DISKURSUS PEDOMAN PERKADERAH HMI
DI ERA GLOBALISASI
HMI sebagai organisasi kader sangatlah
bertumpu pada proses kaderisasi anggotanya, suatu proses yang harus ditempuh
dengan kontinyu, berkesinambungan. baik dari mulai proses rekruitmen,
pembinaan, hingga pengabdian.
HMI sebagai organisasi kader yang
mencetak generasi masa depan bangsa ini, sudah seharusnya memiliki sebuah guidance (pedoman) dasar perkaderan yang
fleksibel dan mampu menjadi alat pencetak insan cendekia yang akan dibutuhkan
dalam kehidupan bangsa ini, 20-50 tahun kedepan.
Pedoman perkaderan HMI yang harus mampu
menjawab persoalan yang baru dan menjadi strategi pembinaan sumber daya manusia
dimasa yang akan datang. Globalisasi sebagai tema sentral dalam kurun waktu 30
tahunan kedepan harus mampu dibingkai dalam proses-proses training dan follow
up nya, sehingga kader-kader HMI akan mampu menjadi garda depan, pelopor
perubahan untuk mewujudkan masyarakat madani.
Oleh karena itu, sudah saatnya ada
evaluasi dan revitalisasi perkaderan HMI, karena pedoman yang dibentuk disaat
awal reformasi sudah tidak sesuai lagi dalam rangka untuk menjawab kebutuhan
era globalisasi. sistem perkaderan harus dibenahi, dikonstruksi untuk menjadi
pedoman yang ideal dimasa kini, sehingga out put-nya memenuhi standar kualitas
internasional. Kedepan sudah era post-industri, dimana isu lingkungan, HAM,
pendidikan, kesehatan, keamanan akan menjadi trend setter, oleh karena itu,
perkaderan HMI kedepan sudah harus mamapu menjadi pijakan awal dalam membentuk
insan-insan cendekia dalam rangka berkompetisi dikancan dunia internasional.
Selain peran intelektualitas, pedoman
perkaderan HMI harus mampu mencetak kader-kader HMI yang memiliki spirit
profesioanalitas yang tinggi,
kemandirian ekonomi yang kokoh, moralitas yang teguh, dan keimanan yang
mendalam. sehingga HMI akan benar-benar mampu mengerakan pemuda yang akan
menjadi motor perubahan, bukan hanya sekup nasional namun sudah internasional.
Dan disinilah peran bahasa-bahasa internasional
sangat kita butuhkan, kader HMI harus dibekali minimal 2 bahasa internasional,
baik untuk urusan diplomatik, bisnis/perdagangan, keilmuan maupun transformasi
budaya. Training-training HMI harus memiliki standar kelayakan pada setiap
kelulusanya, sehingga mampu dipertangtanggungjawabkan baik dinternal maupun
eksternal HMI, yaitu kala harus berkompetisi dalam dunia keilmuan, profesional,
bisnis, dll.
Perjalanan proses perkaderan HMI sudah
cukup lama, prkaderan HMI sudah melewati banyak fase dari mulai kemerdekaan
NKRI, mulai dari fase perjuangan fisik,
perjuangan ideologi, fase perjuangan politik, dan kedepan adalah fase perjuangan ekonomi, keilmuan dan
teknologi, budaya, dan moralitas juga agama. dari mulai perjuangan melawan kebodohan dan kelaliman
penguasa, perjuangan melawan penindas (kapitalis) dan kini adalah perjuangan
untuk kemakmuran, perdamaian, kesejahteraan, dan harkat martabat kemanusiaan,
juga penegakan syiar nilai-nilai Islam.
Perkaderan HMI bukanlah buku kosong,
atau konsep kosong, namun harus menyatu menjadi jiwa bagi para kader HMI,
sistem penggerak perubahan. ruh HMI harus kita bangkitkan kembali, menata yang
telah terserak, mengokohkan kembali perkaderan, berarti kita telah mencetak
jutaan benteng ata garda depan perubahan dunia internasional dalam lillahi kalimatillah, syiar islam dimuka
bumi ini, karena tugas kenabian hari ini dan kedepan ada ditangan kita,
generasi umat Islam, khusus kader HMI. Kerna HMI sebagai kawah condro dimuko
untuk mencetak muslim kaffah dalam
membentuk masyarakat adil makmur yang diridloi Alloh SWT.
Jakarta, 20 Oktober 2014
AHLAN EL-FAZ (Ketum BPL PBHMI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar