Fungsi (organisasi kader)
5.7 Peran (organisasi perjuangan)
|
1. Partisipatori
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Ceramah & Tanya Jawab
5. Studi Kasus
|
·
Konstitusi dan
Pedoman-pedoman HMI terutama AD/ART, NDP, Pedoman Perkaderan, Tafsir Tujuan,
Tafsir Independensi
·
|
4.
|
Konstitusi
HMI
|
1.
Pengantar
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
2.
Pengantar Ilmu
Hukum
2.1 Pengertian dan Fungsi Hukum
2.2 Hakikat Hukum
2.3 Pengertian Konstitusi dan Arti Pentingnya dalam
Organisasi
3.
Ruang Lingkup
Konstitusi HMI
3.1 Makna Mukoddimah AD HMI
3.2 Makna HMI Sebagai Organisasi yang Berasaskan Islam
3.3 AD dan ART HMI
3.3.1
Masalah
Keanggotaan
3.3.2
Masalah
Wewenang dan Struktur Kekuasaan
3.3.3
Masalah
Struktur Kepemimpinan
4.
Pedoman-Pedoman
Dasar Organisasi
4.1 Pedoman Perkaderan
4.2 Pedoman KOHATI
4.3 Pedoman Lembaga Keprofesian
4.4 Pedoman Atribut HMI dan Lagu (Hymne)
5.
Hubungan
Konstitusi (AD/ART) dengan Pedoman-pedoman Organisasi Lainnya
|
1. Partisipatori
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Ceramah & Tanya Jawab
5. Studi Kasus
|
|
5
|
Manajemen Kepemimpinan dan Keorganisasian (MKO)
|
1.
Pengantar MKO
1.1Pengertian Manajemen, Organisasi, dan Kepemimpinan
1.2Tujuan Manajemen, Organisasi, dan Kepemimpinan
1.3Fungsi Manajemen, Organisasi, dan Kepemimpinan
2.
Karakteristik
Kepemimpinan
2.1Karakteristik Kepemimpinan Secara Umum
2.2Karakteristik Kepemimpinan dalam Islam
2.3Sifat-sifat Rasul sebagai Etos Kepemimpinan
2.4Tipe-tipe Kepemimpinan (umum dan Islam)
3.
Organisasi
Sebagai Sarana dan Alat Perjuangan
3.1Kebutuhan Manusia (Manusia sebagai Makhluk Sosial)
3.2Konsep Berjamaah dalam Islam
3.3Teori-teori Organisasi
3.4Bentuk-bentuk Organisasi Tradisional sampai Modern
3.5Struktur Organisasi
4.
Manajemen
Strategik dan Visioner
4.1Dasar-dasar Manajemen
4.2Unsur Manusia dalam Manajemen
4.3Manajemen Sebagai Pola Pengelolaan Organisasi
4.4Manajemen Sebagai Strategi
4.5Manajemen yang Memiliki Visi
5.
Hubungan antara
Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi
|
1. Partisipatori
2. Diskusi
3. Simulasi
4. Ceramah & Tanya Jawab
5. Studi Kasus
|
·
Buku-buku MKO
·
Buku-buku
Psikologi (yang berkaitan dengan MKO)
|
|
Materi Skunder
|
Terdiri dari MIKP, Keperempuan dan Kohati, Manajemen Aksi, dan Teknik
Sidang
|
|
|
6.
|
MIKP
|
Under Reconstruction
|
|
|
7.
|
Keperempuan dan Kohati
|
Under Reconstruction, lihat
pedoman keperempuanan/kohati
|
|
|
9.
|
Manajemen Aksi
|
Under Reconstruction
|
|
|
10.
|
Teknik Sidang
|
Under Reconstruction
|
|
|
|
Muatan lokal
|
Muatan Lokal disesuaikan dengan kebutuhan komisariat masing-masing.
Misalnya Sastra; diharapkan ada materi yang berhubungan dengan Bahasa,
kesusasteraan dan kebudayaan yang ditinjau dari sudut sains fakultas sastra.
