MENULIS DAN ARTI DARI MENULIS
Bagiku menulis adalah hoby, suatu pekerjaan yang saya lakukan yang kadang membutuhkan waktu berjam-jam untuk menuangkan ide dan gagasan, atau sekedar corat-coret perjalanan kehidupanku dari hari ke hari, dari keletihan dan kepenatan hidup hingga segudang harapan dan cita-cita masa depan, baik diriku maupun bangsa, bangsa dan dunia ini.
Bagiku, menulis ya menulis saja. Ungkapan hati / perasaan hingga menumpahkan gagasan dan imajinasi kehidupan, menulis tidak harus mengikuti pakem-pakem yang dibatasi oleh para akademisi kampus, yang pada akhirnya kering dari kreatifitas dan gersang bahasanya, tidak seperti air menyumber yang darinya mengalir jutaan ide brilian, imajinatif, kreatif dan mampu menggerakkan jiwa seorang manusia untuk melakukan sesuatu yang tercantum/terurai pada setiap gagasan yang ada.
Menulis haruslah merdeka, tidak terbelenggu oleh logika-logika teoritis manusia yang mengerdilkan otak manusia itu sendiri. Penulis harus mampu keluar dari pakem yang ada dan mampu mencipta pakemnya sendiri. Ini masalah gaya, masalah ketajaman berpikir dan kepekaan rasa kita terhadap sekeliling kita.
Menulis dan menulislah, biarlah waktu yang akan mengkoreksi setiap kata dan unsur-unsur dari kalimat tulisan kita. Susunlah ide-ide kita agar menjadi kalimat yang hidup. Bagai bara yang siap membakar jiwa setiap pembaca. Menulis janganlah takut salah atau tulisannya akan dikritik dan dihujat. Menulis dan menulislah, sehingga akan terasahlah jiwa kita, akan semakin halus dan tajam jiwa kita. Begitu juga tulisan kita nantinya, akan semakin halus, tajam, berisi dan penuh makna.
Oleh karena itu, menulislah dengan segenap hati dan fikiran kita, sepenuh jiwa raga kita, kecerdasan akal kita, kepekaan kita, dan sehingga kejernihan akal fikir kita ini akan mampu menjadi cermin yang akan terus mencerminkan diri kita sebagai manusia seutuhnya.
AHLAN EL-FAZ
Menulis haruslah merdeka, tidak terbelenggu oleh logika-logika teoritis manusia yang mengerdilkan otak manusia itu sendiri. Penulis harus mampu keluar dari pakem yang ada dan mampu mencipta pakemnya sendiri. Ini masalah gaya, masalah ketajaman berpikir dan kepekaan rasa kita terhadap sekeliling kita.
Menulis dan menulislah, biarlah waktu yang akan mengkoreksi setiap kata dan unsur-unsur dari kalimat tulisan kita. Susunlah ide-ide kita agar menjadi kalimat yang hidup. Bagai bara yang siap membakar jiwa setiap pembaca. Menulis janganlah takut salah atau tulisannya akan dikritik dan dihujat. Menulis dan menulislah, sehingga akan terasahlah jiwa kita, akan semakin halus dan tajam jiwa kita. Begitu juga tulisan kita nantinya, akan semakin halus, tajam, berisi dan penuh makna.
Oleh karena itu, menulislah dengan segenap hati dan fikiran kita, sepenuh jiwa raga kita, kecerdasan akal kita, kepekaan kita, dan sehingga kejernihan akal fikir kita ini akan mampu menjadi cermin yang akan terus mencerminkan diri kita sebagai manusia seutuhnya.
AHLAN EL-FAZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar