Strategi Perkaderan HMI Dalam Rangka Mencetak
Insan Paripurna di Era Global
HMI sebagai organisasi
kader (pasal 8 AD) sangat bertumpu pada proses kaderisasi anggotanya, suatu
proses yang harus ditempuh dengan kontinyu, berkesinambungan. Baik dari mulai
proses rekruitmen, pembinaan, hingga pengabdian. Perjalanan proses perkaderan
sudah cukup lama, perkaderan HMI sudah sudah melewati banyak fase, dari mulai
kemerdekaan RI hingga era reformasi. Mulai dari perjuangan fisik, perjuangan
ideologi, perjuangan politik. Dan kedepan, tantangan perjuangannya pada
berbagai aspek multidisipliner, mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, hukum,
seni, budaya, sains, teknologi ,dll.
HMI sebagai rumah perkaderan (second campus) harus mampu mencetak
kader-kadernya agar memiliki multidisiplin secara
konsep hingga terampil di lapangan. HMI sebagai rumah perkaderan harus mampu
mencetak kader-kader yang peka zaman dan mampu
berkompetisi dalam persingan global. Mampu mengadakan perubahan-perubahan
sebagai mana yang tercantum dalam tujuan HMI, yaitu kualitas 5 insan cita.
Perkaderan HMI sebagai suatu rencana jangka panjang (grand strategy) dalam rangka mencetak generasi muda yang kreativ dan inovatif membutuhkan stategi yang dinamis sehingga akan memiliki braind
perkaderan yang dibutuhkan
para mahasiswa dikampus sekarang dan dimasa yang akan datang. Inspirasi ini lahir / diilhami oleh dinamika generasi
muda dan begitu cepatnya perkembangan teknologi, media sosial, buku-buku dan pedoman perkaderan yang ada
dengan grand strategi-nya, juga tujuan HMI, kredo-kredo yang ada didalamnya dan telah
membudaya di HMI .
Tuntutan globalisasi bukan hanya sekedar kemampuan intelektual dan agama yang kuat saja, namun kader HMI dituntut untuk memiliki beberapa hal antar lain : Pertama, memiliki keterampilan / profesionalisme. Kedua, kepemimpinan sistemik (leadership). Ketiga, kemandirian yang kokoh. Keempat, memilki kemampuan strategi dan taktis. Kelima, kemampuan dalam menggunakan dan mengontrol teknologi dan media sosial.
Beberapa hal tersebut diatas harus dimiliki kader HMI kedepan sebagai nabi-nabi sosial dimasyarakat, dalam rangka mengadakan / menciptakan perubahan-perubahan sosial dimasyarakatnya. Dan pada gilirannya akan membangun suatu peradaban Islam dimuka bumi ini.
Dan tidak berlebihan jika HMI akan mencetak insan-insan paripurna dimasa mendatang, karena perangkat pendukung perkaderan sudah ada. Perangkat pendukung itu antara lain : Pertama, konstitusi, yang didalamnya ada AD/ART dan pedoman perkaderan juga pedoman-pedoman yang lainya. Kedua, BPL (Badan Pengelola Latihan), suatu badan otonom yang dialamnya menghimpun para instruktur-instruktur dari berbagai macam kualifikasi keilmuaanya yang berfungsi sebagai intelektual organik dalam proses perkaderan HMI. Ketiga, budaya pekaderan yang sudah terbentuk di HMI itu sendiri. Keempat, infrastruktur yang menunjang perkaderan, fasilitas dan financial. Kelima, perkaderan HMI berbasis IT
Kompetisi terbuka sudah terjadi semenjak dekade pertama abad 21, sejalan dengan masuknya era revolusi teknologi informasi dan komunikasi. Don Tapscott dan Anthony D. Williams dalam karyanya WIKINOMICS (2008) menyebutkannya sebagai era ekonomi keempat; sebuah era yang bertitik tolak bahwa internet sebagai medium kolaborasi komunikasi-informasi massal bukan lagi sebatas medium mencari dan menyimak informasi, tapi juga perangkat dalam membuat keputusan. Era ekonomi keempat ini juga hasil perkawinan revolusi teknologi informasi dengan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.
Tuntutan globalisasi bukan hanya sekedar kemampuan intelektual dan agama yang kuat saja, namun kader HMI dituntut untuk memiliki beberapa hal antar lain : Pertama, memiliki keterampilan / profesionalisme. Kedua, kepemimpinan sistemik (leadership). Ketiga, kemandirian yang kokoh. Keempat, memilki kemampuan strategi dan taktis. Kelima, kemampuan dalam menggunakan dan mengontrol teknologi dan media sosial.
Beberapa hal tersebut diatas harus dimiliki kader HMI kedepan sebagai nabi-nabi sosial dimasyarakat, dalam rangka mengadakan / menciptakan perubahan-perubahan sosial dimasyarakatnya. Dan pada gilirannya akan membangun suatu peradaban Islam dimuka bumi ini.
Dan tidak berlebihan jika HMI akan mencetak insan-insan paripurna dimasa mendatang, karena perangkat pendukung perkaderan sudah ada. Perangkat pendukung itu antara lain : Pertama, konstitusi, yang didalamnya ada AD/ART dan pedoman perkaderan juga pedoman-pedoman yang lainya. Kedua, BPL (Badan Pengelola Latihan), suatu badan otonom yang dialamnya menghimpun para instruktur-instruktur dari berbagai macam kualifikasi keilmuaanya yang berfungsi sebagai intelektual organik dalam proses perkaderan HMI. Ketiga, budaya pekaderan yang sudah terbentuk di HMI itu sendiri. Keempat, infrastruktur yang menunjang perkaderan, fasilitas dan financial. Kelima, perkaderan HMI berbasis IT
Kompetisi terbuka sudah terjadi semenjak dekade pertama abad 21, sejalan dengan masuknya era revolusi teknologi informasi dan komunikasi. Don Tapscott dan Anthony D. Williams dalam karyanya WIKINOMICS (2008) menyebutkannya sebagai era ekonomi keempat; sebuah era yang bertitik tolak bahwa internet sebagai medium kolaborasi komunikasi-informasi massal bukan lagi sebatas medium mencari dan menyimak informasi, tapi juga perangkat dalam membuat keputusan. Era ekonomi keempat ini juga hasil perkawinan revolusi teknologi informasi dengan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.
Lebih lanjut, menurut Imam B. Prasodjo, setelah era teknologi
informasi dan komunikasi maka kita akan menyongsong era berikutnya yaitu era
trans cultural society. Dimana
transformasi antar budaya akan terjadi dengan cepat, karena semua informasi
bisa didapat, jejaring sosial akan memudahkan setiap individu untuk menjadi
subyek dari pembangunan peradaban baru.
Dalam era tersebut, para anak muda indonesia haruslah siap
dalam segala hal. Berpengetahuan luas, mendiri secara ekonomi, memiliki
jaringan bisnis internasional, dan punya perangkat teknologi canggih, sekaligus
didukung oleh kebijakan negara yang memberi ruang lebih pada pemuda.
Kreativitas dituntut untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru dalam merebut
pengaruh dunia.
AHLAN EL-FAZ (ketum BPL PBHMI)