Atau untuk Eksakta, misalnya Metode Penelitian, IT, dsb.
|
|
|
MATRIKS POLA PERKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG SUMEDANG
MATRIKS POLA PERKADERAN HMI CABANG SUMEDANG
FOLLOW UP LEVEL 1 (JENJANG
PERTAMA) == KELAS A
|
|
|
||||||||
|
POLA FOLLOW
UP PASCA LK I
|
METODE
|
KETERANGAN
|
|||||||
A.I
|
UP GRADING MATERI LK I
|
|
3 bulan
Pertama
|
|||||||
|
|
MATERI LK I (KODE A3)
|
Sejarah Perjuangan HMI
|
|
Peserta dibuat dalam limited group terdiri
dari 3-5 orang) yang dipandu oleh satu orang fasilitator
|
|||||
|
|
Konstitusi HMI
|
|
|||||||
|
|
Mission HMI
|
|
|||||||
|
|
Nilai Dasar Perjuangan NDP
|
|
|||||||
|
|
Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi
|
|
|||||||
|
|
|||||||||
Materi Muatan Lokal
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
||||||
B.II
|
UP GRADING MATERI KE-HMI-AN
|
3 Bulan
kedua
|
||||||||
|
1.
|
Up Grading/Kursus
kursus (KODE A2)
|
Keprotokoleran
|
|
Peserta dibuat dalam limited group terdiri
dari 3-5 orang) yang dipandu oleh satu orang fasilitator
|
|||||
|
Kepengurusan
|
|
||||||||
|
Admin.& Kesekretariatan
|
|
||||||||
|
Kebendaharaan
|
|
||||||||
|
Muatan Lokal
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
2.
|
Aktivitas (KODE A1)
|
Kelompok Pengajian Al Qur'an
|
|
Peserta dibuat dalam limited group terdiri
dari 3-5 orang) yang dipandu oleh satu orang fasilitator
|
|||||
|
Kelompok belajar
|
|
||||||||
|
Kelornpok diskusi
|
|
||||||||
|
Pengembangan profesi atau keorganisasian
|
|
||||||||
|
||||||||||
Bhakti sosial
|
|
|||||||||
|
||||||||||
Kepanitian
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
||||||
FOLLOW UP LEVEL 2 (JENJANG
KEDUA)== KELAS B
|
||||||||||
|
POLA FOLLOW
UP PERKADERAN PASCA FOLLOW UP LK I
|
|||||||||
B.
|
INTELLECTUAL/KNOWLEDGE
|
METODE
|
3
– 6 Bulan ketiga
|
|||||||
|
1.
|
Pengetahuan filsafat
|
Filsafat Barat
|
|
|
|||||
Filsafat
Timur
|
|
|
||||||||
Filsafat Islam
|
|
|
||||||||
Logika (Wajib)
|
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
2.
|
Basic Knowledge
Keislaman
|
Bahasa Arab (Wajib)
|
|
|
|||||
Sejarah Sosial Ummat Islam
|
|
|
||||||||
Teologi Islam (ilmu kalam)
|
|
|
||||||||
Quran &tafsir dan ’ulumul quran & ’ulum at tafsir
|
|
|
||||||||
Hadits & Ulumul Hadits
|
|
|
||||||||
Fiqh dan Ushul Fiqh
|
|
|
||||||||
Pemikiran Modern dalam Islam
|
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
3.
|
Basic Knowledge
Umum
|
Sosiologi
|
|
|
|||||
Antropologi
|
|
|
||||||||
Psikologi
|
|
|
||||||||
Politik
dan pemerintahan
|
|
|
||||||||
Ekonomi;
Makro dan Mikro
|
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
4.
|
Wawasan Global
|
Contemporary
Studies
|
|
|
|||||
|
Cultural
Studies
|
|
|
|||||||
|
Wawasan
Internasional
|
|
|
|||||||
B.
|
SKILLS
|
|
||||||||
|
1.
