MEMPEREBUTKAN RUANG DAN PERAN KETOKOHAN
DIPERUMAHAN BUMI BUNDER INDAH REGENCY
(DINAMIKA KONFLIK ANTARA GENERASI MUDA VS GENERASI TUA)
Dinamika warga dalam beberapa
tahun selama tinggal diperumahan ini sudah sangat bagus, dari awalnya apatis dengan
semua kegiatan warga, namun semua itu terus berjalan dengan adanya edukasi dari
berbagai pihak, sehingga dari forum warga itu muncullah kesadaran berorganisasi
dan berbagai aktivitas yang positif tentunya,. Dari mulai membangun non fisik
hingga pembangunan fisik, hal ini kerna dari pihak pengembang seperti
menelantarkan terkait dengan pembangunan fasum, seperti contoh pembangunan
tempat olahraga, taman, dan paling utama adalah persoalan kebersihan dan
sampah.
Kesadaran warga itulah yang
kemudian memunculkan ide ide kreatif warga dan dengan cara swadaya untuk membangun
berbagai fasilitas yang dibutuhkan warga. Pertama,
pembuatan palang pintu masuk diperumahan. Kedua,
pos kampling atau jondol. Ketiga, pembuatan
sport centre untuk olahraga, yaitu lapangan multi fungsi. Keempat, membereskan perihal tempat ibadah, yaitu satu satunya
musholla yang ada diperumahan, dimulai dari pembuatan tempat wudlu dan tempat
cuci kaki yang standar, pintu Utara, menara pengeras suara, dan ruangan untuk
kantor/gudang. Kelima pembatas
jembatan, kerna jika dibiarkan bisa membahayakan bagi pengendara, khusunya anak
anak. Keenam adalah pembangunan taman sekitar musholla.
Dan semua itu dilakukan secara swadaya tanpa bantuan dari pengembang atau
bahkan pihak pemerintah desa sekalipun.
Selama dua tahun lebih warga
perumahan tumbuh kesadaran, loyalitas dan royal terhadap kebutuhan, kepentingan
bersama dan kemajuan lingkungan. Dinamika dan proses terus berjalan walau
terkadang ada benturan, konflik-konflik kecil yang muncul, namun dengan sikap
kedewasaan bisa teratasi dengan musyawarah bersama. Sehingga semua bisa
diwujudkan baik itu pembangunan fisik yang menunjang kegiatan warga maupun yang
non fisik seperti jamiyah, pengajian dan kegiatan-kegiatan edukasi masyarakat lainya.
Konflik kepentingan dan peran
developer yang tidak berimbang.
Konflik kepentingan dan peran
developer yang tidak berimbang, bahkan terkesan mengunakan bahasa teror dan
ancaman tiba tiba diarahkan pada warga khususnya yang selama ini berperan aktif
dalam pembangunan lingkungan dan perumahan. Developer secara tiba-tiba
membekukan DKM al-makshum yang baru beberapa bulan disahkan dihadapan
masyarakat umum. Dengan mencari cari alasan yang sebenarnya tidak ada faktanya,
semua dituduhkan pada pengurus lama yang telah dibubarkan. Informasi yang
disampaikan tidak sesuai fakta, dan kesannya mengada ada, bahkan menimbulkan
fitnah yang keji.
Tidak sampai disitu saja,
ternyata berikutnya adalah mengincar pengelolaan sampah yang selama ini
dibentuk dari kesadaran warga, berawal dari forum warga yang diwakili oleh
koordinator blok, yang kemudian dilembagakan dalam wadah bernama BALISTIK.
Dengan nada penuh ancaman berkali kali, hingga sampai mengancam jiwa petugas
sampah, sungguh sangat disayangkan, niat warga yang dari awal menginginkan
kebersihan lingkungan dan membantu persoalan sampah yang tidak kunjung bisa
ditangani oleh developer dan pihak desa yang diwakili oleh RT berujung pada
pengambil alihan secara paksa.
Dan harus diingat, BALISTIK
adalah kumpulan dari para orang orang merdeka, bekerja tanpa pamrih apalagi
berharap imbalan, dengan semangat mengelora demi terciptanya system dan
masyarakat yang berperadaban, walau hari ini kembali ke barak, namun jika suatu
saat jiwa mudanya terpanggil oleh kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan
tujuan yang benar, maka semua akan siap kembali dengan semangat baru tentu.
Munculnya para pahlawan
kesiangan.
Entah siapa yang mengkomando,
tiba-tiba bermunculan orang orang yang selama ini tidak berperan sama sekali
diperumahan ini, dengan tujuan yang sama, yaitu merebut semua yang selama ini
sudah dibentuk dengan susah payah dan swadaya oleh berbagai elemen dan warga,
sungguh tidak punya malu!. Ketika merintis tidak berperan apa apa, tiba tiba
muncul bak pahlawan. Dengan bahasa klaim dan iming iming, memperebutkan pepesan
kosong diperumahan ini. Bagi saya yang tahu betul proses dari awal sungguh
sangat menyesalkan prilaku mereka, dengan penuh kebencian dan fitnah sama sini,
untuk merebut yang bukan hak nya. Dan suatu saat akan membahayakan jika terus
dipupuk dalam waktu yang lama.
Mereka yang beribadah dengan
nafsu.
Tidak boleh ada paksaan pada
seseorang dalam beribadah, kerna beribadah adalah hak paling azazi seseorang
pada tuhanya, hal hal yang mubah tidak harus digembar-gemborkan dengan pengeras
suara dimusholla dengan menyalahkan berbagai pihak yang notebene adalah sesama
muslim diperumahan. Bagi siapapun punya hak untuk menjalankan ritual/ibadahnya
masing masing, tidak perlu disuruh-suruh bahkan dipaksa paksa, apalagi merasa
paling benar hingga sampai mengkultuskan seseorang. Sampai muncul bahasa yang
menurut saya sangat fatal, yaitu “siapa yang meramaikan musholla/tajug bakal
disembah”. Ini adalah kalimat syirik luar biasa, kerna menyambah itu hanya
kepada Alloh SWT. BUKAN pada makhluk apapun. Dan sebaik apapun yg dilakukan manusia, dia
tetaplah makhluk dan tidak pantas untuk disembah sembah.
Dari berbagai rentetan peristiwa
yang terjadi hingga akhir tahun 2023 ini, marilah kita koreksi diri masing
masing, tentang tujuan hidup kita, baik sesama manusia (Hablum minannas),
hubungan dengan Tuhan (hablumminalloh), dan dengan alam/lingkungan (Hablum
minal alam), semua harus dilakukan dengan keyakinan dan hati yang bersih, tulus
ikhlas, jangan dibarengi dengan nafsu, kebencian dan dendam. Yang pada
gilirannya menjadikan amal yang kita lakukan itu tertolak dan tak bernilai
disisi Tuhan. Dan saya kira minta maaf dengan mulut saja tidaklah cukup kalau
tidak diimbangi dengan perilaku. apalagi semena mena, membenci yang tidak sependapat
dan terus memupuk rasa dendam sesama warga perumahan bumi bunder indah regency
yang kita diami selama ini.
Ahlan el-faz