REMBULAN PUTIH DI LANGIT JAKARTA VI
(cahaya dan senyum)
(cahaya dan senyum)
Langit teduh di atas gemerlap lampu lampu ibukota
Dan bayang bayang hitam dibumi yang tak lagi berdamai
Dan bayang bayang hitam dibumi yang tak lagi berdamai
Rasa yang bergelombang menyelinap dalam ruang ruang kian membaja
Hey kekasih, untuk kesekian kali di langit rembulan cehaya putih
Tersenyum menampar wajah kegundahan seorang lelaki
Terdiam dalam hening, di malam malam yang hanya dipenuhi oleh getaran dalam dimensi yang datar
Hey kekasih, untuk kesekian kali di langit rembulan cehaya putih
Tersenyum menampar wajah kegundahan seorang lelaki
Terdiam dalam hening, di malam malam yang hanya dipenuhi oleh getaran dalam dimensi yang datar
Hey, cahaya timur dan senyuman yang menggerakkan jemariku
Melukis dalam dimensi ruang dan waktu yang tak terbatas,
Bergemuruh, disaksikan oleh bintang dan semesta
Dan mendebur dipesisir selatan
Diantara tebing tebing kerinduan
Melukis dalam dimensi ruang dan waktu yang tak terbatas,
Bergemuruh, disaksikan oleh bintang dan semesta
Dan mendebur dipesisir selatan
Diantara tebing tebing kerinduan
Kau cahaya yang terlukis dari senyuman seorang gadis jawa
Sangat lembut, kau utarakan dimalam rembulan bercahaya putih
Dan bidari bidari langit menjadi cemburu
Namun tak kuasa, kerna rindu yang berdinding gedung gedung pencakar langit
Membentur jiwa nan putih
Kesucian yang nampak dari tiap senyum
Dan halusnya olah jiwa yang bergetar
Membangun ruang cinta dimusim yang tak lagi berdamai
Di negeri yang elok namun bising
Dan manusia yang semakin kalap.
Sangat lembut, kau utarakan dimalam rembulan bercahaya putih
Dan bidari bidari langit menjadi cemburu
Namun tak kuasa, kerna rindu yang berdinding gedung gedung pencakar langit
Membentur jiwa nan putih
Kesucian yang nampak dari tiap senyum
Dan halusnya olah jiwa yang bergetar
Membangun ruang cinta dimusim yang tak lagi berdamai
Di negeri yang elok namun bising
Dan manusia yang semakin kalap.
Cempaka Putih,
JS.17
JS.17