|
Penulisan
|
Penulisan Ilmiah (skripsi/TA, Makalah)
|
|
|
|||||
Penulisan
Populer
|
|
|
||||||||
Penulisan
Laporan Penelitian
|
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
|
Teknologi
Informasi (IT)
|
Software
dan Hardware Komputer
|
|
|
|||||
Internet dan aplikasinya (email, browsing
etc.)
|
|
|
||||||||
Aplikasi
Microsoft Office (Word, Excel, Powerpoint, Publisher, Access) (wajib)
|
|
|
||||||||
Aplikasi
Desain Grafis (Corel Draw & Photoshop)
|
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
2.
|
Kemampuan Retorika dan Komunikasi
Massa
|
Orasi dan public speaking
|
|
|
|||||
Komunikasi
dan Teknik Lobi
|
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
3.
|
Bahasa
Asing
|
Bahasa
Inggris (wajib)
|
|
Pilihan,
1 bahasa asing selain bahasa Inggris. Bahas Inggris merupakan yang bahasa
wajib dikuasai
|
|||||
Bahasa
Jepang
|
|
|||||||||
Bahasa
Mandarin
|
|
|||||||||
Bahasa
Prancis
|
|
|||||||||
Bahasa
Spanyol/latin/ibrani/persia
|
|
|||||||||
Etc.
|
||||||||||
|
4.
|
Metodologi Penelitian (Research)
|
Penelitian
Sosial
|
|
|
|||||
Penelitian
Sains/eksakta
|
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
5.
|
Kewirausahaan
|
|
Disesuaikan
dengan minat; lihat pedoman kewirausahaan di konstitusi
|
||||||
|
||||||||||
|
||||||||||
C.
|
ATTITUDES
|
METODE
|
|
|||||||
|
1.
|
Keshalihan
Individu
|
Kejujuran
|
|
|
|||||
Etika/akhlaq
al karimah
|
|
|
||||||||
Disiplin
|
|
|
||||||||
Baca Quran & terjemah, bahas
isinya
|
|
|
||||||||
Sholat
Berjamaah
|
|
|
||||||||
Penanaman
Nilai-nilai Spiritual
|
|
|
||||||||
Kekeluargaan, persahabatan (ukhuwah
islamiyah)
|
|
|
||||||||
|
2.
|
Keshalihan
Sosial
|
Positive
Mental Attitude
|
|
|
|||||
Charity/social
Activities ; bakti
sosial etc.
|
|
|
||||||||
Etika
pergaulan
|
|
|
||||||||
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
||||||
XX
|
KEPEREMPUANAN (OPTIONAL)
|
|
Disesuaikan
|
|||||||
|
1.
|
Keislaman
|
Perempuan dalam pandangan Islam
|
|
|
|||||
|
||||||||||
Gender
dan Persoalannya dalam Islam
|
|
|
||||||||
|
||||||||||
Fiqh Perempuan
|
|
|
||||||||
|
||||||||||
Fiqih Nikah (dan Rumah Tangga)
|
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
||||||
|
2.
|
Social Attachment
|
Perempuan dan masalah sosial (kenegaraan, kemasyarakatan, etc.)
|
|
||||||
|
||||||||||
|
Perempuan dan Pendidikan
|
|
||||||||
|
||||||||||
|
Perempuan dan Ibu
|
|
||||||||
FOLLOW UP LEVEL 3 (JENJANG
KETIGA) PASCA LK2
|
||||||||||
REFERENSI BUKU
BACAAN PENDUKUNG:
NO.
|
JUDUL BUKU
|
PENULIS
|
PENERBIT
|
JENIS BUKU
|
1.
|
Anggun Berjilbab
|
Nina Surtiretna
|
Mizan
|
Islam dan Keshalihan Individu
|
2.
|
Maqosidus Syariah
|
Yusuf
Qordhowi
|
|
Islam dan Keshalihan Individu
|
3.
|
Jilbab :
Pakaian Wanita Muslimah
|
Quraish
Shihab
|
Lentera
Hati
|
Islam dan Keshalihan Individu
|
4.
