Minggu, 07 Juli 2024

 EVALUASI MUNAS BPL HMI KE - 7

FORUM Munas haruslah menjadi forum sakral yang membahas terkait dengan pola pembinaan Instruktur, kode etik, PDRT, PKN dan tetek bengeknya terkait perkembangan dan peningkatan kualitas dan kuantitas instruktur dalam rangka menunjang keberlangsungan dan kemajuan perkaderan HMI, Forumpun dibuat dengan prinsip musyawarah mufakat, sehingga menghasilkan sistem yang berkualitas dan pimpinan yang memiliki kemampuan diatas rata2.
Saya memperhatikan dari dekat proses ini, dan bahkan saya diberi waktu untuk mengarahkan dari proses pra Munas bersama para mantum lainya, bahkan saya sendiri memberikan brainstorming untuk para peserta dan panitia munas, dan kita cukup bangga bahwa gairah perkaderan oleh para instruktur itu masih ada, terbukti denan banyaknya yang ikut proses kontestasi untuk jadi pimpinan yang berjumlah 8 calon ketum, dan banyaknya peserta Munas ke 7, yang biasanya diikuti oleh puluhan cabang, sekarang diikuti 100 cabang lebih.
Ini artinya secara kelembagaan BPL semakin kokoh diberbagai cabang, dan hal ini sudah saya gambarkan dalam berbagai pertemuan Instruktur baik formal (baik SC maupun lokakarya) dan informal seperti pertemuan dengan para instruktur senior dan para mantum BPL PBHMI, bahwa kita kedepan harus siap saat BPL itu secara kelembagaan sudah tertata dari BPL PBHMI, KORWIL, CABANG, dan perlu diingat bahwa BPL ini memiliki keanggotaan secara nasional yg didata dari setiap proses Senior course dan training instruktur lainya.
Pada gilirannya kedepan forum semacam Munas ini pesertanya akan seperti kongres atau Munas kohati, jumlahnya bisa ratusan, namun kita harus tetap memiliki sistem yang ketat dan budaya Instruktur yang harus terus dipegang teguh, yaitu musyawarah mufakat, dari sini saya punya beberapa catatan utk Munas BPL Kedepan:
Pertama, Pra Munas, proses ini dalam rangka persiapan dan menjaring instruktur yang akan duduk dipucuk pimpinan dan pengurus BPL PBHMI dalam satu periode kedepannya, pra Munas ini sebaiknya dijalankan dengan proses seperti pada organisasi besar semacam Muhammadiyah, yaitu dari seluruh cabang memilih 1-3 Instruktur yang memiliki jenjang perkaderan secara purna (minimal sudah LK3 dan SC) secara e voting, kemudian diakomodir oleh steering dan dipilih 10-20 nama dengan pilihan terbanyak dari cabang, kemudian diproses khusus oleh senior instruktur sehingga mereka memahami betul terkait dunia perkaderan secara nasional dan global, setelah itu mereka suruh memilih secara mufakat pimpinannya untuk duduk sebagai Ketum BPL PBHMI, dan yg lainya untuk jadi pengurusnya dan korwil.
Kedua, forum M


unas adalah forum silaturahmi dan adu gagasan perkaderan HMI oleh para instruktur HMI, forum Munas akan membahas persoalan pelik perkaderan, membuat konsep pola pembinaan, buku2 pedoman dan panduan training dan follow up dll, membahas PKN untuk meningkatkan SDM Instruktur dan kualitas perkaderan pada umumnya.
Ketiga, Munas harus membahas secara detail langkah2-langkah untuk perkaderan cabang-cabang diluar negeri, membuat pedoman dan panduan berbagai macam bahasa internasional
Keempat, digitalisasi perkaderan HMI, mematangkan kembali, bagaimana BPL HMI punya aplikasi perkaderan HMI secara online, para instruktur didorong utk membuat konten2 perkaderan, dan mengaktifkan medsosnya agar bisa jadi bahan rujukan para kader HMI.
Kelima, membangun jejaring training secara global.
Itulah beberapa catatan saya dari Munas BPL KE 7 di BPSDM Jateng, Semarang, 26-30 Juni 2024.
Ahlan El-faz
Ketum BPL PBHMI periode 2013-2016