|
Dia Ada
Dimana-mana
|
Quraish
Shihab
|
Lentera
Hati
|
Islam dan Keshalihan Individu
|
5.
|
Wawasan Al Quran
|
Quraish
Shihab
|
Mizan
|
Islam dan Keshalihan Individu
|
6.
|
Ayat-ayat Cinta
|
Habiburahman
|
Basmala
|
Novel
Spiritual
|
7.
|
Rekayasa Sosial: Reformasi atau Revolusi
|
Jalaludin
Rahmat
|
Rosda
|
Sosial
dan pergerakan
|
8.
|
Melawan
dengan Teks
|
|
Resist
Book
|
Sosial
dan pergerakan
|
9.
|
Pijar-pijar
Pemikiran Gramsci
|
A.
Pojjolini
|
Resist
Book
|
Sosial
dan pergerakan
|
10.
|
Kemiskinan Global; kegagalan Model Ekonomi
Neoliberalisme
|
Jeremy
Seabrook
|
Resist
Book
|
Sosial
dan pergerakan
|
11.
|
Gerakan – Gerakan Rakyat Dunia Ketiga
|
|
Resist
Book
|
Sosial
dan pergerakan
|
12.
|
Confession
of the economic hit man : Pengakuan Seorang
Ekonom Perusak
|
John
Perkins
|
Abdi
Tandur
|
Sosial
dan pergerakan
|
13.
|
A
Game as Old As Empire :
|
|
|
Sosial
dan pergerakan
|
14.
|
Orang
Miskin Dilarang Sekolah
|
Eko
Prasetyo
|
Resist
Book
|
Sosial
dan pergerakan
|
15.
|
Orang
Miskin Dilarang Sakit
|
Eko
Prasetyo
|
Resist
Book
|
Sosial dan
pergerakan
|
16.
|
Assalamualaikum : Islam itu Agama Perlawanan
|
Eko
Prasetyo
|
Resist
Book
|
Sosial
dan pergerakan
|
17.
|
Sosialisme
Abad 21: Jalan Alternatif Melawan Neoliberalisme
|
|
Resist
Book
|
Sosial
dan pergerakan
|
18.
|
Kritik Antonio
Gramsci terhadap Pembangunan Dunia ketiga
|
Muhadi Sugiono
|
Pustaka
Pelajar
|
Sosial
dan pergerakan
|
19.
|
Islam Ideology
Dunia dan Dominasi Struktur
|
Fachri Ali
|
Mizan
|
Sosial
dan pergerakan
|
20.
|
Ideology
Kaum Intelektual
|
Ali
Syariati
|
Mizan
|
Sosial
dan pergerakan
|
21.
|
Tugas Cendikiawan Muslim
|
Ali
Syariati
|
Mizan
|
Sosial
dan pergerakan
|
22.
|
Masyarakat Sipil untuk Transformatif
|
Mansour
Fakih
|
Pustaka pelajar
|
Sosial
dan pergerakan
|
23.
|
Kemiskinan dan
keterbelakangan di Negara-negara muslim
|
Nabil Subhi At Thawil
|
Mizan
|
Sosial
dan pergerakan
|
24.
|
Globalisme
|
Francis
Fukuyama
|
|
Sosial
dan pergerakan
|
25.
|
The end
of history and the last man (kemenangan kapitalisme dan demokrasi liberal)
|
Francis
Fukuyama
|
|
Sosial
dan pergerakan
|
26.
|
Trust : Kebajikan Sosial dan Penciptaan
Kemakmuran
|
Francis
Fukuyama
|
|
Sosial
dan pergerakan
|
27.
|
The great Disruption : Hakikat Manusia dan
Rekonstruksi Tatanan Sosial
|
Francis
Fukuyama
|
|
Sosial
dan pergerakan
|
28.
|
Jalan Ketiga Pembaruan Demokrasi Sosial
|
Antoni
Gidden
|
Gramedia
|
Sosial
dan pergerakan
|
29.
|
Islam dan
Theologi Pembebasan
|
Asgar Ali
|
|
Sosial
dan pergerakan
|
30.
|
Ideologi,
Agama dan Pembangunan
|
Hasan
Hanafi
|
|
|
31.
|
Pemikiran Politik di Negeri Barat
|
Deliar
Noer
|
|
Pemikiran,
Politik
|
32.
|
Identitas
Politik Umat Islam
|
Kuntowijoyo
|
Mizan
|
Pemikiran,
Politik
|
33.
|
Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik
Bangsa
|
Dawam Raharjo
|
Mizan
|
Pemikiran,
Politik
|
34.
|
Sistem
Politik Islam
|
Abul A’la
Al Maududi
|
|
Pemikiran,
Politik
|
35.
|
Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam
Madinah
|
J. Suyuti
Pulungan
|
|
Pemikiran,
Politik
|
36.
|
Partai Islam Di Pentas Nasional
|
Deliar
Noer
|
|
Pemikiran,
Politik
|
37.
|
Etika Protestan Dan Semangat Kapitalisme
|
Max Weber
|
Pustaka
Promothea
|
Pemikiran,
Politik
|
38.
|
Kapitaslime
Birokrasi dan Agama
|
Max Weber
|
Tiara
Wacana
|
Pemikiran,
Politik
|
39.
|
Berperang demi Tuhan: Fundamentalisme dalam
Islam, Kristen dan Yahudi
|
K.
Amstrong
|
Mizan
|
Pemikiran,
Politik
|
40.
|
Aku Bagian Ummat Aku Bagian Bangsa
|
Deliar
Noer
|
|
Pemikiran
Islam
|
41.
|
Islam,
Doktrin dan Peradaban
|
Nurcholish
Majid
|
Paramadina
|
Pemikiran
Islam
|
42.
|
Islam
keindonesiaan dan kemodernan
|
Nurcholish
Majid
|
Mizan
|
Pemikiran
Islam
|
43.
|
Dialog
Keterbukaan
|
Nurcholish
Majid
|
Paramadina
|
Pemikiran
Islam
|
44.
|
Agama
Peradaban
|
Nurcholish
Majid
|
|
|
45.
|
Pesan-pesan
Takwa
|
Nurcholish
Majid
|
|
Pemikiran
Islam
|
46.
|
Masyarakat
Religius
|
Nurcholish
Majid
|
|
Pemikiran
Islam
|
47.
|
Pintu-pintu
Menuju Tuhan
|
Nurcholish
Majid
|
Paramadina
|
Pemikiran
Islam
|
48.
|
Wawasan Islam
|
Endang Saefuddin A.
|
|
Pemikiran Islam
|
49.
|
Paradigma Islam
|
Kuntowijoyo
|
Mizan
|
Pemikiran Islam
|
50.
|
Revolusi
Integralisme
|
Armahedi
Mahzar
|
Mizan
|
Pemikiran
Islam
|
51.
|
Post
Tradisionalisme Islam
|
Aljabiri
|
LKIS
Yoyakarta
|
Pemikiran
Islam
|
52.
|
Kiri
Islam
|
Hasan
Hanafi
|
|
Pemikiran
Islam
|
53.
|
Kiri
Islam
|
Kazuo
Shimogaki
|
LKIS
Yoyakarta
|
Pemikiran
Islam
|
54.
|
Tekstualitas Al Quran : Kritik Terhadap Ulumul
Quran
|
Nashr
Ahmad Abu Zaid
|
LKIS
Yoyakarta
|
Pemikiran
Islam
|
55.
|
Nalar Islami dan Nalar Modern
|
Muhammad
Arkoun
|
INIS
Jakarta
|
Pemikiran
Islam
|
56.
|
Menalar Firman Tuhan : Wacana Majas dalam AL
Quran Menurut Mu’tazilah
|
Nashr
Ahmad Abu Zaid
|
Mizan
|
Pemikiran
Islam
|
57.
|
Sunni dan
Syiah
|
Quraish
Shihab
|
Lentera
Hati
|
Pemikiran
Islam
|
58.
|
Pergolakan Pemikiran : Catatan Harian Ahmad
Wahib (editor : Djohan Effendi)
|
Ahmad
Wahib
|
LP3ES
|
Pemikiran
Islam
|
59.
|
Islam
Alternatif
|
Muslimin
Abdurahman
|
PustakaFirdaus
|
|
60.
|
Islam dan
Masalah Kenegaraan
|
Syafi'i
Maarif
|
|
|
61.
|
Cakrawala Islam antara Cita dan Fakta
|
Amin Rais
|
|
Pemikiran
Islam
|
62.
|
Tauhid
Sosial
|
Amin Rais
|
|
Pemikiran
Islam
|
63.
|
Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia
|
Amin Rais
|
|
Pemikiran
Islam
|
64.
|
Al Milal
wan Nihal
|
Syahrastani
|
|
Pemikiran
Islam
|
65.
|
Teologi Gender : Antara
Mitos dan Teks Kitab Suci
|
Nasaruddin
Umar
|
|
Pemikiran
Islam
|
66.
|
Menuju Masyarakat Madani,
Gagasan,Fakta dan Tantangan
|
Azzumardi
Azra
|
Rosda Karya
|
Pemikiran
Islam
|
67.
|
Buku Daras Filsafat Islam
|
Muhammad
Taqi Mishbah Yazdi
|
Mizan
|
Filsafat
|
68.
|
Pengantar Filsafat Islam
|
Oliver Leaman
|
Mizan
|
Filsafat
|
69.
|
Melampaui Positivisme dan Modernitas :
Diskursus tentang Metode Ilmiah
|
F. Budi
Hardiman
|
Pustaka
filsafat
|
Filsafat
|
70.
|
Realitas
dan Objektivitas
|
Irmayanti
|
Teraju/PF
|
Filsafat
|
71.
|
Paradigma
Kholistik
|
Armahedi
Mahzar
|
Mizan
|
Filsafat
|
72.
|
Kearifan
Puncak
|
Mulla
Sadra
|
|
Filsafat
|
73.
|
Gerbang
Kearifan
|
Mulyadhi
Kertanegara
|
|
Filsafat
|
74.
|
Filsafat Modern : dari Mazhievelli Sampai
Nietczhe
|
F. Budi
Hardiman
|
Gramedia
|
Filsafat
|
75.
|
Menyoal
Objektivisme ilmu Pengetahuan
|
Donny
Gahral A.
|
Teraju
|
Filsafat
|
76.
|
Pengantar
Filsafat Islam
|
Haidar
Bagir
|
Mizan
|
Filsafat
|
77.
|
Feminisme : dari Kata Hati
|
Gadis
Arivia
|
Teraju
|
Filsafat
|
78.
|
Peran Paradigma dalam Revolusi Sains
|
Thomas
Kuhn
|
Remaja
Rosda Karya
|
Filsafat
|
79.
|
Masih Adakah Tempat Berpijak Bagi Ilmu
Pengetahuan
|
Akhyar
Lubis
|
|
Filsafat
|
80.
|
Pengantar atas teori-Teori Pemahaman
Kontemporer Hermeneutika: Wacana Analitik Psiko Sosial dan Ontologis
|
Roy J.
Howard
|
Nuansa
|
Filsafat
|
81.
|
Dunia
Sophie
|
Josten
Garder
|
Mizan
|
Filsafat (Novel)
|
82.
|
Sejarah
Amerika
|
|
|
Sejarah dan Kebudayaan
|
83.
|
Sejarah
Tuhan
|
K.
Amstrong
|
Mizan
|
Sejarah
dan Kebudayaan
|
84.
|
Sejarah
Hidup Muhammad
|
M. Husein
Haekal
|
|
Sejarah
dan Kebudayaan
|
85.
|
Sejarah
Peradaban Islam
|
Badri
Yatim
|
Rajawali
Press
|
Sejarah dan Kebudayaan
|
86.
|
Ali Bin
Abi Thalib
|
|
|
Sejarah dan Kebudayaan
|
87.
|
Pengantar Teologi Islam
|
Harun Nasution
|
UIPress
|
|
88.
|
Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam
|
Toshihiko Izutsu
|
Tiara Wacana
|
|
89.
|
Hiper-Realitas Kebudayaan
|
Yasraf Amir P.
|
LKIS
|
|
90.
|
Perempuan di Titik Nol
|
Nawal el-Saadawi
|
YOI
|
|
91.
|
Pemikiran Karl Marx
|
Franz Magnis S.
|
Gramedia
|
|
92.
|
Kapitalisme dan Teori Sosial Modern
|
Anthony Giddens
|
UI-Press
|
|
93.
|
Orientalisme
|
Edward W
Said
|
Pustaka
|
|
94.
|
Sosiologi
Suatu Pengantar
|
Soerjono
Soekanto
|
Rosda
|
|
95.
|
Cakrawala
Tasawuf: Sejarah dan
|
|
|
|
96.
|
Tafsir
Sufi
|
Musa
Kazhim
|
|
|
97.
|
Tuhan,
Kalbu dan Iman
|
Ar Razi
|
|
|
98.
|
Metafisika Persia: Sumbangan untuk Sejarah
Filsafat Islam
|
Muhammad
Iqbal
|
Mizan
|
Filsafat
|
99.
|
Teosofi
Cahaya
|
Suhrawardi
|
|
Filsafat
|
100.
|
Psikoanalisa
Sigmun Freud
|
|
|
|
BUKU
RAPORT
EVALUASI
DAN PENILAIAN
Nama
|
:
|
|
Tgl, bln, tahun Masuk
|
:
|
|
ID Anggota
|
:
|
|
Fasilitator
|
:
|
|
Komisariat
|
|
|
ID Fasilitator
|
|
|
FOLLOW UP LEVEL 1 (JENJANG
PERTAMA)
|
||||||||
|
POLA FOLLOW
UP PASCA LK I
|
PENILAIAN
|
||||||
A.
|
UP GRADING MATERI LK I
|
|
I
|
S
|
A
|
|
||
|
|
Materi LK I
|
Sejarah Perjuangan HMI
|
|
|
|
|
|
|
|
Konstitusi HMI
|
|
|
|
|
||
|
|
Mission HMI
|
|
|
|
|
||
|
|
Nilai Dasar Perjuangan NDP
|
|
|
|
|
||
|
|
Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi
|
|
|
|
|
||
|
|
Materi Muatan Lokal
|
|
|
|
|
||
|
|
Nilai Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
B.
|
UP GRADING MATERI KE-HMI-AN
|
|
|
|
|
|
||
|
1.
|
Up Grading/Kursus
kursus
|
Keprotokoleran
|
|
|
|
|
|
|
Kepengurusan
|
|
|
|
|
|||
|
Kesekretariatan
|
|
|
|
|
|||
|
Kebendaharaan
|
|
|
|
|
|||
|
Muatan Lokal
|
|
|
|
|
|||
|
Nilai Rata-rata
|
|
|
|
|
|
||
|
2.
|
Aktivitas
|
Kelompok Pengajian Al Qur'an
|
|
|
|
|
|
|
Kelompok belajar
|
|
|
|
|
|||
|
Kelornpok diskusi
|
|
|
|
|
|||
|
Pengembangan profesi atau keorganisasian
|
|
|
|
|
|||
|
Bhakti sosial
|
|
|
|
|
|||
|
Seminar/bedah buku
|
|
|
|
|
|||
|
|
Nilai Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
POLA FOLLOW
UP PERKADERAN PASCA FOLLOW UP LK I
|
|
||||||
A.
|
INTELLECTUAL/KNOWLEDGE
|
|
|
|
|
|||
|
1.
|
Pengetahuan filsafat
|
Filsafat Barat
|
|
|
|
|
|
Filsafat
Timur
|
|
|
|
|
||||
Filsafat Islam
|
|
|
|
|
||||
Logika
|
|
|
|
|
||||
Etc.
|
|
|
|
|
||||
|
2.
|
Basic Knowledge
Keislaman
|
Bahasa Arab
|
|
|
|
|
|
Sejarah Sosial Ummat Islam
|
|
|
|
|
||||
Teologi Islam (ilmu kalam)
|
|
|
|
|
||||
Quran &tafsir dan ulumul quran &tafsir
|
|
|
|
|
||||
Hadits & Ulumul Hadits
|
|
|
|
|
||||
Fiqh dan Ushul Fiqh
|
|
|
|
|
||||
Pemikiran Modern dalam Islam
|
|
|
|
|
||||
Etc.
|
|
|||||||
|
3.
|
Basic Knowledge
Umum
|
Sosiologi
|
|
|
|
|
|
Antropologi
|
|
|
|
|
||||
Psikologi
|
|
|
|
|
||||
Politik
dan pemerintahan
|
|
|
|
|
||||
Ekonomi;
Makro dan Mikro
|
|
|
|
|
||||
Etc.
|
|
|
|
|
||||
|
4.
|
Wawasan Global
|
Contemporary
Studies
|
|
|
|
|
|
|
Cultural
Studies
|
|
|
|
|
|||
|
Wawasan
Internasional
|
|
|
|
|
|||
B.
|
SKILLS
|
|
||||||
|
1.
|
Penulisan
|
Penulisan Ilmiah (skripsi/TA, Makalah)
|
|
|
|
|
|
Penulisan Populer
|
|
|
|
|
||||
Penulisan proposal/Laporan Penelitian
|
|
|
|
|
||||
|
|
|||||||
|
|
Teknologi
Informasi (IT)
|
Software dan Hardware Komputer
|
|
|
|
|
|
Internet dan aplikasinya (email, browsing etc.)
|
|
|
|
|
||||
Aplikasi Microsoft Office (Word, Excel,
Powerpoint, Publisher, Access)
|
|
|
|
|
||||
Aplikasi Desain Grafis (Corel Draw &
Photoshop)
|
|
|
|
|
||||
|
|
|||||||
|
2.
|
Kemampuan Retorika dan Komunikasi
Massa
|
Orasi dan public speaking
|
|
|
|
|
|
Komunikasi
dan Teknik Lobi
|
|
|
|
|
||||
Etc.
|
|
|||||||
|
3.
|
Bahasa
Asing
|
Bahasa
Inggris
|
|
|
|
|
|
Bahasa
Jepang
|
|
|
|
|
||||
Bahasa
Mandarin
|
|
|
|
|
||||
Bahasa
Prancis
|
|
|
|
|
||||
Bahasa
Spanyo/latin/ibrani/persia
|
|
|
|
|
||||
Etc.
|
|
|||||||
|
4.
|
Metodologi
Penelitian (Research)
|
Penelitian
Sosial
|
|
|
|
|
|
Penelitian
Sains/eksakta
|
|
|
|
|
||||
|
|
|||||||
|
5.
|
Kewirausahaan
|
|
|
||||
|
||||||||
|
||||||||
|
|
|
||||||
C.
|
ATTITUDES
|
|
||||||
|
1.
|
Keshalihan
Individu
|
Kejujuran
|
|
|
|
|
|
Etika/akhlak
|
|
|
|
|
||||
Disiplin
|
|
|
|
|
||||
Baca
Quran & terjemah
|
|
|
|
|
||||
Sholat
Berjamaah
|
|
|
|
|
||||
Penanaman
Nilai-nilai Spiritual
|
|
|
|
|
||||
|
|
|||||||
|
2.
|
Keshalihan
Sosial
|
Positive
Mental Attitude
|
|
|
|
|
|
Charity/social
Activities
|
|
|
|
|
||||
Etika
pergaulan
|
|
|
|
|
||||
|
|
Apa yg dimaksud dengan PERKADERAN MODEL I-S-A?
BalasHapusBisa dijelaskan juga kah apa itu MMQ?
Karena dari pembacaan saya terhadap artikel2 di atas tidak pernah disebutkan kepanjangan dari MMQ dan I-S-A.